[Chapter Tiga]

6.9K 559 163
                                    

3rd Person POV

(y/n) duduk di kursi salah satu tempat makan yang berada di mall yang (y/n) dan Levi kunjungi, Levi duduk disebelahnya sambil tangan kirinya merangkul erat pundak istrinya itu. Di hadapannya duduk 2 sahabat Levi semasa SMA dulu yaitu Farlan dan adiknya, Isabel.

"Jadi, dimana kalian tinggal sekarang?" tanya (y/n) sembari menoleh kearah Farlan yang duduk di hadapannya-Isabel sedang sibuk mengunyah makan siangnya-Levi melempar sedikit pandangan jijik karena tanpa diketahui Isabel tersisa nasi di ujung bibirnya.

"Kami tinggal di salah satu apartemen" jawab Farlan sembari mencoba mengelap ujung bibir Isabel dengan tisu-Isabel menepis tangannya.

Pandangan mata Levi beralih ke Farlan.

"Dimana?" ucap Levi sembari menyeruput secangkir teh hitam yang ia genggam di tangan kanannya.

"Di sebelah kamar apartemen kaliannnnn! Kak (y/n) dan Kak Levi!" sergah Isabel dengan mulut penuh makanan-tak ayal membuat beberapa butir nasi menyembur dari mulutnya dan dengan indahnya menempel di rambut Levi.

Levi tersedak teh yang baru diseruputnya-(y/n) dengan cepat menyodorkan sapu tangan kearah Levi sambil tertawa kecil.

Farlan hanya bisa sweatdrop melihat kelakuan adiknya itu, ia hanya bisa menutup wajahnya dengan satu tangannya-tak berani menoleh kearah Levi yang sudah mengeluarkan aura gelap di sekeliling tubuhnya.

"Tch-" decih Levi-sembari meraih sapu tangan yang (y/n) sodorkan dan mengelap apapun yang menurutnya membuat dirinya kotor.

"-sejak kapan kalian pindah ke sebelah kamar apartemen kami?" lanjut Levi.

"Err-kemarin malam" jawab Isabel ragu sembari menoleh kearah Farlan.

"Eehhh? Mengapa kalian tidak memberitahu kami?!!"

"Karena ini SURPRISEEEEE~ anggap saja ini kado pernikahan kalian dariku dan Kak Farlan~ yeay! Kak (y/n) dan Kak Levi senang kan?" celoteh Isabel setengah berteriak.

Levi hampir tersedak untuk kedua kalinya.

(y/n) hanya bisa tersenyum melihat tingkah Isabel yang menurutnya sangat hiperaktif itu sedangkan Farlan, dia hanya berharap bisa cepat pergi darisitu karena sudah tidak sanggup menahan rasa malunya dihadapan (y/n)-gadis yang pernah dicintainya itu.

"Farlan" panggil Levi, Farlan menoleh.

"Ya?"

"Kaulah yang bertanggung jawab kalau sewaktu-waktu Isabel mengacau di apartemenku, oke?"

~~~~

READER POV

Semenjak Levi tahu bahwa Farlan dan Isabel yang tinggal di sebelah kamar apartemennya, rasa khawatir Levi untuk meninggalkanku selama ia bekerja sedikit berkurang.

Yah, aku tahu. Levi sangat kesal diawal dia mengetahuinya, tapi lihat sekarang? Levi seperti menjadikan Isabel pengasuhku.

Isabel selalu datang berkunjung saat ia sedang libur kuliah, bahkan saat ia kuliah pun ia menyempatkan untuk datang! Aku jadi cemas kalau ia menjadikanku alasannya untuk tidak bertemu dengan dosen yang sangat tidak disukainya di kampus. Terlebih lagi Farlan pasti akan sangat kecewa kalau Isabel meremehkan kuliahnya, karena Farlan lah yang membayar biaya kuliah Isabel dengan uang hasil jerih payahnya.

Oh iya, Farlan memiliki usaha bengkel motor dengan salah satu anggota geng motornya. Jam ke bengkelnya tak tentu, kadang pagi hari dia sudah berangkat atau malah sore hari ia baru pergi.

Awalnya Isabel dan Farlan yang akan datang bergantian mengunjungiku saat Levi bekerja, tetapi..

"Aku bisa menggantikan Isabel kalau dia tidak bisa mengecek keadaan (y/n)-" ucap Farlan

Levi x Reader | Shorty's Little Family (Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang