30 - promise me, please?

122 8 2
                                    

HARRY POV

Semalam aku tidak jadi pergi untuk menyusul Barbara dia acara fashion show nya. Kau tahu kenapa? Alasannya adalah Meredith.

Ya, rencananya semalam aku hanya ingin mampir membeli kopi dulu sehabis bertemu dengan Liam, sehabis itu baru menyusul Barbara. Aku tahu ini sudah telat dan mungkin acaranya sudah selesai namun aku pikir apa salahnya jika aku menjemput mereka? Setidaknya aku tetap menampakkan diriku di acaranya. Tapi saat di kedai, aku bertemu dengan Meredith.

Dan yang membuat ku bingung pagi ini... Kenapa sejak semalam Barbara mendiami ku? Apa dia marah karena aku tidak datang?

Itu pasti tidak mungkin, karena biasanya kalau aku tidak datang.. Dia tidak apa-apa. Dia pasti akan selalu berkata seperti ini "kemarin kau tidak jadi menyusul ku ya? Yasudah tidak apa-apa. Aku mengerti" dan dia langsung tersenyum lagi seperti biasa. Lalu sekarang dia kenapa?

"Audrey... Ayo kita mandi" ucapnya yang langsung menghampiri Audrey yang sedang bermain di kamar ku dan Barbara. Yap! Audrey sebenarnya sudah tidur di kamarnya sendiri.

Namun, Audrey tampak mengabaikan ucapan ibunya sambil terus memainkan boneka nya. Aku tersenyum melihatnya.

"Kita lanjutkan nanti, okay? Sekarang waktunya mandi, sayang" ucap Barbara yang langsung menggendong Audrey. Audrey tertawa di gendongan Barbara.

"Barbs...mau aku bantu?" Tanya ku dia menatap ku sekilas dan langsung masuk ke kamar mandi. See?

Entah kenapa aku langsung menyusul Barbara yang sedang berada di kamar mandi. Kulihat dia sedang bercanda dengan Audrey yang sedang ada di dalam bath-up.

"Kau kenapa sayang?" Tanyaku yang ikut berjongkok di sebelahnya. Dia masih mengabaikanku dan memasukkan tangannya ke bath up untuk bermain air bersama Audrey.

"Ayo.. Sudah main air nya. Kita mandi sekarang ya princess" ucapnya sambil mengambil peralatan mandi Audrey.

Aku diam dan tersenyum di tempatku tadi sambil memperhatikan Barbara dan Audrey. Menurutku, Barbara sangat telaten dalam mengurus Audrey. anak kami. itu yang membuatku kagum sekaligus bangga terhadap dirinya. Aku merasa beruntung karena memilihnya untuk menjadi istriku. Pendamping hidupku untuk selamanya. Dan juga, ibu dari anak-anak ku nantinya.

"Selesai!! Ayo kita ke kamar mu!!" Ucap Barbara senang dan langsung melilitkan handuk di tubuh Audrey lalu menggendongnya menuju kamar Audrey.

"Barbs, ayo lah...bicara padaku" ucapku yang masih mengikutinya dari belakang. Sesampainya di depan pintu kamar Audrey. Dia masuk dan langsung menutup pintu dan aku rasa dia juga mengunci nya meninggalkan ku yang masih berada di luar kamar Audrey. Aku menghela nafasku berat.

Aku tetap menunggu mereka berdua di depan pintu. Dan...benar saja! Tak lama Barbara pun membuka pintu kamar Audrey.

Aku pun tersenyum ke arahnya dia menatap mataku datar dan langsung berjalan menuju ke lantai bawah. Mungkin menyiapkan makan siang?

Aku terus mengikutinya dan sekarang aku berada di sampingnya. "Barbs... Bicaralah. Aku mohon. Kau kenapa? Kau marah karena aku tidak datang kemarin? Apa kau marah karena itu? Jawab aku" ucapku sambil memegang pundak kanannya. Dia menepisnya dengan kasar.

Lalu suara isakan terdengar di kuping ku. Astaga, Barbara pasti menangis. "Mom-ma" ucap Audrey sambil memeluk Barbara. Astaga anak ini benar-benar menyayangi ibu nya.

"Ku mohon, bicara lah" ucapku di belakangnya. Karena dia berdiri lumayan jauh di depanku.

Dia menghela nafasnya. "Kau mommy antar ke kamar dulu ya sayang. Mommy mau bicara dengan daddy" ucap Barbara pada Audrey. Suaranya bergetar seperti menahan tangis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sorry. [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang