5 - this day

257 41 0
                                    

Author pov

2 weeks later...

Barbara  memerhatikan dirinya di depan cermin yang cukup besar ini. Dia sudah mengenakan gaun yang akan dia pakai untuk acara yang hanya tinggal menghitung jam.

Dia juga tidak pernah melunturkan senyumannya sedikit pun. Dia merasa terharu dan bahagia sekaligus pada hari ini. Kau tahu kan? Hari ini adalah hari pernikahannya dengan Harry.

Hari ini juga mereka mengucapkan janji mereka sebagai pasangan suami istri yang sah. Hari ini mereka akan memulai hidup mereka yang baru, dimana mereka harus benar-benar saling percaya satu sama lain.

"Aku tahu kau cantik. Tapi duduklah dulu. Acaranya akan dimulai setengah jam lagi. Masih lama, Barbz" ucap Abby mendekati Barbara. Barbara terkekeh dan langsung duduk sesuai perintah Abby.

"Aku tinggal dulu ya, aku ingin mencari anak buah ku dulu" Barbara mengangguk dan tersenyum kepada Abby.

"Baiklah, hati-hati. Dan...terimakasih untuk gaun ini" Abby mengacungkan jempolnya ke arah Barbara dan tersenyum kepadanya.

BARBARA

"Hey little girl" ucap seorang wanita paruh baya yang sedang berjalan menuju Ke arah ku.

Aku pun tersenyum saat tahu siapa yang barusan memanggilku "kau cantik hari ini. Oh tidak aku tahu aku salah. Maksudku kau kan memang terlihat cantik setiap hari" ucapnya yang kini sudah duduk di samping kiri Ku.

"Kau juga cantik, mom" ucap ku sambil terkekeh.

"Tak terasa kau sudah besar. Baru rasanya kemarin aku dan ayahmu menggendong mu dan menjagamu saat kau terbangun tengah malam. Mengantar kau di hari pertama masuk sekolah. Merayakan ulang tahun mu yang ke lima. Itu semua rasanya baru kemarin terjadi. Tapi hari ini, aku akan melihat malaikat kecilku berdiri disana. Di depan altar bersama lelaki pilihannya. Hari ini kau akan menikah. Jujur, sebenarnya berat rasanya untuk melepaskan mu dan berpisah rumah dengan mu. Tapi aku tahu kalau suatu saat nanti aku harus rela melepasmu. Dan itu sekarang, hari ini" Aku yang sedari tadi mendengar ibu berbicara tak terasa mataku berkaca-kaca sekarang.

"Mom...ayolah, jangan membuatku sedih dan berat untuk meninggalkan mu. Lagi pula aku juga akan mengunjungi kalian. Bahkan kalau aku bisa aku akan mengunjungi kalian setiap hari" ucap ku yang langsung berhamburan ke dalam pelukan ibu.

"Hi, little girl. Suami mu sudah menunggu disana. Pegang tanganku dan semoga kau bahagia dengan pilihanmu" ucap ayah yang mengulurkan tangannya ke arahku. Aku menerimanya dengan senang hati.

"Aye!! Aye!! Captain!!" Ayah terkekeh mendengar ucapanku. "Kau ini, sudah mau menikah masih tetap seperti anak kecil"

Upacara pemberkatan ku dan Harry selesai. Semuanya berjalan dengan lancar. Dan kau tahu kan? Ini pertama kalinya aku berciuman dengan Harry sebagai sepasang suami istri yang sah.

Setelah upacara pemberkatan tadi, pun aku, Harry dan para tamu undangan yang hadir disini langsung menuju ke halaman belakang gereja. Disanalah tempat aku merayakan pesta pernikahanku dengan Harry.

Harry sedari tadi selalu menatapku dan tersenyum dengan manis. Dan..oh! Jangan lupakan kalau sedari tadi tangan kirinya masih memeluk pinggangku.

"I love you Mrs.Styles" aku terkekeh dengan nama belakang yang baru kusandang beberapa menit yang lalu. Ya, Styles. Barbara Styles.

"And you know i love you more Mr.Styles"

Lalu para tamu undangan masih sibuk memberiku dan Harry ucapan selamat. Aku hanya bisa tersenyum, begitu juga dengan Harry. Ini adalah hari yang paling bahagia dalam hidup ku.

"Congrats Harry!! Akhirnya kau menikah juga dengan Barbara. Semoga kalian selalu bahagia" aku dan Harry terkekeh mendengar ucapannya.

Lalu aku dan Harry juga sempat berleliling untuk mencari makanan dan minuman yang sudah di sediakan disini. Aku dan Harry lapar. Bahkan sangat lapar.

Pesta yang aku dan Harry buat ini tidak terlalu formal. Maksud ku pesta yang aku buat ini terkesan santai. Bahkan sangat santai. Tetapi dress code nya saja yang harus memakai gaun dan tuxedo.

Setelah merayakan pesta pernikahan kami. Aku dan Harry langsung pulang menuju rumah kami yang baru. Rumah kami berdua.

Sesampainya disana aku dan Harry duduk di sofa sebentar, lalu aku mengambilkan orange juice dan beberapa camilan untuknya.

Karena aku merasa semua badanku lengket dan aku sudah gerah, akhirnya aku menjalankan kaki ku menuju ke kamar dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah beberapa menit aku menghabiskan waktu ku di kamar mandi, aku pun langsung ke luar kamar mandi dan berniat untuk menyusul Harry yang mungkin masih di ruang keluarga.

Dan...boom!! Aku salah, Harry sudah ada di kamar dan sedang menonton televisi.

"Hei...cepat sana mandi! Kau bau!" Ucapku sambil berpura-pura menutup hidungku.

"Biarin. Aku bau seperti ini pun kau pasti tetap suka" ucap Harry yang langsung berlari mendekat ke arahku dan langsung memeluk tubuhku.

"Ew. Sana mandii!!! Nanti aroma sabun yang ada di tubuhku ini hilang cuma gara-gara kamu pelukin aku terus" Harry terkekeh dan langsung melepaskan pelukannya dan berjalan menuju ke arah kamar mandi.

Sambil menunggu Harry, aku duduk di tepi kasur sambil memainkan ponselku. Tak lama setelah itu Harry keluar dari kamar mandi dengan hanya handuk yang dililitkan di pinggangnya.

"Astaga!! Pakai baju mu, bodoh!!" Ucapku terkejut dan langsung menutup mataku.

"Aku lupa mengambil bajuku. Buka saja matamu" ucapnya sambil memunculkan smirk nya. Aku tahu apa yang akan ia lakukan. Hanya saja aku malu. Karena selama ia menjadi pacarku, kita tidak sepeti kebanyakan orang yang sudah biasa melakukan 'hal' seperti ini.

Dia mulai berjalan mendekat ke arahku. Merasa ada yang tidak beres, pun aku melangkahkan kaki ku mundur, dia semakin dekat berjalan ke arahku. Dan....shit!! Punggungku sudah menyentuh tembok. Okay, aku tak tahu harus kemana lagi.

Harry semakin berjalan mendekat ke arahku dan mengunci tubuhku dengan tangan kanan dan kirinya yang sudah berada di sebelah kepala ku.

"Jangan macam-macam!" Ucapku refleks. Dia mulai mendekatkan kepalanya dengan kepalaku. Aku dapat merasakan aroma tubuh dan nafasnya sekarang. Perlahan dia mulai mendekatkan bibirnya ke arah bibir ku aku mulai memejamkan mataku dan tak lama kemudian dia melumatnya degan pelan.

Aku mulai membalas ciumannya dan dia semakin memperdalam ciuman kami. Dia mulai mendorong tubuhku jatuh ke atas kasur dan...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HAHA :v udah, gua gak ngerti lagi mau nulis apaan :v

- F

Sorry. [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang