3rd PERSON POV
Hana buru-buru menyambar tas selempangnya dan meletakannya di pundaknya setelah ia mendengar ketukan dari arah pintu depan—meninggalkan sarapannya yang masih tersisa sedikit.
"Hei, pelan-pelan nak" ucap Levi dengan pandangan tertuju kearah Hana. Sang anak berjalan mendekat kearah Levi dan mencium pipi kanan & kirinya—membuat sang Ayah tertegun dan selanjutnya menoleh kearah (y/n) yang sedang diberikan perlakuan sama oleh anak semata wayangnya itu.
"Ayah, Ibu, aku berangkat dulu" ucapnya sebelum (y/n) dan Levi mampu menjawabnya.
Hingga di detik setelahnya tubuh Hana sudah menghilang kearah pintu depan diikuti suara pintu terbuka dan sayup suara Farlan terdengar.
Saling tatap antara mata (y/n) dan Levi terjadi beberapa detik.
Sikap Hana benar-benar diluar kebiasaan gumam (y/n) dan Levi dalam hati bersamaan.
Levi hampir saja akan berdiri dan hendak berjalan menuju pintu depan rumahnya sebelum (y/n) memegang lembut jemari tangannya tepat waktu. (y/n) tahu apa yang akan diperbuat suaminya itu, radarnya menangkap dengan sangat cepat sebelum Levi dapat bertindak.
"Levi, kita bisa membicarakan hal ini dengan Farlan lain waktu. Selain itu, menurutku Farlan bukan tipe lelaki yang suka menyakiti perempuan. Terlebih lagi.. kau sahabatnya, aku yakin kau pasti lebih mengenalnya daripada aku kan?" tanya (y/n)—Levi kembali duduk tenang di kursinya dengan usapan lembut di punggung jemarinya.
"Ya kau benar, aku cukup memberinya pelajaran kalau dia macam-macam dengan Hana, begitu kan maksudmu?" ucap Levi serius.
(y/n) menatap dua mata abu-abu Levi, mencoba mencari arti dari kalimat yang baru saja dilontarkan Levi. Tadinya (y/n) menyangka itu hanya sebuah candaan sarkas yang memang biasa keluar dari mulut suaminya. Tetapi tidak untuk kali ini, (y/n) sangat yakin Levi serius.
"Bukan seperti itu maksudku—"sergah (y/n).
Tiba-tiba, Levi membawa (y/n) ke pelukannya, di dekapnya erat tubuh (y/n). Ciuman cepat ia berikan di puncak kepala—membuat (y/n) terdiam.
"Maaf membuatmu terkejut dengan perkataanku barusan, aku hanya ingin melindungi kau dan Hana. Aku sangat menyayangi kalian berdua" ucap Levi, dengan wajah (y/n) yang menyentuh dadanya.
"Aku hampir kehilangan dirimu berkali-kali (y/n), aku sadar belum bisa menjadi suami yang baik untukmu, aku hanya tidak ingin mengulangi kejadian yang sama pada Hana" sambung Levi.
(y/n) melingkarkan kedua tangannya di leher Levi, mendongakkan wajahnya. Ia melihat tatapan lembut dari Levi, cukup dengan tatapan itu (y/n) mengerti bahwa ucapan Levi barusan dikeluarkan Levi dari lubuk hatinya yang paling dalam.
Senyum manis diberikan (y/n), agak berjinjit ia meraih bibir Levi dengan bibirnya yang terasa manis karena teh yang diseruputnya saat sarapan.
"Kau suami yang baik untukku dan Ayah yang baik untuk Hana, kami berdua sangat menyayangimu Levi... Jadi, jangan pernah berpikiran seperti itu lagi ya"
(y/n) melepas lingkaran erat tangannya di leher Levi, merapihkan bagian depan apron berendanya yang sedikit kusut karena pelukan singkat barusan—tak menyadari bahwa Levi masih memberikan tatapan penuh arti kearahnya.
Levi memperhatikan dengan seksama penampilan istri tercintanya pagi itu. Baju terusan selutut berwarna cream tertutup apron berenda berwarna biru langit. Rambut (h/c) yang dicepol—memperlihatkan leher yang menggoda untuk diberi tanda merah.
"Fuck" ucap Levi pelan dengan satu tangan menutupi wajahnya—mencoba mengontrol panas di pipinya setelah memikirkan hal tak senonoh dibenaknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/81528194-288-k648915.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Levi x Reader | Shorty's Little Family (Modern AU)
Fanfiction**Cerita ini adalah sekuel dari Levi x Reader | You're My Only Shorty** Menceritakan tentang kehidupan (Y/N) dan Levi setelah mereka menikah. Kira-kira bagaimana kehidupan pernikahan antara (Y/N) dan Levi akan berjalan nantinya? Akankah Eren dan P...