30

13.8K 549 0
                                        

Sean Prov

Aku melajukan mobil dengan kecepatan yang tinggi, berharap juga tidak ada polisi yang melihat.

Perasaanku masih marah,cemburu menjadi satu kulihat Nancy hanya diam sesekali melirikku, aku nggak tahu apa yang dipikirkan sekarang terlihat dia sangat panik dan canggung.

Aku masuk ke parkiran condominium yang berada di lantai 2 langsung ku parkir di tempat biasanya mobil terpakir.

Perasaan ku masih kesal dengannya, Bahkan dia hanya diam saja tanpa berkata apapun. Aku membukakan pintu dan menarik pergelangan tangan kanannya untuk keluar mobil. Dia terlihat susah-payah mengimbangi jalanku.

aku tahu ini agak kasar untukmu tapi hati ini lebih sakit saat tau kamu bersama pria lain.

Aku segera masuk saat pintu lift terbuka dan memencet tombol 15 tinggal kami berdua dia hanya menunduk.

Kenapa kamu hanya diam sekarang dengannya kamu bisa tertawa tapi kenapa denganku kamu terdiam, Aku benci kamu mengacuhkanku,Aku benci kamu pergi dariku,Aku benci memendam rasa rindu ini.

"Sean"

Akhirnya namaku ia sebut. Aku langsung mendorongnya ke dinding lift menguncinya dengan tanganku yang berada di pipinya kucium bibirnya agak keras walaupun begitu Aku nggak ingin melukai bibirnya.

Nafasnya semakin tidak beraturan dan tidak kuasa menolak.lantai 15 terbuka. Untung saja tidak ada yang masuk di lift tadi, aku menekan password apartemenku aku ajak dia masuk ke dalam ruang tengah kudorongnya dia lagi ke dinding aku melanjutkan ciuman tadi tapi dengan perasaan yang sangat berapi-api.

Aku marah aku kecewa kenapa dia begitu tega mendua, Padahal aku sudah susah payah mencarinya.

Tanganku merasakan tetesan air, saat kubuka mata, Dia meneteskan air mata bukan tangisan bahagia justru raut wajah kesakitan dan tidak nyaman yang aku lihat.

"Mengapa kamu menangis?" aku masih menatapnya tapi dia hanya menundukkan Kepala.

Dia mendorong tubuhku menjauh darinya dengan berurai air mata. "Kenapa Sean? Kenapa kamu bertingkah seperti ini kepadaku?".

Jangan menangis Nancy, Lebih baik aku melihat dinginnya pandanganmu daripada harus menghadapi air matamu saat kita bertemu

"Aku nggak tahu, Yang aku tahu aku mengikuti suara hatiku.Aku mencintaimu sungguh mencintaimu" dia mengangkat matanya seperti ada pelangi setelah hujan.Kutarik tangannya yang dia gunakan untuk penghalang kupeluk erat dia.

"Jangan pergi dariku Tahukah aku sangat menderita, kamu selalu lari dariku" aku membenamkan muka ke pundaknya.

Bahkan jika kamu tidak memberiku setetespun cinta, aku akan tetap menghujanimu dengan cinta yang aku punya.

Tangannya akhirnya mendekapku seperti tersengat listrik, aku mulai mendapatkan kehangatan darinya.

Bibir kami beradu dan bergerak satu sama lain marah dan bahasa, aku tidak bisa berhenti menyentuhnya tanganku ada dimana-mana, wajahnya,rambutnya turun di punggungnya mencengkram pinggulnya. aku menariknya lebih dekat melepaskan bibirnya dan menyerang lehernya.Aku menikmati dirinya lebih tepatnya seperti pria yang kelaparan.

Aku menarik nafas saat aku menjilat menghisap dan menggigit dari rahang menuju ke telinganya Nancy merintih dengan suara tidak jelas tapi aku mengerti dia sangat menikmatinya.  Suaranya begitu liar dan seksi membuatku menegang.

Aroma tubuhnya yang sangat aku rindukan begitu lezat dan tangannya juga tidak tinggal diam tangannya mencengkam dadaku jari-jarinya turun ke bawah pinggang celana panjang jeansku, pertama menyentuh kemudian menangkup pantatku

MonoDrama-Promise YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang