[Chapter Dua Puluh Enam]

2.1K 201 55
                                    

KENNY POV

Aku pergi kerumah teman lamaku yang berada di salah satu sudut kota Tokyo, untuk membeli sebuah senjata api dengan uang yang biasa dikirimkan Levi setiap bulan untuk keperluan hidupku.

Entah mengapa pikiranku sangatlah kalut.

Aku sudah tidak bisa memilah lagi mana yang harus kulakukan dan mana yang seharusnya tidak kulakukan.

Bayangan buruk (y/n) dan Levi dengan tubuh bersimbah darah selalu terlintas dibenakku semenjak aku tak sengaja mendengar semua keluh kesah yang Levi ceritakan pada teman pirang jangkungnya dirumah sakit.

Parahnya aku pernah memimpikannya suatu malam. Itu adalah mimpi kedua terburuk setelah mimpi kematian Kuchel.

(y/n) dan Levi bertumpuk satu sama lain dengan tatapan mata kosong kearahku. Sedang disampingnya terlihat Nile sedang memegang pisau tajam yang berlumuran darah sambil mencekik leher Hana.

Dan apa yang bisa kulakukan saat itu? Aku hanya bisa memaki dari jauh "Dasar lelaki tua brengsek!"

"Aku tidak akan pernah memaafkanmu, walaupun aku yang akhirnya harus di bui. Aku tidak keberatan menukar hidupku ini dengan kebahagian keponakanku satu-satunya"

Kulihat Nile keluar dari rumah didampingi 2 pelayan setianya dari belakang.

Kuamati dengan seksama tingkahnya dari kejauhan.

Topi koboi yang aku pakai sengaja agak kuturunkan agar menutupi wajahku. Satu tangan ku sembunyikan di saku celana panjang hitamku.

Leo memberikan salam perpisahannya sambil mengangkat kopernya, Farlan menunggu di mobil yang diparkir tidak jauh dari pintu gerbang keluarga Nile.

Setelah meyakinkan diri bahwa Leo sudah masuk kedalam mobil Farlan dengan selamat dan mobil Farlan berjalan menjauhi rumah Nile, Aku menyusup kedalam tanpa diketahui penjaga pintu gerbang.

"Aku mencium bau tikus jalanan disini" ucap Nile.

Aku terkekeh, sepertinya bersembunyi sudah tidak ada artinya lagi.

Perlahan aku keluar dari tempat persembunyianku dan berdiri tepat dibelakang Nile. Dua pelayan setia Nile mengarahkan masing-masing senjatanya kearahku.

"Tch. Kau kira dua cecunguk ini bisa melumpuhkanku dengan mudah?"

Nile menoleh bergantian kearah dua pelayan setianya, mengesturkan untuk menurunkan senjata mereka.

"Kenny, kau yakin? Bagaimana dengan (y/n) dan Hana? Apa kau tidak keberatan kedua wanita kesayangan keponakanmu itu menganggapmu sebagai pembunuh?" ujar Nile—mencoba menghentikanku dengan permainan kalimat busuknya.

"Pembunuh teriak pembunuh? Kau menjijikan Nile"

Aku meludah tepat didepan kedua sepatu pantofelnya yang mengkilat.

"HAHAHA, memangnya kapan aku mendapat titel itu? Jangan seenaknya menuduhku seorang pembunuh kalau bukti saja kau tidak punya"

"Aku tidak perlu bukti. Indra penciumanku masih tajam, Nile"

Terdengar suara tembakan, tepat setelah aku menyelesaikan kalimatku.

Nile menghindari tembakkan pertamaku, ia membentengi dirinya dengan cara menarik seorang pelayan setia yang berdiri disampingnya kebagian depan tubuhnya.

Seketika peluru menembus dadanya, lelaki itu jatuh tepat dihadapanku.

"Sifat pengecutmu itu membuatku muak, Nile"

Levi x Reader | Shorty's Little Family (Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang