-27-

4.1K 254 69
                                    


Bola mata mingyu terus mengikuti pergerakan nayoung seraya memegangi sumpit.
Mulutnya sedikit terbuka.

"Jinjja masiseo, aku baru memakan udon lagi dan ini benar-benar enak"
Ucap nayoung seraya terus menyuapi mie udon menggunakan sumpit ke dalam mulutnya.

"Haruskah aku meminum kuahnya yang sangat gurih ini?"
Nayoung mengoceh sembari memperhatikan kuah yang tersisa di dalam mangkuk jumbo di depannya.

Ia mengangkat mangkuk itu dan menyeruput kuah udon yang tersaji di depannya.

Slurrrrrpppp
"Augh masiseoo jinjja, jangnan aniya(bukan main)"
Nayoung masih memuji muji rasa udon yang barusaja dimasak mingyu dengan mata yang melotot kuah udon yang menempel di sudut sudut bibirnya.

Sementara mingyu hanya melongo masih memegang sumpitnya.
Ia tersadar dari lamunan nya dan melihat jam yang bertengger di dinding hotel.
"Kau menghabiskan udon itu hanya 5 menit, bahkan porsi mu lebih besar dariku"
Mingyu menggeleng gelengkan kepalanya dan kembali menyuapi udon ke dalam mulutnya.

"Eoh jinjja? Aku merasa itu sekitar 20 menit karena aku tidak sedang lapar"
Nayoung mengambil gelas yang sudah diisi cola dan meminumnya brutal.

"Tidak lapar? Yang begini namanya tidak lapar? Aku ingin tau jika kau sedang lapar kau akan menghabiskan berapa porsi makanan? Mungkin satu kulkas? Eiyyy membayangkannya saja aku sudah bergidik ngeri"

"Yak! Jaga bicaramu kim mingyu atau aku tak akan melakukan itu padamu"

"Mwo? Yak! Awas saja jika kau begitu."
Bentak mingyu mengerti apa 'itu' yang dimaksud nayoung.

"Akh! Mingyu-ya bahu terasa sakit lagi, appo"
Tiba-tiba nayoung memegangi bahu nya kesakitan.

"Itu karena kau belum meminum obat pabo-ya, kau tidak boleh telat meminum obat"
Mingyu berlari menuntun nayoung ke atas ranjang.

Setelah menuntun nayoung ke ranjang mingyu langsung mengambil obat-obatan juga segelas air putih dan membawanya kepada nayoung yang sedang berbaring menahan sakit di bahu nya.

"Minum ini cepat, aku tidak mau kau terus kesakitan"

Nayoung pun beranjak dan sedikit meringis karena sakit di bahunya.

Ia pun meraih beberapa obat-obatan yang dibawa mingyu dan meminumnya.

Mingyu sedari tadi memerhatikan nayoung dengan tatapan yang khawatir.

"Sekarang kau tidur saja"
Mingyu menyelimuti nayoung sampai lehernya.

"Mingyu-ya"

"Hm?"
Jawab mingyu singkat sambil beranjak membawa wadah obat ke dalam tempatnya.

"Mianhae.."

"Untuk?"

"Tidak bisa mewujudkan keinginanmu sekarang.. Aku juga tidak tau akan seperti ini. Jeongmal mianhae"
Nayoung menutup matanya erat takut-takut mingyu akan marah.
Walaupun ia tau mingyu tidak akan seperti itu.

Mingyu tersenyum lembut menyimpan obat dan gelas di nakas sebelah ranjang dan mendekati nayoung.

Sementara nayoung masih menutup matanya erat.

Mingyu mencium bibir nayoung lembut.

Nayoung membuka matanya sedikit terbelalak.

Mingyu melepas tempelan bibirnya pada bibir nayoung dan menatapnya dalam, jarak wajahnya sangat dekat kurang lebih 5 cm.

Mereka bertatapan dalam.

"Kkokjeonghajima, persetan dengan melakukan itu denganmu kesehatanmu lebih penting.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marriage ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang