part 12

254 20 0
                                    

Hari ini tepat 1 tahun aku menjalin kasih dengan nya. Seharian penuh aku belum menghubungi nya. Tidak tidak, bukan seharian penuh. Melainkan 2 hari. Sejak kemarin aku sibuk menyiapkan segalanya dengan baik. Aku tak mau melewati anniversary 1 tahun ku dengan nya begitu begitu saja. Mungkin aku telah bertahun-tahun dengannya. Tapi dengan status berbeda kali ini aku ingin menyiapkan semuanya secara perfect.

Kucoba mengetes suara musik yang kini  sudah tertata rapi. Kuraih korek api disaku dan menghidupkan lilin diatas meja. Kuhidupkan musik klasik secara lirih namun bisa didengarkan dengan baik.

Kuputuskan menghubunginya kali ini. Memastikan keberadaannya. Aku buka hp ku, begitu banyak notif masuk ternyata. Dan begitu banyak chat darinya yang menanyakan keberadaan yang tak terlihat batang hidungku dikampus.

"Kamu dimana ?" Ketikku pada suatu layanan chating.

"Kenapa baru baca?" Balasnya

"Kok ganti nanya. Aku sibuk. Kamu dimana ?" Tanyaku lagi.

"Habis ngapain baru dibaca chat aku? Sok sibuk. Aku dikampus"

"Maaf, aku bener sibuk. Masih ada kelas ?"

"Sampai gak bisa baca chatku sama sekali? Gak ada"

"Maaf banget, aku aja baru pegang hp sekarang. Kamu marah ?"

"B aja"

"Aduh, jangan gitu dong. Oke, aku jemput sekarang"

"Ngapain ? Aku lagi gak mau ketemu kamu" balasnya yang hanya ku read saja tak berniat membalasnya . Kulajukan mobilku menuju kampus untuk menjemputnya. Kutepikan mobilku dan segera pergi berlalu memasuki gedung kampus. Kuberlari menuju tempat yang biasa shani kunjungi.

"Sudah kuduga kamu ada disini" ucapku masih mencoba mengatur nafas.

"Eh, ngapain kesini?" Ucapnya jutek .

"Jemput kekasihku dong" jawabku nyengir tak bermasalah dan siaga akan merangkul nya. Tapi Shania lebih dulu menghempas kan tanganku begitu saja.

"Kemana aja kamu ?" Tanyamu dengan raut wajah menakutkan.

"Maaf sayang aku sibuk, gak sempet ngabarin kamu" ucapku dengan dua telapak tangan saking menempel didepan dada.

"Segitunya kah ? Sampai sampai gak bisa baca chat ku ?" Tanyanya masih jutek.

"Maaf.... banget... kalo ada kata yang mempunyai makna lebih dari maaf yang bisa ku katakan maka bisa ku pasti kan kan kukatakan semuanya atas kesalahan ku ini." Ucapku menatapnya teduh. Shania hanya melirik ku tak ingin melihatku.

"Ku mohon maafkan aku Shan" rengekku.

"Kamu kemana aja ? Aku khawatir." Ucapnya berhambur ke pelukanku.

"Maaf ya. Kamu tahu sendiri kan tugasku menumpuk." Ucapku mengusap belakang tubuhnya perlahan. Bisa kurasakan gerakan kepalanya mengangguk.

"Sebagai permintaan maaf. Aku mau mengajakmu ke suatu tempat yuk" ajakku.

"Kemana ?" Tanyanya.

" Sudah, ikut aja. Kamu bereskan dulu barang barangmu itu" ucapnya. Setelah membereskan peralatan nya aku mengajak Shania pergi. Dengan bergandengan tangan kulalui lorong koridor kampus menuju parkiran.





Lensa, Senja, Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang