part 15

223 23 0
                                    

Kepala ku sedikit pening akhir akhir ini. Mungkin aku kecapekan. Begitu banyak pekerjaan yang harus kulakukan disini. Dan yang membuatku lebih pening adalah ketika aku harus menahan rinduku padanya.



Aku pikir pekerjaan ku akan selesai paling lama 2 Minggu. Tapi ternyata semua tidak sesuai ekspektasi ku. Bahkan sekarang sudah 1 bulan aku disini. Ada beberapa masalah yang sulit ku selesaikan dengan cepat. Padahal diri ini sudah rindu dengan negara kelahiranku . Dan tak bisa mengelak bahwa aku sangat sangat merindukan wanitaku disana.



Sejak aku sampai di negeri ini kami selalu berkomunikasi. Bahkan setiap ada waktu luang aku akan mengirimi nya pesan. Terkadang aku juga menelpon nya. Atau setidaknya kami akan melakukan video call.



Tapi sudah 2 Minggu terakhir dia sangat sulit dihubungi. Aku sudah mengirimi pesan. Tapi selalu saja dibaca ber jam jam setelah aku mengirimnya. Dia lebih singkat membalas chat ku. Bahkan dia selalu beralasan jika kuajak video call. Entah itu memang benar adanya atau cuman alasan. Tapi aku merasa ada sesuatu yang berbeda. Bahkan 2 hari ini, dia belum membaca pesan yang hampir tiap menit ku kirimkan.



Kutatap bertabur bintang di balkon kamar hotel ku saat ini. Berharap pada sang pencipta agar tak terjadi apa apa. Berada jauh darinya terkadang membuatku takut. Takut akan kehilangan sosok yang benar benar kucinta. Ingin ku pulang sejak dia jadi jarang membalas pesan ku. Tapi pekerjaan yang menuntunku tak bisa begitu saja kutinggalkan. Aku tak bisa meninggalkan tanggung jawabku sebagai pemimpin. Jika saja bisa, aku ingin terbang ke Indonesia untuk melihat keadaannya tapi nyatanya tak bisa semudah itu.



Kulirik kedalam kamarku. Beberapa berkas terlihat berantakan di meja. Bagaimana aku bisa pulang ? Jika tak ada waktu untuk istirahat. Bahkan di jam segini aku mengurusi pekerjaanku. Kuseduh kopi yang panas dari gelas yang sedari kupegang. Jika aku bilang pada Shania aku minum kopi di jam segini. Bisa ku pastikan dia akan mengomeli ku habis habisan. Tapi nyatanya, aku sudah kirimkan pesan padanya sedari tadi tak dibalasnya. Apakah dia juga tengah sibuk hingga tak ada waktu untuk membaca pesan ku saja. Kepalaku sungguh terasa lebih pening sekarang ini.





********


Beberapa jam yang lalu rapat telah usai. Syukurlah, semua pekerjaanku disini telah selesai. Semua sudah terselesaikan dengan baik. Proyek yang kita kerjakan juga berjalan dengan baik dan lancar adanya. Aku sangat ingin pulang sekarang. Aku rindu negaraku, rumahku, keluarga ku, dan tentunya dia.


Kucoba kembali menggeser layar hp ku berharap ada pesan masuk darinya atas pesan yang kukirimkan semalam. Tapi ternyata tak ada satupun pesan masuk darinya. Entah, aku jadi tak bersemangat belakangan kini. Bahkan mood ku terasa hancur.


Kucoba membuka kembali chat history ku dengannya. Terakhir dia membalas pesan ku 3hari yang lalu. Sungguh aku sangat kecewa sekaligus khawatir padanya. Tak mau berlama-lama aku menyuruh orangku untuk membelikan ku tiket pulang. Aku sudah tak mampu menunggu. Aku sungguh merindukannya.

Lensa, Senja, Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang