"Mama!" Teriakan Maple, membuat Arnina menatap putrinya menuntut.
"A-pa ma?" Tanyanya polos. Membuat nenek Maple itu berdecak.
"Mama, datang sama siapa?" Ceon bertanya dengan Erin tapi arah pandangannya menatap wanita di belakang mamanya.
"Kok mirip Mama dan daddy?" Erin menelan salivanya dengan susah payah.
'Dasar balita cerewet!' Teriak batinnya.
"Ini Mamanya, Mama Rinka...dan daddy."
"Dan juga grandma-nya Leon dan Ceon." Akhirnya kalimat itu meluncur dari bibirnya.
"Grandma? Jadi dia grandma? Kak Le, kita punya grandma!" Arnina tersenyum haru. Ia merasa sangat senang, cucu yang ia idam-idamkan ada di hadapannya.
Sebuah kenyataan yang mampu membuat hatinya tertampar, cucu yang tidak ia ketahui keberadaannya. Segala ucapan syukur ia panjatkan, cucu kembar! Kenapa kembali laki-laki? Ia sudah mempunyai 3 anak laki-laki dan sekarang cucunya juga laki-laki? Kapan ia akan mempunyai cucu perempuan? yang bisa ia ajak berkebun. Apa ia harus menyuruh Elvin menghamil Alda lagi? Tapi Elvin akan menikah dengan Anna? Ah sial pikirannya itu membuatnya pusing.
"Grandma!" Teriak dari kedua cucunya membuat Arnina kembali dari hayalan gilanya.
"Apa sayang?" Maple menarik tangan neneknya, Arnina tersenyum saat jemari-jemari mungil cucunya menuntunnya masuk kedalam penthouse.
"Grandma, cantik!" Ceon malu-malu menatap neneknya itu.
"Benarkan Kak Le?" Ia meminta persetujuan dari sang kakak.
"Hm.."
'Benar-benar mirip El,' dalam hatinya Arnina tersenyum.
"Apa grandma boleh memeluk kalian?"
"Tentu." Ucapan sang cucu kembar, membuat kesenangan Arnina membuncah.
Erin hanya bisa tersenyum melihat sang mama memeluk cucunya, ada rasa haru, Maple sangat menerima Mamanya sebagai grandma-nya.
"Mommy kalian dimana?" Tanya Arnina.
Kedua balita itu tersenyum,
"Mommy lagi kerja." Ada rasa bersalah dalam diri wanita itu, tidak seharusnya Alda bekerja menghidupi cucunya. Ini salah anak sulungnya."Apa kalian senang tinggal di sini? Apa kalian tidak ingin tinggal di tempat grandma?" Ceon menatap kakaknya.
Leon menghembuskan napasnya, lalu menggelengkan kepalanya. "Kami senang tinggal di mana saja asal bersama mommy."
Arnina hanya bisa diam, "Apa kalian sudah makan? Di mana Sarah?" Erin bertanya kepada keduanya yang asik menggambar garis-garis tak beraturan.
"Kami sudah makan, aunty Sarah ia sedang keluar." Erin menganggukan kepalanya.
"Apa kalian mau tinggal dengan grandma? grandma sendirian. Nanti mommy ikut."
Kedua balita itu menganggukan kepalanya. Membuat Arnina memeluk cucu-cucunya itu.
🎋🎋🎋
"Brakk!" Alda menatap Elvin tajam, tubuhnya masih terasa sakit saat Elvin memojokkannya di dinding.
"Honey, please listen to me." Alda mengalihkan pandangannya.
"Alda, aku mohon jangan seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
M (Aku, Kamu, Maple.)
Genel KurguTerima kasih, untuk mu (Laki-laki berengsek) yang telah tega membuatku, kehilangan hal yang paling berharga di hidupku, secara paksa dan sekarang, benih mu tumbuh di dalam rahimku. Alda Roseline