11-1

2.6K 207 0
                                    


"Tentang tawaranmu itu, ak..aku bersedia menikah denganmu"

Ckiiiiiittt......

Mingyu mengerem mobilnya secara tiba tiba ke pinggir jalan.

Nayoung tersentak dibuatnya kepala nayoung hampir membentur kaca mobil di depannya.

"yak!, bagaimana jika kepalaku menabrak kaca itu"
Ucap nayoung seraya memegangi keningnya.

Mingyu lalu menoleh ke arah nayoung masih memegangi setirnya.

Mereka saling menatap satu sama lain selama 5 detik.

"Mengapa kau menatapku seperti itu"
Nayoung memalingkan wajahnya.
Jantungya sudah berdebar tak karuan saat mingyu menatap matanya.

"Kau benar mau membantuku?"

"Apakah aku terlihat bercanda? Sekarang keadaanku sedang sangat darurat, anggap saja kita saling membantu"
Nayoung angkat bicara dan memberanikan diri untuk menatap manik mata mingyu. Keseriusan tersirat di sorot matanya.

Mingyu tersenyum sangat menawan menampakan gingsulnya.
Siapapun akan terpana melihatnya.

Nayoung memandangi wajah mingyu yang sangat tampan jika sedang tersenyum seperti ini.

Selang beberapa detik mingyu berhambur memeluk nayoung.

Nayoung terlonjak, pipinya bersemu merah.
Jantungnya sudah berdetak tak beraturan.

"A..apa yang kau lakukan pabo"

"Komawoyo"

"Bisakah kau melepaskan pelukannya, ini..ini agak.."

Sebelum nayoung menamatkan berbicaranya mingyu sudah melepaskan pelukannya.

"A..mi..mian, tadi ak..aku spontan melakukannya"
Ucap mingyu gelagapan seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal

Nayoung pun juga gelagapan dibuatnya.
"Yak pa..palli jalankan mobilmu, aku butuh istirahat"

Tanpa pikir panjang mingyu pun melajukan kembali mobilnya.

°°°°°

Satu kata yang ada di benak nayoung saat memasuki rumah mingyu.

Mewah.

Ya, rumah mingyu sangatlah mewah, memang ini bukan pertama kalinya ia mengunjungi rumah mingyu. Tapi entahlah, ia selalu terkagum kagum melihat arsitektur mewah rumah kim mingyu.

"Waa daebak"

Nayoung berjalan melihat lihat apa-apa saja yang mengisi rumah mingyu.
Selayaknya anak tk yang berkunjung ke museum dan terkagum-kagum dengan barang antik disana.

Ya, seperti itulah nayoung sekarang

"Berhenti kampungan seperti itu"

Nayoung yang mendengarnyapun menoleh ke arah mingyu dan memperlihatkan raut wajah sinis.

"Yak! Baru saja kau bersikap manis kepadaku, dan sekarang sifat menyebalkanmu kembali keluar"

"Su..sudah kubilang, itu spontanitas"
Mingyu sedikit gelagapan.

"Sudahlah, aku lelah"

Mingyu berjalan ke arah tangga.
Tapi nayoung malah menahan tangan besar mingyu.
Mingyu pun menoleh di buatnya dan menatap nayoung.

"Urusan menikah bagaimana? Aku sangat membutuhkan uang itu secepatnya, aku takut mereka menyita rumah bibi lee di busan"
Tanpa malu nayoung berbicara seperti itu.
Ia meghiraukan rasa malu nya hanya karena ingin mendapatkan uang untuk membayar hutang-hutang ayahnya.

Marriage ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang