part 1

1.2K 49 4
                                    

"Hay, pagi... Bobby kemarilah. Say Hay please" ucapmu pada kamera yang ada di tanganmu kini .

"Hay..." ucapku sambil menunjukkan lesung pipiku mencoba terlihat semanis mungkin.

"Oke, kita lagi jalan jalan nih ceritanya. Lagi CFD an, mumpung nih anak cowok satu ini lagi mood buat keluar pagi. Soalnya kalo weekend gini udah bisa ditebaklah ya, dia bakal mengurung diri terus di kamar sampai dia laper dan harus keluar ngambil makan" omelnya pada kamera yang menemani kita jalan jalan pagi ini. Tapi memang benar apa yg dikatakannya tadi. Bisa dipastikan bahwa aku akan mengurung diri dikamar jika weekend tiba. Karena pada dasarnya aku memang tak suka tempat ramai. Tapi jangan hina aku malas, karena sesungguhnya aku rajin olahraga tapi cukup dihalaman rumah atau sekitar kompleks saja. Beda dengan seseorang yang masih saja sibuk dengan kameranya itu. Dia sangat suka datang ditempat ramai, bermain dan jalan jalan.

"Emmm, si Bos Bobby lagi pemanasan nih ceritanya. Lihat deh ototnya, kekar ya ? Haha" ucapnya tertawa sendiri karena ucapan terakhirnya yang sedikit ambigu pada kameranya.

"Hey, katanya ngajak CFD. Sini ikut pemanasanan dulu" ucapku sambil menarik tangannya.

"Eh..eh.. nyantai dong. Nanti siapa yang ngevideoin kalo aku ikut pemanasan ? Udah kamu sendiri saja. Aku rekam deh kegiatan kemachoan mu " ucapnya sambil tersenyum dengan eyes smilenya.

"Enak aja, situ yang ngajak juga. Sini sini gantian." Ucapku merebut kamera ditangannya

"Ih Bobby" ucapnya merengek setelah kini kameranya ada di tanganku. Ku fokuskan kameraku kearah wajah cemberut nya. Sungguh terlihat sangat menggemaskan dan lucu. Ku zoom mendekat dan memperjelas raut wajahnya . Hingga tawaku menggelegar melihat ekspresinya yang terambil kamera.

"Bobby, kok nyebelin sih" ucapnya memukuli lenganku. Tawaku semakin meledak dan berlari menghindar dengan tangan yang masih asyik merekam aksinya.

"Haha, aduh... aku dikejar Tante Tante nih. " Ucapku memelas menghadap kamera. Kulihat dia semakin marah dan semakin cepat mengejar ku.

Nafasnya tersenggal senggal membuat nya berhenti dari larinya. Dipegang lututnya sembari menunduk dengan mulut yang terus mengomel ngomel memarahiku.

"Bobby, capek.. udah dong main mainnya. Kembali in sini kameranya" ucapnya dengan nafas yang masih belum beraturan.

Aku yang kasihan segera menghampirinya. "Payah, gitu aja udah ngos-ngos an. Makanya jangan Sok sok an ngajak CFD an segala" ucapku berjalan mendekat dan mengelus pelan punggungnya yang masih tertunduk.

"Eits..." ucapku menghindar saat tangannya yang panjang itu bergerak cepat ingin mengambil kamera dari tanganku. Tapi sayangnya reflekku lebih hebat dari kecepatan tangannya itu.

"Bobby, siniin dong." Ucapnya manja.

"Enak aja, ini kan kameraku" ucapku menjulurkan lidahnya.

Kini dia mencoba memasang wajah memelas nya. Dan sialnya saat seperti itu aku benar benar tidak bisa menolak keinginannya. Aku selalu kalah dan rapuh saat dia mengandalkan raut wajahnya yang seperti itu.

"Huft, selalu" gumamku lirih.
"Oke oke, nih. Gak usah masang wajah gitu deh. Gue gak tegaan orangnya" ucapku mengembalikan kamera nya.

"Hehe, makasih Bobby ku" ucapnya penuh senyum bangga karena berhasil mengalahkan ku.

"Yaudah yuk balik, udah berkeringat kan ?" Ucapku sambil merangkul pundaknya.

"Yaelah berkeringat. Kamu ajak lari larian gitu" ucapnya cemberut.

"Yee, namanya juga CFD pastilah lari lari an" ucapku mengusap lembut kepalanya.

Lensa, Senja, Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang