Sembilan

508 56 30
                                    

Ting tong

Ting tong

Pagi-pagi, bel rumah Alana sudah berbunyi dua kali. Mengundang perhatian tiga orang yang berada di dalam rumah itu. Alana, Alex, dan satu asisten rumah tangga.

Alana yang sudah rapi hendak turun untuk membukanya, tapi tidak jadi saat melihat bahwa Alex sudah lebih dulu berjalan untuk membukakan pintu untuk Si Pengetuk.

Dari tangga, Alana mengamati siapa yang kira-kira datang bertamu ke rumahnya pagi-pagi begini.

Sementara seorang cowok dengan seragam sekolah yang terbalut hoodie menunggu dengan gelisah di depan pintu rumah Alana. Ia memandangi taman kecil yang tak jauh dari hadapannya. Terdapat beberapa macam bunga berwarna-warni di sana, teduh dipandang mata.

Klek

Arnes lekas menghadap ke pintu lagi.

"Permisi, Om, selamat pagi." Ia menyunggingkan senyum sopan pada Alex yang membukakan pintu.

Alex mengangguk dan membalas senyum. "Selamat pagi juga. Kamu.. Siapa ya? Temannya Alana?" tanya Alex ramah melihat celana berwarna putih Arnes.

"Saya Arnes, Om," Arnes mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Alex. "Ehm- pacarnya Alana."

Dengan wajah sedikit terkejut, Alex membalas uluran tangan Arnes. "Wah, saya baru tau Alana sudah punya pacar." ucapnya dengan kekehan lalu melepas jabatan tangan mereka.

"Iya, baru kemarin, Om."

Alex berkata lagi, "Kamu mau cari Alana?"

Alana mengernyit ketika mendengar namanya disebut dalam perbincangan itu, ia belum mengetahui siapa yang datang itu.

Arnes mengangguk, "Iya Om. Alana belum berangkat kan?" Ia sedikit mengarahkan matanya melihat ke dalam rumah itu.

"Ada. Dia baru mau berangkat, mau saya panggilkan?"

"Iya, Om. Saya mau ajak Alana berangkat bareng. Saya bawa mobil."

Alex mengangguk dan tersenyun kecil. "Ah, iya, iya. Kamu mau masuk dulu, Arnes?"

"Makasih Om, tapi saya di sini aja." tolak Arnes dengan sopan.

Arnes bahkan jauh lebih sopan dari pada ketika ia di sekolah. Ia berubah drastis.

Alex mengangguk, ia mengibaskan telapak tangannya kearah Arnes, menyuruhnya menunggu sebentar.

Mengangguk, Arnes lalu menghembuskan nafas lega ketika ia sudah berhasil bicara dengan ayah Alana untuk yang pertama kalinya. Ia duduk di bangku yang ada di teras situ.

Melihat ayahnya melangkah ke dalam, Alana menuruni sisa anak tangga yang menghampiri ayahnya. Ia mengenakan tas sekolahnya ke bahu yang satunya lagi.

"Papi, itu siapa yang dateng, Pi?"

Alex tersenyum lembut pada Alana. "Kamu kenapa nggak kasih tau papi kalo kamu punya pacar, Sayang?"

Kening Alana mengernyit dan matanya membulat sempurna mendengar pertanyaan ayahnya.

"Papi... How do you know?" Semburat merah perlahan muncul di kedua pipi Alana.

Sambil tersenyum, Alex mengangkat kedua bahunya perlahan. "Mungkin kalo sekarang cowok itu nggak kasih tau papi, pasti papi belum tau sekarang."

"Al baru pacaran kemarin, Pi." Senyum manis Alana tertahan.

"Arnes, ya? Dia jemput kamu tuh, perhatian juga." Alex mengarahkan ibu jarinya menunjuk ke teras rumah.

Heart Like YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang