biar feelnya dapat sambil diputar ya videonya diatas :-)
Akhirnya aku bisa kembali lihat senyumnya. Lihat dia yang seolah kembali hidup. Meski aku harus 2 kali lebih sibuk tapi tak mengapa. Setidaknya aku bisa melihatnya kembali ceria.
Aku bisa melihatnya tertawa lepas. Sesekali aku mengambil gambar mereka. Dan tak lepas kamera ditanganku merekam setiap kegiatan mereka. Mereka nampak menikmati kembang gula yang kubeli dari stand sebelah. Sesekali Shania mengambil kamera dari tanganku dan mengambil moment kita bersama. Rasanya aku jadi ingat saat kami masih pacaran. Kita sering jalan jalan seperti ini. Menghabiskan waktu bersama dan mengabadikan momen kami. meskipun hanya ditaman seperti ini.
****
Aku masih berjaga di samping nakas. Menanti sosok bidadariku untuk bangun dari tidurnya. Beberapa kali aku mencoba untuk tegar dan menepati janjiku agar tak menangis. Namun, rasanya itu sulit. Berulang kali air mata ini meluncur dengan sendirinya saat menyaksikannya tersiksa. Menyaksikannya yang sering jatuh pingsan dan tak sadarkan diri. Seperti sekarang ini.
Berminggu-minggu tak ada perubahan. Setiap malam air mata ini tak berhenti menetes. Aku sudah tak sanggup melihatnya seperti ini. Ingin rasanya menggantikan posisinya. Tak lepas tangan ini menggenggam jemarinya. Tubuhnya yang mengurus, rambutnya yang sudah panjang, tak luput dari kecupan hangat dariku.
Hanya berbaring diatas nakas. Membuatku tak tega kepadanya. Kemarin juga dokter sempat katakan yang berhasil membuat emosi ku memuncak. Aku tak percaya, dokter yang katanya sekolahnya mahal itu bisa seenaknya saja mengfonis umur seseorang. Jika saja Mama papa tak menghentikan ku, maka bisa kujamin dokter itu juga dirawat disini.
Setiap hembusan nafasnya menjadi anugerah terbesarku. Sulit bagiku menutup mata ini. Aku takut saat aku membuka mata ini aku telah kehilangannya. Aku takut aku melewatkan hembusan nafasnya maka aku akan selamanya kehilangannya.
Beberapa kali saat matanya terbuka, dia masih saja menunjukkan senyumnya. Seolah dia baik baik saja. Seolah semua rasa takut yang menghantui ku takkan pernah terjadi . Dan saat seperti itu kuusap kasar wajahku. Menghapus air mata semalam, berharap dia tak pernah tahu apa yang terjadi padaku. Mencoba terlihat tegar dihadapannya. Sama seperti apa yang selama ini dia minta.
*******
Malam ini aku duduk dibawah indahnya sang bintang. Ditemani bidadari disampingku. Malam ini dia meminta untuk keluar sebentar menghirup udara segar. Dibawah langit gelap dan diterangi lampu taman kami duduk di bangku taman yang penuh bunga. Kulirik dia yang masih saja setia menutup matanya. Menarik nafas nya dalam dalam lalu menghembuskan perlahan.
"Kenapa kamu melihatku seperti itu ?" Tanyanya memecah lamunanku yang masih menatap nya
"Kamu cantik" jawabku jujur .
"Haha. Aku tahu. Kamu tak perlu memuji ku selalu. Ingat kita sudah jadi orang tua sekarang" ucapnya masih tersenyum menatap tamparan langit penuh Bintang.
"Aku serius, lagian aku bisa jamin vino akan ucapkan halnya yang sama seperti itu pada Mama nya" ucapku menarik tangannya ke pangkuanku.
"Bob" panggilnya lirih
"Iya sayang ?" Jawabku.
"Jika aku pergi. Apa yang ingin kamu lakukan?" Tanyanya.
"Jika kamu pergi ? Hahaha, apa kamu yakin kamu bisa pergi dariku. Aku terlalu berharga untukmu. Kamu harus percaya itu." Ucapku bercanda
"Aku serius Bobby. Apa yang akan kamu lakukan nanti?" Tanyanya cemberut.
"Haha, bukankah kamu yang bilang untuk ingat umur ? Jangan cemberut gitu, kamu terlihat menggemaskan jika seperti itu. Lagian kenapa kamu tanya gitu sih. Yang jelas aku takkan biarkan kamu pergilah. Itu poin pertama yang harus kamu tahu. Jika aku harus pergi pun, maka aku akan tetap mencintaimu. Aku akan tetap menunggumu untuk kembali. Aku akan selalu ada untukmu. Dan aku takkan pernah mencoba lupakanmu." Ucapku

KAMU SEDANG MEMBACA
Lensa, Senja, Dan Kita
FanfictionSelama nafasku masih berdesah Dan jantungku terus memanggil indah namamu kan ku jaga segenap cinta yang ada percayalah satu cintaku untukmu