Tujuh

580 58 49
                                    

Setelah Arnes mengatakan tentang perasaannya pada Alana, hubungan mereka tidak merenggang sedikit pun. Mereka semakin dekat.

Alana juga menyukai Arnes, ia tidak munafik. Tapi ia membiarkan semuanya mengalir begitu saja, tidak ingin ambil pusing. Apa yang akan terjadi nanti, terjadilah.

Tak lama, Alana melihat Arnes datang dengan membawa tas jinjing ditangannya. Tumben sekali. Alana menyapa dengan senyuman.

"Tumben bawa tas jinjing gitu," kata Alana.

"Iya, nih." Arnes meletakkannya di pojok, di bagian meja Arka.

"Lo masih suka ngelukis?" Arnes duduk berhadapan dengan Alana di seberangnya.

"Masih, kenapa?"

"Bikinin buat gue dong."

Alana tertawa pelan, "Emang kamu suka?"

Arnes ikut tersenyum melihat tawa Alana. "Kalo lo yang bikin sih, suka lah."

Alana memutar bola matanya dan tersenyum, "Apa sih, Nes"

"Beneran, Al, bikinin, ya?" Pinta Arnes lagi.

Alana mengiyakan, "Mau kapan?"

"Eng... Besok."

"Okay, okay."

***

"Al, gue perhatiin ya, Arnes tuh jadi kalem gitu kalo sama lo." Airin memulai pembicaraan di salah satu meja di kantin

"Maksud?" Alana mengernyit sambil membuka bungkusan permen berwarna ungu.

Hana menyambung, "Ya jadi kalem gitu kalo sama lo. Biasanya mah, nggak ada kalem-kalemnya."

"Iya tau, Al. Beneran deh." tambah Nasya.

"Aku nggak tau." ucapnya sambil mengangkat bahunya singkat.

"Ih, Arnes kan suka sama Alana, gimana sih, kalian?" kata Airin lumayan heboh, ia baru ingat sesuatu. Pipi Alana merona.

"Oh iyaa!" pekik Hana dan Nasya kompak.

"Duuuhh, so sweet. Kapan ya jadian?" timpal Hana yang disambut tawa yang lain.

Lalu hening sejenak.

"Al, lo juga suka kan sama Arnes?" tanya Hana mengecilkan volume suara.

Alana mengangguk dan memjawab pelan, "Iya.."

"Tuh kan, udahlah, jadian aja." sahut Nasya.

Obrolan mereka berlanjut sampai bel. Tapi mereka tak tau, kalau sedari tadi Bella mendengar semua percakapan itu dengan perasaan cemburu yang menjalar.

***

"Alanaa, temenin gue sama Nasya ke jemputan dulu, yuk?" pinta Airin.

"Iya, yuk, anterin kita bentar." tambah Nasya. Alana mengiyakan.

"Eh, tapi gue mau ke toilet dulu. Kalian duluan aja ya, nanti balik lagi kan?" tanya Hana.

"Iya, balik lagi, taro tas doang kok." jawab Nasya sambil mengangguk-angguk.

Alana mengernyit. "Balik lagi? Ngapain?"

"Ke dalem aja." jawab Airin cepat. Alana mengangguk.

Selama enam menit, Alana menunggu Airin dan Hana yang sedang mengobrol sambil main handphone. Kemudian, Alana diajak ke dalam lagi.

Heart Like YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang