[Chapter Sembilan Belas]

2.5K 226 37
                                    

3rd PERSON POV

"Hanji-san, aku bingung harus mengatakan hal ini pada siapa.. kurasa hanya dirimu yang mau mengerti" ucap Leo, tatapan matanya lurus kearah Hanji.

Hanji meletakkan gelas perlahan diatas meja lalu menatap Leo lurus.

"Apa maksudmu Leo?"

Leo seakan ragu mengatakannya, kedua tangannya yang saling berpautan diatas meja mencengkram erat satu sama lain hingga sekilas nampak kemerahan.

"Nile itu bukan ayah kandungku. Orangtua kandungku sudah lama meninggal karena kecelakaan."

Hanji menatap Leo tak percaya.

"Eh? Kau bilang apa tadi?"

**

Bar sudah semakin ramai, asap rokok mulai mengepul dari beberapa sudut ruangan. Suara obrolan pelanggan mulai terdengar, musik dengan iringan DJ pun sudah dimulai.

Terlihat Hanji melamun di tengah hingar bingar bar. Ia duduk di salah satu dari 5 kursi tinggi yang berderet di depan meja bartender, wajahnya menghadap ke panggung kecil tak jauh di hadapannya dan punggung menyender di meja yang dilapisi kaca diatasnya itu—yang selalu menimbulkan suara gemeretuk saat bartender memberikan gelas ke pelanggan yang duduk disitu.

"Sepertinya aku harus memberitahu (y/n) mengenai ini" pikirnya.

Hanji dengan cepat merogoh kantong celananya untuk mengambil ponselnya dan kemudian mencari nama (y/n) di kontaknya.

***

Malam itu Levi mengirim pesan ke ponsel pintar (y/n) kalau ia akan pulang sedikit lebih malam karena Erwin memintanya untuk menyelesaikan tugas kantornya yang sempat terbengkalai akibat ia tidak bisa mengontrol nafsunya pagi itu.

(y/n) hanya bisa tertawa kecil saat membaca pesan yang dikirimkan oleh suaminya.

Brat, aku akan pulang sangat larut. Kau dan Hana segera tidur setelah makan malam, tidak usah menungguku. Eyebrows menyuruhku lembur malam ini.

(y/n) meletakkan ponselnya diatas laci sebelah tempat tidurnya dan hendak bergegas mengganti pakaian dengan pakaian tidur. Ia membuka lemari dan mengambil kaos oblong berwarna abu-abu kepunyaan Levi yang tampaknya sangat nyaman jika digunakan untuk tidur malam itu.

Tak berapa lama ia mendengar ponselnya berbunyi. Sekilas (y/n) melihat kearah jam dinding dikamarnya yang sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Pikirannya menerawang "Siapa gerangan orang yang menelpon selarut ini?"

Dengan cepat (y/n) mengganti bajunya dengan kaos oblong Levi yang tadi ia pilih, setelah itu ia berjalan kearah ponselnya berada dan duduk di pinggir tempat tidur.

Dahinya mengernyit sesaat.

"Hanji?" ujarnya setelah melihat nama si penelpon yang terpampang jelas di layar ponselnya.

Tanpa ragu (y/n) menyentuh tulisan jawab di layar ponselnya. Seketika terjadi percakapan antara dirinya dan Hanji. Terdengar jelas suara dentingan gelas saling beradu dan suara obrolan lelaki di seberang telpon.

"Halo Hanji? Ada apa?"

"(Y/N)! Syukurlah kau belum tidur...dan syukurlah kau yang mengangkatnya"

"Eh, memangnya ada apa Hanji?"

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu, ini mengenai Leo"

~~**~~**~~

Levi sedang berkutat serius dengan tugas kantornya. Kedua tangannya seakan menari diatas keyboard notebook-nya. Di sebelah kanannya terlihat kopi yang baru diminum setengah gelas, sedang di sebelah kiri terdapat beberapa berkas yang baru saja diselesaikannya.

Levi x Reader | Shorty's Little Family (Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang