Mata ini masih tertutup. Mencoba menarik nafas dalam dalam. Menetralkan setiap detak jantung dan aliran darah yang terasa berantakan.
Kepala ini masih setia tersimpan diatas meja, sungguh terasa sangat berat hingga sulit bagiku untuk menegakkannya. Dengan perlahan kuangkat sedikit dahi yang sedari tadi kutumpukan. Mencoba melirik apa yang ada di hadapanku. Mengamati setiap benda yang ada diatas meja. Dengan bertumpu dagu aku masih mencoba mengembalikan jiwaku yang barusan melayang. Kutegakkan tubuh ini, menyandarkannya pada sandaran kursi yang sudah kududuki sejak 1 jam lalu, mungkin. karena sedari tadi aku tak melakukan apa apa kecuali menundukkan kepala ini.
Kini di depanku bisa kulihat laptop ku yang berdebu. Sudah lama tak kusentuh, mungkin sudah 1 Minggu lamanya sejak saat itu. Kubuka kembali benda yang dulu sering kugunakan, namun kini benda ini mungkin akan menjadi salah satu benda yang sangat memorial .
Tombol on telah kunyalakan, booting cukup lama meluangkan waktuku untuk mencari sesuatu yang sedari 1 Minggu lalu ada dimeja ini. Ku obrak obrik benda di meja, beberapa buku bertebaran, hingga ku temukan DVD bercover tulisan Italic dengan kalimat "Boss Bobby" dan emoticon disudut nya. Kutatap lekat lekat benda yang ada di tanganku ini. Dengan lambat tanganku bergerak mengikuti perintah otakku untuk membuka CD-room pada laptop ku. Kembali kutarik nafasku dalam dalam dan memasukkan DVD itu. Terputar slide pertama dengan sebuah sajak indah secara perlahan.
" Selama nafasku masih berdesah
Dan jantungku terus memanggil indah namamu. Kan ku jaga segenap cinta yang ada. Percayalah satu cintaku untukmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lensa, Senja, Dan Kita
FanfictionSelama nafasku masih berdesah Dan jantungku terus memanggil indah namamu kan ku jaga segenap cinta yang ada percayalah satu cintaku untukmu