13-1

2.6K 202 10
                                    


Nayoung mengerjapkan matanya.
"Eodigachi?"
Nayoung terduduk lalu memegangi kepalanya yang pening.
Ia melirik ke arah jam digital di nakas.
Waktu menunjukan pukul 00:42 dini hari.

"Ah sepertinya aku masih mabuk"
Nayoung berbicara sendiri.

Matanya terlihat menjelajahi seluruh isi kamar.

"Ah kamar kim mingyu"
Setelah mengingat nama itu entah mengapa mood nayoung kembali turun.

"Tapi kemana mingyu?"

Ia pun turun dari ranjang mencoba mencari mingyu.

Setelah berjalan mengintari kamar mingyu yang luas ia menemukan mingyu yang terlelap tidur di sofa tanpa selimut dan bantal.

Nayoung menghampiri mingyu yang tertidur.

Mingyu terlihat menggiggil dalam tidurnya.
Pantas ia menggiggil seperti itu, sebentar lagi akan memasuki musim dingin dan ia tertidur di sofa tanpa selimut dan dengan AC yang menyala.
Nayoung yang menyadarinya pun mematikan AC menggunakan remote yang ada di meja lalu bergegas mengambil selimut dan bantal yang tadi ia pakai.

Nayoung mengangkat kepala mingyu dan menyangga kepala mingyu meggunakan bantal yang tadi ia ambil lalu menyelimutinya menggunakan selimut.

Nayoung pun berlutut di samping mingyu yang terlelap di sofa.
Ia mengelus ngelus pucuk kepala mingyu seraya memandangi wajah tampan suminya.

"Kim mingyu"

"Kau tau aku sangat ingin mengetahui siapa itu chou tzuyu"
Nayoung masih mengelus pucuk kepala mingyu.

"Wae saat aku menanyakannya tadi kau langsung mengubah ekspresimu menjadi dingin, itu sangat menyakitkan"
Nayoung terus berbicara seakan mingyu mendengarkannya.

Mingyu yang sedari tadi terlihat tiba-tiba terduduk.

Nayoung lantas terlonjak.
"Ommo gapchagiya"

Mingyu dengan gerakan cepatnya mencium bibir nayoung.

Chu

Nayoung hanya mematung menanggapi aksi mingyu

Matanya terbelalak.

'Yak paboya sadarlah si lelaki sialan sedang mencium mu'
Batin nayoung seakan berbicara tapi gerak tubuh nya seperti biasa membantah apa yang di perintahkan si fikiran.

Jarak wajah mereka masih dekat.
Deru nafas mingyu bisa dirasakan oleh nayoung.

"Mianhae sudah menyakitimu"

Mingyu berbicara dengan mata yang sayu dan rambut yang berantakan.

Segurat rona merah terlihat di kedua pipi nayoung.
Ia tersipu. matanya masih membalas tatapan mingyu.

Setelah beberapa detik bertatapan nayoung seakan tersadar.

"Yak kau menciumku!"

Nayoung pun berlari ke arah ranjang yang tadi di tidurinya.

Mingyu yang masih terduduk akhirnya tertawa renyah.
Ia menertawai tingkah polos nayoung yang berlari karena malu.

Sedangkan nayoung hanya berbaring di ranjang dan menutup kepalanya dengan bantal.

"Yak kenapa aku berlari kesini aish.. Seharusnya aku pergi ke kamarku"

"Yak jangan berlari kau"
Mingyu pun menyusul nayoung yang sedang berbaring di ranjang dengan bantal yang menutupi kepalanya.

"Jangan mendekaat!"
Nayoung berteriak.

Mingyu tidak mendengarkan nayoung, ia terus mendekati nayoung dan terduduk di tepi ranjang

Marriage ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang