M 24

142K 6.5K 66
                                    

Maaf ngaret banget dan maaf ya aku enggak bisa balas komen kalian satu-satu

Happy Reading!!!

Sebuah senyum terindah terukir di bibir Alda, saat ia melihat Elma dengan balutan baju pengantin. Ya, hari ini Elma akan menikah dengan pujaan hatinya. Kris, adalah kekasih Elma sejak lulus kuliah dulu. Mereka yang awalnya hanya berstatuskan sahabat tapi memendam cinta dalam dirinya, masing-masing. Hingga akhirnya Elma mengungkapkan perasaan cintanya, yang mulai tumbuh saat mereka masih kecil. Dia cemburu melihat kedekatan Kris dengan gadis-gadis lain dan itu membuat amarah Elma meledak-ledak.

Dan Alda lah yang menjadi sasaran Elma, dengan setia Alda mendengarkan curhatan Elma tentang Kris. Dari mulai masa kecil mereka yang dihabiskan dengan kebersamaan hingga masa memasuki Senior High School. Kris adalah penyemangat Elma, saat dia kehilangan kakak perempuannya, yang meninggal karena di perkosa. Elma remaja yang menghabiskan harinya hanya dengan termenung. Kris yang tidak suka melihat Elma yang ceria berubah menjadi pendiam, akhirnya ia membuat sebuah kejutan untuk Elma dan ia berjanji akan selalu bersama Elma.

Tapi Elma merasakan jika janji yang di ucapkan Kris adalah kebohongan. Elma sangat sedih saat Kris mulai menjahuinya saat memasuki bangku perkulihaan, dan puncaknya Elma mendengar kabar jika Kris sudah memiliki seorang kekasih. Perasaan Elma hancur betkeping-keping, pedih dan sakit membuatnya melupakan Kris, namun hatinya berkata lain, dia tidak bisa melupakan Kris hingga akhirnya, ia meluapkan isi hanya dan dia berpikir Kris akan menjahuinya. Kenyataannya, salah. Kris juga mencintai Elma semenjak kecil, dan kabar bahwa di sudah memiliki kekasih adalah rencanya, untuk membuat Elma cemburu dan hasilnya Elma sangat cemburu.

Jika diingat lagi Alda jugalah yang paling berperan dalam perubahan hubungan mereka. Dan itulah sebabnya Elma dan Kris menganggap Alda sebagai saudaranya.

"Kau sangat cantik, Elma." Elma membalikan tubuhnya, ia dapat melihat senyum sahabatnya yang terlihat bahagia.

"Aku memang cantik, Al." Alda terkekeh mendengar jawab sang sahabat yang sudah ia anggap sebagai saudara itu. "Tidak El, akulah yang paling cantik. Tapi karena hari ini kau menikah, jadi aku merendahakan diriku," ucap Alda dan sesaat kemudian hanya tawa mereka yang tedengar di kamar rias itu. Para perias yang merias Elma hanya bisa tersenyum, melihat tingkah laku dua orang wanita itu.

"Kalian melupakan kami." Alda dan Elma berhenti tertawa. Meraka saling bertukar berpandangan dan sesaat kemudian mengalihkan pandangannya ke arah pintu.

Tampak Rain dan Mikha di ambang pintu, dengan tangan keduanya sama-sama terlipat di depan dada. Elma tersenyum, wanita dengan gaun pengantin itu berlarian menghampiri kedua sahabatnya. "Elma, jangan lari-lari!! Ingat kamu lagi hamil," kata Mikha mengingatakan. Elma berhenti berlari, ia berjalan dengan anggunnya dengan flat shoes mengiasi kakinya.

Kris memang melarang Elma, memakai high heels, mengingat kandungan Elma. Elma awalnya marah tapi ia tersenyum dan mengiakan apapun yang dikatan oleh Kris, Elma yang cerewet menjadi kucing jinak saat bersama Kris.

"Ohh El, kau sangatlah cantik," puji Rain. Mendengar pujian Rain membuat Elma tersenyum mengembang. "Aku memang cantik. Lebih cantik daripada Alda," ucap Elma seraya menyindir Alda. Alda yang mendengar sindiran Elma hanya tersenyum geli, sedangkan Mikha menahan tawanya. Sungguh ia tau jika hormon kehamilannya membuat Elma terlalu percaya diri.

Alda adalah paling cantik, di antara keempat wanita itu, Elma, Rain, dan Mikha selalu memuji kecantikan Alda yang sangatlah natural, berbeda dengan wanita diluar sana yang sangat suka ke salon. Sampai-sampai banyak dari rekan bisnis dari Valdo, Kay, dan Kris. Ingin melamar Alda walaupun mereka sudah tau jika Alda sudah memiliki dua anak. Tapi Alda menolak semua lamaran itu, ia lebih memilih membesarkan Maple sendiri.

"Rain...akulah yang paling cantik," seru Alda membuat Elma mengerucutkan bibirnya. Mikha dan Rain hanya tertawa melihat ekspresi Elma yang sangat lucu. "El, kau terlihat sangat lucu," ucap Mikha membuat Elma mendelik tajam. "Hahah benar El. Kalau begini bisa-bisa Kris membatalkan pernikahannya dan menarik kau ke kamar." Elma semakin mengerucutkan bibirnya hampir seperti paruh bebek.

"Al, sangat kau keterlaluan. Kasihan Elma-kan jadi bergairah," ucap Rain membuat Alda dan Mikha tertawa terbahak-bahak, sedangkan Elma hanya cemberut.

"Heii Alda, Rain, Mikha, jangan menggoda Elma lagi. Kan tidak lucu pengantin wanita cemberut." Ke empat wanita menoleh kearah sumber suara. "Biarkan saja mom, mumpung hanya hari ini, kita bebas mem-bully-nya," kata Alda diiringi tawanya.

"benar aunty, kalau bukan sekarang, kapan lagi dapat menggoda Elma." Sofia dan Alysa hanya bisa menggelengkan kepalanya, mereka tersenyum melihat tingkah laku empat wanita yang berbeda status itu.

"Mommy..." rengek Elma Sofia terkikik geli melihat tinggah sang putri yang sebentar lagi akan menikah, air matanya hampir saja jatuh. Cepat-cepat ia seka, mana mungkin di dunia tidak ada yang menangis bahagia saat putrinya akan menikah. "El, jangan manja begitu. Malu ada ibu mertuamu." Elma tersenyum malu.
Dan lagi-lagi semua tertawa melihat tingkah Elma,
"Ohh.. Alda, mom baru ingat. Kamu belum tahukan pasangan brisedman-mu?" Alda menggelengkan kepalanya, sungguh ia belum tau, siapa yang akan menjadi pasangannya. "Pakai ini, nanti kamu juga ketemu." Alda menerima sebuah gelang berwarna navy, Mikha dan Rain sudah memakai gelang couple-nya. "Mommy, buat kami mana?" Tanya seorang gadis remaja dari kejauhan, semuanya melihat kearah sumber suara. "Aaaaa! Monic!! Erin!" Teriak Rain, yang pertama kali menyadari dua remaja yang berpakain sama dengannya pengiring pengantin.
"Hallo semua," sapa Erin.
"Kalian kapan datang? Kenapa kalian bohong?" Tanya Elma, Monic dan Erin saling bertukar pandangan dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Cepat jawab pertanyanya Kak Elma, kan kau buat rencana ini," Monic berbisik ditelinga Erin. Erin memandang Monic,
"Kau saja, kau setuju dengan rencana ini dan sekarang kau harus memberikan penjelasan," ucap Erin tegas.
"Kau!" Geram Monic. Semua yang ada disana hanya menatap kedua remaja itu binggung.
"Aaa..aduhhh sakit!Lepaskan!" Teriak kedua gadis itu, saat ada yang menjewer telinganya.
"Ini hukuman kalian! Karena sudah berbohong! Temui Daddy setelah pesta usai," kata Pria itu,
"Ampun Dad, ini bukan salah Monic tapi salah Erin. Dia yang merencanakan ini," seru Monic kepada Pria itu yang tak lain adalah Daddy-nya. Pria itu, adalah Fabio Alta. Ayah dari Kris dan Monic.
"Daddy tidak terima alasan apapun dan sekarang kalian bisa bebas karena acara sebentar lagi akan di mulai."  Fabio mengakhiri 'penyiksaan' menurut Monic.
Semua wanita itu hanya tertawa cekikikan. Monic dan Erin mengusap-usap telinganya yang merah, dengan wajah di tekuk Monic menghampiri Elma dan langsung memeluknya. Begitu pula Erin ia langsung memeluk Alda.
"Kak Al, Maple dimana??" Tanya Erin terlihat sekali dia sangat merindukan dua keponakannya itu.
"Mereka ada di ruangan sebelah," jawab Alda setelah melepas pelukan Erin.
"Ayo Elma sebentar lagi acara di mulai," kata Alan.

Semua yang ada disana keluar dan melakukan tugasnya masing-masing. Hanya menyisakan Elma dan Alan  Abrial.

TBC........

M (Aku, Kamu, Maple.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang