32

17.4K 634 4
                                    

Nancy Prov

"Morning, babe"

Suara lembut membisiki telingaku, tangannya yang memelukku dari belakang.

"Morning Sean". Aku mengecup bibirnya.

"Mengapa kamu bangun pagi sekali"

"Aku ingin menyiapkan sarapan untukmu. Kamu ga keberatan kan aku pakai kemejamu" aku mengambil kemeja yang ia gantung dilemari pakaiannya.

"Kenapa tidak, u're so beautiful" dia mencium pipiku.

"Duduklah sean ini akan siap" aku mengelus pelan pipinya yang menempel dipipiku.

"Baiklah" sean menuruti perintahku.

Aku membawa 2 buah piring yang berisi roti selai strawberry yang aku bentuk Love aku hias dengan whipped cream.

"Babe, bukankah ini terlalu indah untuk dimakan"

"Ya kalo ga mau buat aku ja"

"Eits, kamu kan masak untukku jadi jangan harap menarikknya kembali"
Dia langsung melahapnya, bukankah menyenangkan jika masakan yang kita buat dilahap habis.

"Sean, hari ini kita mau kemana"tanyaku ga sabar mau kencan kemana lagi.

Kemarin seharian kami kencan dipantai. Melihat sunset dan menari di lantai dansa seperti pasangan lainnya.

"I'm sorry Babe, aku harus pulang hari ini"

Aku langsung down, padahal aku ingin mengajaknya ke brokyl bridge, central park tapi mengapa dia harus pulang.

Aku mengambil piring tempat aku makan tadi menuju dapur berpura pura mencucinya. Padahal aku ingin menangis, bendungan air mata sudah dipelupuk mata.

"Hei, apa kamu marah?" sean memelukku dari belakang. Aku hanya menggelengkan kepala.

Sean membalik badanku untuk menghadapnya. Aku menunduk menghindari kontak mata dengannya. Dia memegang daguku menyuruhnya untuk melihat mata indahnya

"Aku akan terus menghubungimu, aku akan terus mengirimkan kabarku. Setiap kali aku diberi liburan aku akan menemuimu"

"Janji? Kamu janji?"

"Ya aku janji" senyumnya berkembang saat melihat ku ceria kembali.

Bibirnya yang lembut menyentuh bibirku, melumatnya penuh dengan cinta."lihatlah bahkan bibirmu lebih manis dari selai strawberry yang aku makan"

Entah berapa kali dia memujiku tapi aku masih saja merasa mukaku merah cherry.

1 jam kemudian kami sampai di JFK airport. Alex , karyawan dari ayah Sean menurunkan koper Sean dari bagasi.

"Sean,Aku akan merindukanmu" aku memeluknya erat, air mataku hampir jatuh.

"Hei aku ga ingin melihat air mata dari mata indahmu" dia mencium bergantian ke dua mataku dan mencium bibirku.

"Baiklah, kabari aku jika sudah sampai disana"

"Ya tentu, I love you Nancy" teriaknya sambil berjalan mundur, matanya masih menatapku, dia melambaikan tanggan saat sudah jauh.

"Miss liona akan antar anda pulang" alex memberitahuku saat Sean sudah masuk ke dalam.

"Terima kasih" aku mengusap air mata tak ingin orang lain melihat.

Aku baru kencan dengan Sean 1 hari, baru menikmati cinta. Cinta yang harusnya sudah dari dulu aku rasakan, mungkin salahku aku telah menyianyiakan dia selama ini.

Aku diantar sampai apartemen oleh Alex. Aku melihat Emily sedang menata taman kecil didekat pintu rumahnya. Aku menghampirinya sekedar menyapa

"Hai Emily"

"Ow... Nancy, kau baru pulang dari London?"

"Tidak, aku mampir menginap dirumah temanku"

"Ow ya ada 2 orang laki laki yang mencarimu"

"Siapa??"

"Ke dua pria tersebut mengaku sebagai kekasihmu."

"What?!"

"Ia yang pertama datang seperti orang asia"

Sean, itu pasti dia. Dia mencariku kemari

"Yang kedua seperti orang inggris kalo tidak salah namanya Thomson. Dia menunggu mu lama disini sampai pagi"

Tunggu Elgin, melakukan itu. Kenapa?? Mengapa dia menungguku??

"Mereka berdua sangat tampan. Kau pintar sekali memilih mereka berdua. Waktu aku masih muda aku berkencan dengan 5 pria. Tak apa nikmatilah masa mudamu" Emily mengedipkan mata.

Aku meringis melihatnya. Dia sangat bangga menceritakan masa mudanya dengan mata bersinar sinar. Kalo aku 1 ja dapetnya susah.

"Baiklah aku harus istrahat sepertinya. Terima kasih emily"

"Ow tentu saja. Selamat istirahat Nancy"

Aku langsung menuju kamarku. Saat aku membuka pintu kamarku. Ada seikat bunga dibawah pintu.

Bunga mawar dari siapa ini? ada 7 tangkai mawar merah.tak ada nama pengirimnya, mungkin bukan untukku tapi kenapa di depan pintu kamarku.

Aku menaruhnya ke botol gelas yang berisi air. Kutaruh didekat jendela balkon. Aku merebahkan tubuhku di atas tempat tidur.

Aku mengingat kembali jumat malam di 169 club, saat sean muncul saat aku bersama Elgin. Dia menarikku keluar dan diajak ke condonium miliknya.
Malam itu kami benar benar melepaskan rindu. Bibirnya yang begitu lembut sungguh bagai jelly yang selalu ingin aku jilat. Lidahnya sangat lihai mengoyak mulutku.

Tahukah badannya yang berbidang dan lengannya yang berotot sedang membuatnya sangat seksi saat aku menyentuhnya. Apalagi dia begitu sensual saat aku nelihatnya telanjang diatas tubuhku. Bibirnya begitu lihai saat menciumi titik rangsang di tubuhku. Bahkan saat kejantanannya masuk ke milikku, rasanya surgawi dunia. Aku benar benar menikmati saat tetesan keringatnya jatuh dikulitku.

Aku menginginkannya, aku benar benar ketagihan menikmatinya. Dia menggengam tangannku saat dipantai, kami menari dilantai dansa. Tawanya, senyumannya, pelukannya, perhatiannya membuatku benar benar jatuh cinta padanya..

MonoDrama-Promise YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang