"Mikha, aku tidak bisa menerima apartemen ini. Ini terlalu besar untuk ku." Mikha menatap tajam Alda."Tidak Alda, kau tidak bisa menolak. Ini untuk Maple, aku tidak mau mereka tumbuh dan tinggal di flat itu," kata Mikha, ia tidak ingin Maple tinggal di sana.
"Jangan menolak lagi Al. Ini untuk meraka, lagi apartemen ini kosong." Alda memejamkan mata sebentar.
"Aku sewa saja ya." Pupil mata Mikha membesar. Ia tidak setuju dengan usul Alda.
"Tidak Al, lebih baik uangnya kamu tabung untuk masa depan mereka." Dengan terpaksa Alda menerimanya, ya ini untuk Maple.
"Kita memang bukan saudara, tapi aku ini sudah menjadi saudaramu saat kau masih di panti. Jika dulu kau mau ikut dengan ku. Pasti nasibmu tidak seperti ini Al." Alda terdiam.
"Jadi jangan coba menolak lagi Al." Mikha meninggalkan Alda. Alda hanya bisa bersyukur setelah musibah itu akhirnya dia bisa bertemu dengan Mikha, ya benat setiap kejadian pasti ada sesuatu di baliknya.
...
Wanita itu tidak bisa menahan tawa, setiap masuk kedalam kamar kedua putranya. Ya dekorasinya yang dominan warna ungu, ya siapa lagi yang memilihkan, kalau bukan Sofia, ya nenek gaul itu.
"Anak mommy, ganteng banget sih." Alda mengusap pipi Leon pelan.
Lalu beralih melihat Ceon.Keduanya malaikat tanpa sayap yang di kirimkan Tuhan untuknya. Ya semua pasti ada hadiah untuk semua kesabarannya.
...
Satu tahun kemudian
Alda terkiki geli melihat tingkah Maple, kedua balita kecil itu saling berlomba mengambil bola yang mengelinding ke segala arah.
Kekehan Leon terdengar keras saat dia yang pertama mendapatkan bola itu, dan sebentar lagi Ceon akan menangis.
"Hwaa hiks..." Kan benar Ceon menangis, Alda langsung mengambil Ceon.
Membuka tiga kancing bajunya, mengeluarkan sumber kehidupan Ceon.
Balita itu tersenyum senang, dan langsung menghisap sumber makanannya, seketika melupakan bola merah itu."mmm!" Teriak Leon keras, dia melemparkan bola yang ada di tangannya, dengan tertatih dia berjalan kearah sang ibu. Dia juga mau seperti adiknya.
"Ayo Le sini," Ujar Alda setelah mengeluarkan sumber kehidupan putranya. Ceon hanya bergumam tidak jelas yang dia tau sekarang hanya ingin membuat perutnya kenyang dan tidur.
Kedua balita itu terlihat senang, mereka akan tertidur saat perut mereka kenyang.
Inilah kebahagian Alda dia tidak mau si kembar meminum susu formula, dan beruntung baginya ASI keluar dengan lancar tanpa hambatan. Jadi Maple bisa berisi seperti sekarang.
Ulang tahun mereka sudah lewat kemarin, perayaan kecil diakan oleh Sofia, maunya besar-besaran tapi Alda menolaknya dengan tegas.
Setelah menidurkan kedua buah hatinya, Alda mulai membersihkan ruang bermain Maple, tak banyak main memang tapi terasa penuh saat berserakan di mana-mana.
....
Empat tahun kemudian
"Maple cepat bangun, nanti bisa-bisa Mommy telat!"
Alda berteriak, memangil
anak-anaknya dari dapur. Ia sedang memasak untuk sarapan."Mereka, belum juga bangun?" gumam Alda, setelah melihat di meja makan kedua anaknya belum bangun dan keluar dari kamar mereka yang terletak di samping kamarnya
Dengan langkah berat Alda, melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar si kembar.
Wanita itu menghembuskan napas berat, saat melihat Kedua anaknya, masih tertidur dengan tenangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
M (Aku, Kamu, Maple.)
General FictionTerima kasih, untuk mu (Laki-laki berengsek) yang telah tega membuatku, kehilangan hal yang paling berharga di hidupku, secara paksa dan sekarang, benih mu tumbuh di dalam rahimku. Alda Roseline