17

2.7K 222 16
                                    

"Aku akan pergi ke london selama 3 bulan untuk mengurus cabang perusahaan ayahku disana"

Senyum nayoung yang tadi merekah pun kini perlahan pudar.

Tak dapat dipungkiri, Saat rentetan kata itu keluar dari mulut mingyu hati nayoung sangat tertohok.

Mata nayoung kini berkaca-kaca.

"Yak! Uljimma(jgn menangis)"

"Gwenchana, kau akan kembali saat sudah 3 bulan kan?"

Senyum nayoung kembali merekah.
Namun kini senyumnya sedikit dipaksakan.
Bisa dilihat dari matanya yang mengutarakan kesedihan yang juga berkaca-kaca.

"Jadi Kapan kau berangkat?"
Tanya nayoung seraya menggenggam cup berisi kopi hangat.

"Besok"

Nayoung pun sedikit terlonjak dan akhirnya menoleh kepada mingyu yang menatapnya.

"B..besok?"

"Eoh. Kita habiskan hari ini dengan menyenangkan nayoung-ah"
Mingyu kini menggenggam tangan nayoung.

Sementara nayoung hanya menatap mingyu.

"Bukankah saat kau kembali kontrak pernikahan kita sudah habis?"

Nayoung tersenyum getir.

Mereka harus kembali kepada kenyataan bahwasanya mereka adalah suami istri kontrak.

"Ah.. Kalau ituu--"

"Gwenchana, lagi pula hutangku sudah lunas semua"

Nayoung tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.

Namun saat ia tersenyum ada sesuatu yang janggal.

Air mata.

Ya, setetes air mata tiba-tiba menetes saat nayoung tersenyum.

Nayoung kini sedang tersenyum tapi air mata keluar dari matanya.

"Nayoung-ah"

Mingyu pun berhambur memeluk nayoung.

Nayoung sedikit terlonjak.
Kopi yang tadi ia genggam terjatuh dan tumpah di tanah.

Mingyu memeluk nayoung sangat erat.

Nayoung yang tadi terlonjak pun kini tersenyum lembut dan membalas pelukan mingyu.

"Gwenchana, aku akan baik-baik saja disini"

Mingyu pun melepaskan pelukannya.

Mata mingyu terlihat memerah dan berkaca-kaca.

"Yak dasar cengeng!"

Nayoung memukul pelan dada mingyu.

"Appa juga sedang dirawat disana. Kondisinya memburuk"

"Ommona! Jinjja? Aaa eottokaeh"
Nayoung terlihat khawatir.

"Gwenchana, dia akan kuat."

Setelah berbincang mereka pun melanjutkan berjalan jalannya ke namsan tower.

Mereka berdiri di puncak namsan tower dan memandang pemandangan seoul di malam hari.

Udara sangatlah dingin sekarang.
Itu sebabnya kedua insan yang akan berpisah itu sedang berpelukan di atas sana.

Bukan berpelukan. Tetapi mingyu yang memeluknya dari belakang dan menyandarkan dagunya ke atas kepala nayoung.

Mingyu memeluk erat nayoung dari belakang.

Mereka saling diam sedari tadi karena menikmati moment indah seperti ini.

Entah mengapa mereka tidak merasa canggung berada dalam posisi ini.

Marriage ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang