[Chapter Lima]

5.6K 485 178
                                    

3rd PERSON POV

Tubuh mungil Hana merebah diatas sofa, kepalanya menyender nyaman di atas kedua paha (y/n). Jemari (y/n) tak henti mengusap lembut kepala anak perempuan tersayangnya itu, sedang Hana? kedua kedua matanya fokus menghadap ke layar televisi yang sedang menayangkan film Free Willy – salah satu film kesukaan Hana.

"Hana, kau tidak mengantuk?" (y/n) bertanya masih dengan tangan kanannya menyisir pelan rambut hitam Hana yang memiliki panjang seleher itu dengan penuh kasih sayang.

Hana menoleh kearah (y/n).

"Belum, aku masih ingin menunggu Ayah pulang.. tidak apa-apa ya bu?" jawabnya sembari tangan kecil mungilnya mengepal dan mengucek matanya yang terlihat sayu.

(y/n) tersenyum, kepalanya mengangguk.

*CKLEK*

Terdengar suara pintu depan dibuka, membuat Hana dengan cepat terduduk diatas sofa dan tersenyum sumringah.

"Ayah!" pekiknya.

Dengan ransel coklat di punggungnya, Levi membungkuk dan perlahan membuka sepatu pantofel hitamnya dengan satu tangannya. Lelaki berusia 30 tahunan yang masih terlihat sangat tampan dan menggoda itu kemudian dikejutkan dengan jemari mungil yang melingkar dilehernya.

"Selamat datang Ayah!"

Levi menoleh kearah sumber suara dan bertemu pandang dengan wajah mungil Hana yang menopang di pundak kanannya. Gadis kecilnya itu sudah memakai piyama tidur birunya yang memiliki gambar pinguin kecil disetiap bagiannya.

Terlukis senyum di bibir Levi saat ia melihatnya.

"Hei, brat. Kau belum tidur?" ucapnya sembari mengusap kepala anak perempuan kesayangannya itu.

Hana menjawab cepat "Aku menunggu Ayah pulang!"

Levi meletakkan kedua sepatunya di rak sepatu dan menggendong Hana dengan satu lengannya, Hana memegang erat pundak Levi.

"Besok hari ulang tahunmu, kau bisa mengantuk kalau tidak tidur sekarang" ucap Levi sembari berjalan menyusuri lorong depan menuju ruang tv.

Belum sempat merespon perkataan Ayahnya itu, Hana menguap—membuat Levi reflek menutup mulut mungil Hana yang terbuka itu dengan tangannya yang lain.

(y/n) yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala sambil berkacak pinggang disamping sofa

"Entah mengapa Hana sangat merindukanmu Levi" ujar (y/n) sembari berjalan kearah Levi yang kini sudah berada di depan pintu yang menghubungkan antara ruang tv dan ruang depan.

Levi merangkul (y/n) dengan tangan kanannya dan mengecup kening (y/n)—masih dengan Hana di gendongan lengan kirinya, tetapi kali ini Hana sambil menyenderkan kepalanya di pundak Ayah tercintanya itu.

(y/n) mengelus kepala Hana.

"Jadi, hanya Hana saja yang rindu padaku? Kau tidak, brat?" tanya Levi, menggoda (y/n).

Lengan kanan Levi melingkar di pinggang (y/n), membuat pinggangnya bertemu dengan pinggang suaminya yang masih terbalut celana bahan hitam panjang itu. Seketika (y/n) mencium aroma tubuh Levi yang masih berbalut kemeja putih dengan dasi yang sudah dikendurkan itu. Panas tubuh Levi menjalar di badannya.

Pipi (y/n) merona.

"Le—"

Hana menyela.

"Ibu, pipimu memerah....sama seperti tadi siang..." ucap Hana—jemari mungilnya memegang pipi ibunya yang terlihat semerah tomat itu sekarang.

Levi x Reader | Shorty's Little Family (Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang