M 7

155K 7.7K 139
                                    

Votmen dan komen
Makasi

"Ya tuhan mereka sangat lucu, dan aku ingin memakan pipinya," ujar Elma saat melihat kedua bayi kembar Alda yang sedang tertidur di dalam box.

"Kau akan menyakiti mereka sayang..." Kris menentang keinginan kekasihnya, Elma memanyunkan bibirnya.

Sofia terterkikik geli melihat tingkah putrinya itu, "Secepatnya kalian harus membuat seperti Maple," suruh Sofia yang semakin membuat Elma cemberut luar biasa.
"Ya kak, aku pesan satu juga ya dan harus perempuan." Elma menatap tajam Erin, seketika membuat gadis itu diam.

"Kenapa meminta dengan ku! Suruhnya saja kakak mu itu membuatnya!" Kata Elma tegas, membuat Erin menatapnya tajam.

"Kakak Elma saja, kan tau Kak Elvin sedang dalam pemulihan," ujar Erin memberitahu. Kris menghela napas panjang, kalau tidak dihentikan peretengkarang kedua wanita ini akan semakin menjadi.

"Kalian ini bukan anak berumur 5 tahun lagi, lihat Maple mereka akan malu mempunyai aunty-aunty seperti kalian. Aku pun malu terus di perhatikan oleh perawat yang ada di sana." Elma dan Erin menatap Kris, mereka menolehkan kepalanya di sana ada perawat jaga yang menatap mereka lebih tajam dari silet.

"Sebaiknya kita keluar, membuat anak tidak mudah seperti yang kalian bayangkan, ayo." Sofia mengajak para anak manusia itu keluar dari ruang baby.

Mereka berjalan menuju ruangan di mana Alda di rawat pasca melahirkan Maple.

"Mikha, apa Alda sudah bangun?" Sofia bertanya pada Mikha yang sedang duduk membaca majalah.

"Belum aunty, dia mungkin kelelahan. Aunty dari mana?" Mikha melirik orang yang ada di balik punggu Sofia.

"Aku baru saja melihat Maple, kau tau cucu-cucu sangat tampan," seru Sofia girang.

"Tentulah aunty, tidak mungkin mereka cantik," kata Mikha dengan sedikit candaan.

"Kau ada-ada saja Mikha." Sofia ikut duduk di samping Mikha.

"Mom aku ingin mengantarkan anak kurang ajar ini mencari makan dulu." Elma meminta ijin untuk mengantarkan Erin ke kantin, gadis itu sudah kelapar, sangat terlihat.

"Bawalah dia Elma, belikan apapun yang dia mau dan ingat siapkan nota untuk Devandra, hahaha." Erin memanyunkan bibirnya seperti bebek, Sofia benar-benar. Mentang-mentang dirinya di titipkan, malang jadi anak terakhir. Ayah dan ibunya sedang pergi ke Amerika untuk melihat kakaknya yang sakit tidak jelas itu.

"Terserah aunty saja, malangnya jadi anak terakhir..." ocehan Erin membuat mereka tertawa.

Setelah Kris, Elma dan Erin pergi. Suasana ruangan itu sangat sepi hanya ada suara tv yang berbica sendiri.

"Aunty, kapan suami Alda datang? Apa dia tidak tau istrinya sudah melahirkan?" tubuh Sofia menegang, dan Mikha dapat merasakannya.

"Aunty?" Mikha memanggil Sofia.

"Alda tidak mempunyai suami."  kerutan nampak sekali di kening Mikha.

"Kalau bukan suami, pacarnya mungkin?" Sofia menggelengkan kepalanya.

"Alda hamil karena sebuah 'kejadian', kami sudah menawarkan untuk mencari pria itu, namun Alda menolaknya." Air mata Mikha begitu saja turun, dia tidak bisa membendungnya lagi,  'kenapa nasib Alda begitu tragis,' pikirnya.

"Ke-napa dia bisa mengalami ini? Ya Tuhan." Sofia memeluk Mikha tangannya mengusap pelan punggu Mikha, ibu satu anak itu terus menangis.

"Aunty di mana Alda tinggal?" Mikha bertanya setelah dia selesai menangis.

M (Aku, Kamu, Maple.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang