39 "Rose"

114K 6.2K 77
                                    

Happy Reading😁😁😁

Mikha menatap sedih wanita itu, wanita yang ternyata adik iparnya. Ia mengusap air mata yang jatuh mengenai pipinya.

Menarik selimut sampai dada wanita itu, air matanya mengenang lagi di pelupuk mata, ia tidak tahan melihat Alda yang menangis walau dalam tidurnya.

Mikha mengusap lembut rambut Alda, lalu mematikan lampu di kamar wanita itu, membiarkan wanita itu untuk beristirahat. Mikha tahu ini hari terberat bagi Alda.

Tadi seetelah menyuruh Elvin pergi, Mikha masuk kedalam apartemen Alda. Suara tangisan yang membuat nyeri di hatinya terdengar, ia berjalan menaiki tangga. Suara gemericik air bersatu padu dengan suara tangisan.

Dengan debaran jantung mengiri langkahnya, Mikha membuka sebuah kamar, ia berjalan mencari sumber suara yang membuat nyeri hatinya.

"Alda!" Teriak Mikha saat membuka pintu kamar mandi Alda.

Wanita itu menangis di bawah guyuran shower, mengcengkaram dada bagian kirinya, tangisan kepedihan bagu yang mendengarnya.

Air mata Mikha jatuh, ia ikut merasakan apa yang di rasakan adik iparnya, ia mematikan shower, menghentikan air yang membasahi tubuh Alda.

Alda mendongakan kepalanya, saat air yang menjatuhi tubuhnya terhenti. Wanita itu menatap sahabatnya dengan berkaca-kaca. "Mikha... Ak...aku," Mikha memeluk Alda, membiarkan pakaiannya ikut basah.

"Diamlah, aku sudah mengetahui semuanya..." ucap Mikha melepaskan pelukan Alda, ia mengambil handuk, melampirkan di tubuh basah Alda.

Menuntun wanita itu untuk keluar dari kamar mandi, setelah mengganti pakaian Alda, membawa wanita itu tidur.

Wajah Alda masih pucat dan tubuhnya gemetaran, "Mikha aku tidak kuat lagi." Mikha menatap Alda terkejut. "Aku menyerah," ucapnya putus asa.

"Tapi kau tidak boleh...."

"Aku menyerah. Aku tidak kuat lagi, hatiku sakit. Aku ini bodoh mempercayai Elvin." Air mata wanita itu keluar lagi, tidak bisa ia tahan.

Mikha hanya terdiam, tidak mungkin ia memaksa Alda untuk tetap bersama Elvin, dan sekarang Elvin yang harus menyelesaikan semuanya.

"Aku tidak akan menyuruh tetap bersama Elvin, kau sekarang istirahatlah. Aku yang akan mengurus Maple." Alda tersenyum, lalu merebahkan tubuhnya, memejamkan mata walau ia tahu air matanya akan merembes keluar lagi.

🎋🎋🎋

Mikha mendesah lelah, ini sudah tiga minggu berlalu dari hari di mana Alda memutuskan pergi dari sisi Elvin, bukannya ia bisa hidup normal lagi, tapi ia menjadi wanita lebih menyedihkan, tidur dan bangun hanya untuk menangis, untuk makan? Ia harus di paksa.

Maple kedua anak awalnya juga mereka ikut menangis saat melihat ibunya seperti itu, tapi satu minggu kebelakang mereka berubah menjadi anak periang lagi, mereka hanya bertanya, kenapa mamanya menangis? Entah jawaban yang memang terlintas di otaknya.

Mikha menjawabnya, "Kalian akan mendapatkan adik, karena itu lah Mommy menangis. Hormon kehamilan." Saat mendengar perkataan Mikha membuat kembar itu berteriak girang, mereka akan memiliki adik dari Mommy dan juga aunty Elmanya. Sejak saat itu Maple menjadi Maple yang periang.

Mikha meruntuki perkataannya tetang kembar rusuh itu akan mempunyai adik, adik? Alda dan Elvin saja berpisah. Mikha menggelengkan kepalanya, nanti akan ia cari alasan yang tepat untuk membohongi kembar itu.

M (Aku, Kamu, Maple.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang