Dua bulan terlewatkan begitu saja, tak ada hal aneh menurut Alda. Tapi kata teman-temannya ia sekarang makin berisi.Alda hanya menanggapinya santai, toh mungkin badannya berisi karena tidak kulaih lagi, pikirannya menjadi lebih santai.
Dan masalah 'selingkuhan' makin panas di telinga para pegawai. Tak hayal Alda selalu menjadi bahan gosip yang paling di cari-cari.
"Kris hentikan berita itu, kasihan
Alda," ucap wanita setengah baya itu."Tak apa aunty, aku hanya ingin menjaganya dari singa-singa buas di luar sana." Sofia hanya tersenyum saja. Ibu dari Elma, Sofia Abrial.
"Terserah kau saja, tapi jangan buat kuping anak aunty ini memerah sepanjang waktu." Sofia menganggap Alda sebagai anaknya. Wanita itu terus membujuk Alda keluar dari pekerjaannya dan menyuruhnya tinggal di mansionnya yang besar.
"Biarkan saja mereka mom," kata Alda. Sofia menggelengkan kepalanya.
"Tidak Al, aku tidak mungkin membiarkan ini berlarut-larut. Kris berikan klarifikasi tentang hubungan dengan Alda, jika tidak aunty tidak akan memberikan kalian restu untuk bertunangan." Sofia berbicara tegas.
"Mom, aku tidak ikut-ikutan. Krisa memulai ini semua!" Elma meniti beratkan kesalahan pada Kris seorang.
"Kenapa aku?!" Saliva Kris terjebak di tenggorokannya, saat Elma menatapnya tajam. "Ya ya ya aku salah, nanti aku klarifikasi. Puas Al." Alda tersenyum, pilihannya mengadu kepada Sofia sudah sangat benar dan di tambah bumbu penyedap tadi.
"Baiklah, mom harus pergi. Ayo Al, kamu ikut mom. Mom ada jadwal sama dokter gigi." Alda menganggukan kepalanya.
"Dada bos, wakil bos aku pergi dulu! Ingat jangan potong gajiku!" Elma dan Kris saling tatap. Kenapa Alda menjadi se-alay itu.
...
"Apa mom?! Mom tidak salahkan?"
"Tidak, ini benar El. Dokter sudah memeriksa Alda dan... dia dinyatakan hamil sepuluh minggu," ucap Sofia lewat ponselnya.
"Baiklah mom, aku dan Kris akan ke sana. Apa Alda sudah sadarkan diri?"
"Belum El, cepat datang kemari. Mom mohon jangan tanya Alda macam-macam, sepertinya dia belum menyadari kehamilannya."
"Iya mom, aku matikan sambungannya. Bye." Elma memijit kening, 'Alda hamil?' Batinnya bertanya.
Dengan cepat dia menelpon Kris dan pergi ke rumah sakit. Ini harus jelas dan hanya Alda yang bisa menjelaskannya.
Tiba di rumah sakit, Elma dan Kris berjalan cepat menuju ruang rawat Alda, Sofia mengatakan Alda harus istrihat.
"Mom!" Sofia melihat Elma datang. Wanita setengah baya itu menyuruh Elma dan Kris menunggu di luar.
"Bagaimana bisa mom tau hamil?" Sofia menceritakan semuanya.
Flasback on
Saat tadi ia hendak memeriksakan giginya, Alda jatuh pingsan saat mencium bau Alkohol.
Sofia panik, langsung berteriak memanggil dokter. Tak selang beberapa detik perawat datang membawa bangkar.
"Selamat madam, anda akan memiliki cucu." Perkataan dokter itu membuat dunia Sofia berhenti.
"Jadi Alda ha-mil?" Dokter itu menganggukan kepalanya.
"Iya, sepuluh minggu usia janinnya, usia yang masih sangat rentan. Jadi jangan buat calon ibu terlalu lelah." Kepala Sofia mengangguk-angguk.
Setelah mengucapkam terima kasih, Sofia segera menghubungi Elma, Elma pasti tahu siapa yang menghamili Alda.
Flashback off
"Jadi mom, apa kita langsung tanya Alda?" Sofia menggelengkan kepala.
"Tidak, kita harus memberitahunya secara pelan-pelan. Mom yakin, Alda belum mengetahui dirinya hamil," ucap Sofia. Mereka berjalan menuju ruangan Alda.
Alda terbangun dari pingsan, rasa pening belum hilang. Dan ia berada di dalam sebuah ruang inap. Pikiran buruk berkecamuk, apa dirinya terkena kanker gigi. Astaga andai ia tahu ia akan menjaga kesehatan dirinya.
"Mom!" Panggil Alda.
Sofia mendekatinya, lalu memeluk Alda. Alda menangis.
"Mom, apa aku terkena kanker gigi?" Tanya Alda dengan suara serak.
"Astaga pikiran dari mana itu, kau itu hamil Al!" Elma spontan menutup bibirnya, matanya menunjukan rasa bersalah.
"A-aku ha-mil?" Sofia menganggukan kepalanya.
Mata Alda memandang kosong, dunianya berhenti di titik ini. Hamil dari pemerkosaan itu? Tidak!
"Selamat ya Al, aku tidak tahu kau sudah punya kekasih. Cepat beritahu dia," kata Elma berusaha mencairkan suasana.
Alda menggeleng, air matanya keluar deras, tangannya mengusap perutnya.
"A-ku di perkosa!" Sofia mulai menangis, Elma jatuh ke bawah menahan isakannya.
"Kau di perkosa? Oleh siapa! Katakan Al!" Teriak Kris, ia sangat merasa bersalah.
"A-ku tidak tahu! Aku di tinggalkan begitu saja," seru Alda, Sofia langsung memeluknya.
"Tenang, Al. Mom di sini, kau tidak akan sendirian." Alda mengeratkan pelukannya. Sofia bukan ibu kandungnya, tapi wanita itu memperlakukannya seperti putrinya sendiri.
Elma di bantu Kris berdiri, ia mendekati Alda dan ikut memeluknya.
"Kita akan merawatnya? Atau kau akan menggugurkannya Al?" Alda melepas pelukannya.
"Tidak mungkin aku berbuat dosa lagi, aku ingin anak ini melihat dunia, meski tidak akan pernah bertemu dengan ayahnya." Semua orang menerima keputusan Alda, mereka tau ini berat bagi Alda, tapi hidup harus di jalanni.
"Jadi ini sebabnya kau memutuskan menunda skripsimu?" Alda mengangguk.
"Dan kemungkinan skripsi itu tidak akan selesai, aku harus fokus merawat dan menjaga, Maple." Tangannya mengusap perutnya.
"Maple?" Celetuk Kris.
"Iya, Maple. Aku suka dengan nama itu."
TBC...
Dua revisi sekaligus. Semoga besok bisa lagi ya.
Biar cepat Extra partnya😄😄😄
Salam P_K😚😚😚
KAMU SEDANG MEMBACA
M (Aku, Kamu, Maple.)
Художественная прозаTerima kasih, untuk mu (Laki-laki berengsek) yang telah tega membuatku, kehilangan hal yang paling berharga di hidupku, secara paksa dan sekarang, benih mu tumbuh di dalam rahimku. Alda Roseline