[Chapter Dua Puluh Lima]

2.1K 203 102
                                    

LEVI POV

Aku baru saja kembali dari kamar kecil saat samar terdengar suara (y/n) dari balik pintu kamar rawat inapnya. Segera kubuka pintu dihadapanku dan kulihat pandangan (y/n) tertuju kearahku.

Walau saat ini aku hanya bisa melihat dengan satu mataku, entah mengapa aku tetap bisa merasakan aura cantik dari wajahnya.

"Levi" panggilnya pelan.

Erwin memberi ruang untukku berjalan mendekati (y/n) sedangkan Hana berdiri dari kursi dan membiarkanku untuk duduk.

Dari jarak sedekat ini aku bisa melihat (y/n) tidak bisa menggerakkan tangan sebelah kanannya dengan leluasa akibat dari pembedahan semalam. Aku memegang erat jemari tangan kirinya sambil mengelus pelan perutnya. Ia kembali tersenyum saat aku melakukan itu.

Tiba-tiba aku teringat ucapanku sebelum operasi akan dilakukan semalam, kalimat yang mungkin sempat membuat (y/n) terkejut.

"Kau harus memilih antara keselamatan bayi atau istrimu"

"T-tentu saja aku memilih istriku!"

Elusanku di perutnya terhenti sesaat dan (y/n) menyadarinya.

Ya, aku hampir saja membunuh bayi kami berdua. Demi egoku, aku dengan lantangnya memilih keputusan itu tanpa memikirkan perasaan (y/n). Ia pasti sangatlah sedih saat aku mengatakannya.

"Maaf.." ucapku penuh penyesalan.

Aku menundukkan kepalaku, menempelkan dahiku pada perut besar istriku itu. Berharap janin yang berusia 6 bulan itu mendengarnya. Dan mau memaafkan Ayahnya yang menyedihkan ini.

Erwin menepuk pelan pundakku.

"Ayah.." ucap Hana pelan.

(y/n) membalas genggaman erat tanganku di jemarinya. Sepertinya ia tahu apa maksud dari kata maafku.

"Levi, tidak...jangan meminta maaf... kau juga terluka, kita sama-sama terluka. Jangan berfikir hanya kau yang sakit melihat kondisiku. Aku juga sakit melihat kondisimu, Levi" ujar (y/n).

Aku mengangkat kepalaku dan menatap nanar kearah mata (y/n).

Dua mata indah yang selalu membuat teduh hariku itu, saat ini benar-benar terlihat kelelahan, ia melepas genggaman tanganku dan mengelus pelan pipiku dengan jemarinya.

(y/n) kemudian mengeluarkan kalimat yang membuat dadaku seketika nyeri.

"Aku takut Levi, aku takut Nile akan mencelakai keluarga kita lagi"

***

3rd PERSON POV

Farlan bergegas masuk ke ruangan (y/n) dirawat dengan Leo mengikuti dari belakang.

"Maaf aku terlambat datang, Levi" ucap Farlan sesaat setelah membuka pintu.

Semua yang berada didalam kamar—yang sempat hening karena ucapan khawatir (y/n), reflek menoleh kearah pintu.

"Leo!" teriak Hana sambil berlari menghampiri Leo.

Erwin sempat menoleh sebentar kearah Levi yang terlihat kurang senang saat melihat Hana memeluk kekasihnya itu. Untuk tertawa di situasi seperti ini sepertinya kurang tepat, Erwin memutuskan untuk menahan tawa kecilnya.

"Farlan, Leo..bagaimana hasil sidangnya?" tanya (y/n) tanpa basa-basi.

Farlan tersenyum sumringah sambil menyerahkan sebuah map kearah Levi—yang segera dibuka Levi sesaat setelah map itu menyentuh tangannya.

Levi x Reader | Shorty's Little Family (Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang