3rd PERSON POV
Beberapa bulan setelah kembalinya (y/n) ke pelukan Levi, kekhawatiran Levi sepertinya belum saja hilang. Levi benar-benar tidak pernah membiarkan (y/n) sendirian di Apartemen mereka barang sekalipun.
Seperti siang itu, memang Levi sudah meminta izin kepada Erwin untuk tidak datang ke kantor hari itu. Tetapi apalah daya, gaya bicara Levi yang selalu membuat bungkam lawan bisnis Erwin sangatlah dibutuhkan Erwin siang itu.
Ya, siang itu.
Siang dimana Levi sedang ber-cuddle ria bersama (y/n) diatas sofa depan tv. Saat itu Levi baru saja ingin menggoda (y/n) dengan gigitan lembut di telinga sebelum akhirnya ponselnya berdering merdu.
~Beberapa menit kemudian~
"Aku tidak bisa membiarkanmu sendirian disini (y/n), aku akan meyakinkan Erwin kalau meeting itu akan tetap berjalan dengan lancar tanpa kehadiranku"
Levi memejamkan matanya sembari kedua tangannya menutup wajahnya,frustasi dengan panggilan telepon dari bosnya barusan.
(y/n) yang masih duduk nyaman di sofa—tepatnya disebelah Levi, dengan bantal kecil di pangkuannya hanya bisa menghela nafas panjang. Pandangannya kemudian beralih ke layar ponselnya yang tiba-tiba saja bergetar dan terpampang pesan singkat dari Erwin—tentunya tanpa diketahui Levi.
Tolong bujuk Levi untuk hadir ya (y/n)! Meeting kali ini benar-benar akan menjadi sia-sia kalau dia tidak hadir!
'Pesan singkat dengan banyak tanda seru disetiap akhir kalimat, hmm...sepertinya ini meeting yang sangat penting bagi Erwin-san' gumam (y/n) dengan pandangan beralih ke suami tercintanya.
Merasa dirinya diperhatikan, pandangan Levi beralih ke (y/n).
"Apa brat? Kalau ada yang mau kau katakan, cepat katakan" ucap Levi tegas.
(y/n) tak menjawab, ia hanya diam dan dengan cepat memutar otaknya agar situasi yang awkward ini cepat berakhir. Hingga tak sengaja dengan spontan keluarlah nama lelaki yang selalu membuat Levi kesal setiap kali mendengar namanya menggema.
"Leo"
"Hah?" dahi Levi mengernyit.
(y/n) sweatdrop.
"B-boleh Leo menemaniku disini sampai kau kembali, Levi?"
Tak percaya dengan pendengarannya, Levi mendekati (y/n) hingga wajah mereka berdua hanya berjarak beberapa senti saja sekarang. Mata (y/n) melihat kearah lain, ia tak berani menatap kedua mata suaminya entah mengapa.
"Apa kau baru saja menyebutkan nama bocah lelaki pedofil yang selalu terlihat menyebalkan itu dimataku, (y/n)?"
"Levi, kau lupa dia pernah menyelamatkanku. Dia juga sangat perhatian dengan Hana, kau lupa dia pernah membantumu bersih-bersih? Kau juga bilang padaku kalau ia punya bakat dalam hal kebersihan"
LEVI POV
Mendengar (y/n) mengatakan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan bocah bernama Leo itu pada keluargaku membuatku terdiam sesaat.
Perlahan aku menjauhkan wajahku dari (y/n), punggungku merebah nyaman di sofa.
(y/n) memelukku erat dari samping. Ia kemudian mengecup cepat pipiku.
"Jawabannya pasti boleh kan?" ucapnya sembari memberikan senyuman manisnya.
DAMNIT!!
Aku percaya pada (y/n), tetapi untuk percaya pada orang yang baru saja kukenal beberapa bulan selalu menyusahkan. Apalagi sepertinya bocah itu menyukai Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Levi x Reader | Shorty's Little Family (Modern AU)
Fanfiction**Cerita ini adalah sekuel dari Levi x Reader | You're My Only Shorty** Menceritakan tentang kehidupan (Y/N) dan Levi setelah mereka menikah. Kira-kira bagaimana kehidupan pernikahan antara (Y/N) dan Levi akan berjalan nantinya? Akankah Eren dan P...