MonoDrama-Promise You

35

Elgin prov

10 jam yang lalu

Apa yang harus aku lakukan? Pasti dia sangat membenciku. Pasti dia ga mau bertemu lagi denganku.

Haruskah aku meminta maaf didepan pintu kamarnya. Memohon untuk dimaafkan. Terlihat lampu kamarnya masih menyala. Ney kesempatan dia belum tidur. Aku bisa melihatnya dari dalam mobilku.

Tapi bagaimana kalo dia tak memaafkan ku? Aku memukul setir mobil.

Bodohnya aku. Aku sungguh melakukan kebodohan yang membuatnya menjadi menjauh.

Nafsuku untuk memilikinya sangat besar Hingga aku ga bisa mengontrol apa yang aku perbuat.

Aku keluar dari mobil dan segera bergegas menuju lantai 3. Sekarang aku berdiri di depan pintu kamarnya.
Tanganku sudah ingin mengetuk pintu tapi aku tak punya keberanian dan lebih mengurungkan niatku.

Membiarkannya sendiri dulu mungkin hal yang baik.

*****

Now

Aku bisa melihatnya dari atas lobi. Dia masuk ke lift karyawan dengan baju lebih tertutup. Mungkin dia ingin menutupi bekas cupang yang aku buat kemarin.

Aku menghela nafas panjang ketika mengingat kejadian kemarin. Bodoh...

Aku masuk ke kantorku dan casey mulai menjelaskan kegiatan ku hari ini. Bebeberapa rapat itulah inti yang ia ucapkan. Aku ga menerima dengan jelas apa yang ia katakan karena aku masih berkonsentrasi bagaimana cara meminta maaf kepada Nancy.

"Apa ada yang anda perlukan Mr.Thomson?" Casey sudah selesai menyampaikan rentetan jadwalku.

"Casey, uhm apa yang kamu.. bagaimana ya jelasinnya"

Casey hanya terdiam melihat tingkah anehku."Sudahlah. Kamu boleh pergi"

Aku harus bagaimana ini?

****

5 Hari kemudian

Aku tak bertemu dengannya.ini sungguh gila. Perasaan bersalah selalu meliputi perasaanku.

Semua pesanku dan telephon ku tak ia balas. Di kantor pun dia lebih memilih rapat dengan banyak orang. Dia berusaha menghindariku, tatapannya masih dingin dan penuh amarah.

Setiap malam aku selalu datang ke apartemennya tapi nyali untuk mengetuk pintu tidak ada. Rasa ketakutan yang membuat nyaliku ciut.

Aku menekan tombol 25 menuju ke kantorku. Meeting dijam makan siang itu lebih efesien. Aku mengingat kembali saat aku makan siang di Dolmonico's.

Aku merindukan dia, aku ingin senyumannya, aku ingin raganya dan hatinya menjadi milikku.

Pintu lift terbuka di lantai 12, ada beberapa karyawan masuk. Aku melangkah keluar menuju kantor Nancy.

Aku langsung masuk dikantornya tanpa permisi. Nancy yang sedang sibuk dengan komputernya, menoleh ke arahku.

"El? Maaf Mr.Thomson. ada apa?" Nancy berdiri  dari kursinya dengan mencoba untuk tidak panik.