Kemarin itu, di parkiran, Bella meminta Arnes untuk mengantarnya pulang, tapi Arnes tidak mau, jadilah wajah gadis itu kecut.
Sekarang, seorang gadis dengan rambut ikal di bagian bawahnya itu duduk di kursi nya dan mengeluarkan sebuah note book berukuran sedang, berwarna biru muda, dengan gambar dreamcatcher sebagai sampulnya. Ia membuka lembaran buku itu yang masih kosong. Ia meletakkan ujung pena ke dagunya, berpikir.
Kurang lebih satu menit, akhirnya Alana mendapat ide. Pena yang dipegangnya kemudian menari-nari di atas kertas.
Perihal jatuh hati.
Kuteringat dalam lamunan
Ketika awal perjumpaan kita
Tentang apa yang buatku mudah berikan hatiku padamuMatamu buatku jatuh sejatuh-jatuhnya
Namun, jiwamu adalah kesukaanku
Dunia terindah yang pernah aku kunjungi
Pelabuhan hati yang kujatuhkan hanya untukmu.Kemudian ia meletakkan penanya dan menutup note book itu. Ketika ia baru bangkit dari duduknya, dilihatnya Arnes memasuki kelas, Alana menyambut dengan senyum.
"Hai," sapa Alana ramah.
Arnes sampai di kursinya, di sebelah Alana. "Hai," balas Arnes dengan senyum.
Kemudian mata Arnes melihat buku yang terletak di meja Alana itu, "Bukunya bagus, buku apa?" tanya Arnes.
Alana mengikuti pandangan Arnes, "Ini buku aku bikin kata-kata puitis gitu. Iseng-iseng aja."
"Quotes?" Mereka berdua duduk berhadapan.
"Bisa dibilang gitu."
Arnes mengangguk, "Pasti adem dibacanya."
Alana terkekeh pelan, "Biasa aja kok."
Yah, Al. Gue kan ngodein lo. Mau baca. Batin Arnes.
"Arnes!" panggil Bella yang tiba-tiba masuk.
Arnes mengembuskan napas berat. "Apa?"
Bella mendekat, "Gue mau ngomong."
"Ngomong aja."
Bella berdecak, "Gak di sini. Di luar, berdua." ucapnya serius.
Arnes menatap Alana yang menatap Bella dan dirinya dengan ekspresi biasa. Arnes menatap Bella, cewek itu memaksa, jadi mau tak mau ia berdiri juga.
"Bentar ya," ucap Arnes pada Alana. Alana mengangguk dan tersenyum.
Lalu Bella mendului Arnes keluar dari kelas. Sebenarnya, Alana merasakan perasaan yang aneh saat melihat itu tadi. Keaadan kelas yang cukup ramai tidak menghalangi dirinya untuk termenung. Pikirannya kemana-mana.
***
Selama pelajaran, Alana yang sesekali melihat Arnes memperhatikan Arnes yang tengah sibuk sekali dengan secarik kertas. Sampai beberapa kali ia merobek kertas-kertas lainnya.
"Al, kantin yuk?" ajak Hana bersama Nasya dan Airin.
Alana berdiri, "Yuk." Alana dan kedua temannya berjalan santai ke arah kantin.
Sementara Arnes yang berada di koridor melihat Alana keluar kelas, kemudian ia masuk ke kelas, ke meja Alana. Ia menempelkan dengan satu selotip secarik kertas di meja itu.
Di kantin, Airin dan yang lainnya mendapatkan meja. Mereka mulai mengobrol sambil makan makanan mereka masing-masing. Suapan mereka terhenti sejenak ketika melihat Bella dan Viona lewat dengan tatapan tak suka pada mereka, khusus nya Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Like Yours
Teen FictionAlana, murid baru dengan perawakan yang kalem, penyuka musik dan puisi, juga mampu menarik hati Arnes. Arnes merasa yakin untuk memberikan hatinya lagi kepada seorang gadis. Menjadikan Alana bintang di hidupnya. Tapi ketika mereka berpacaran, ada s...