Barbara pov
*flashback on*
Pagi ini aku bangun dan merencanakan sesuatu. Aku berniat untuk meninggalkan Harry sebentar karena perlakuannya semalam yang sedikit membuatku marah.
Aku langsung bergegas pergi ke kamar mandi, membersihkan tubuhku dan setelah itu memasukkan baju bajuku kedalam koper kecil.
Setelah selesai dengan urusan pakaian dan koperku, aku mengambil selembar kertas yang ada di ruang kerjaku dan Harry.
Aku mulai menari-narikan pena ini di kertas ku.
Dear harry...
Maafkan aku jika aku pergi tidak memberitahumu terlebih dahulu. Maafkan sifatku yang seperti ini, karena jujur aku tidak tahan dengan perlakuan mu semalam. Kau menyuruh-nyuruhku seakan-akan aku adalah pembantu mu.
Dan aku masih terlalu rapuh untuk melihat wajahmu. Karena jujur, untuk saat ini setiap kali aku melihat wajahmu aku selalu teringat saat kau mencium kening 'jalang' mu itu.
Aku ingin menenangkan pikiranku dulu. Kau tahu? Di dalam sini. Di perutku, sedang ada malaikat kecil kita. Aku tidak mau dia sakit atau pun kelelahan hanya karena pikiranku sekarang yang sedang kacau.
Dan tolong, jangan cari aku ya. Aku akan baik-baik saja. Percayakan itu Harry. Aku janji tidak akan kelelahan. Dan yang terpenting aku berjanji untuk tidak mencari laki-laki sebagai pengganti mu. Hahaha.
Kerja yang benar dan jangan kecewakan aku, okay. Dan kalau kau mau menuruti ucapanku, aku hanya minta supaya kamu kembali lagi sebagai Harry yang aku kenal. Harry yang pulang tepat waktu, tidak pernah bermain dengan wanita lain dan Harry yang tidak pernah masuk ke dalam club lagi.
Aku tidak bisa memberitahu mu kapan aku pulang. Kalau kau memang sayang padaku, tunggu aku disana. Jangan pernah lelah untuk menungguku.
Ps. I still love you curls. Xx
Setelah selesai menulis suratnya aku langsung berjalan ke kamarku dan menaruhnya di bawah IPad yang ada di meja riasku.
Setelah itu aku turun dari lantai atas dan menemukan Harry terridur pulas di sofa. Aku memberinya ciuman singkat di pipinya. Setelah itu aku pergi meninggalkan rumah dan aku menyuruh Niall untuk menjemputku di depan rumah.
*flashback off*
And...here i am!! Apartement Niall. Aku telah menceritakan semua padanya. Dan tadinya aku meminta Niall untuk mencarikan ku sebuah apartement yang tidak terlalu mahal. Tapi Niall bilang, aku bisa menempati apartement miliknya sampai kapanpun aku mau.
Tidak...aku bukan satu apartement dengan Niall. Sekarang Niall sudah memiliki rumah sendiri dan kebetulan apartement ini hanya dia gunakan sesekali saja.
Dan mulai hari ini, aku mencoba memulai hidup tanpa Harry yang biasanya selalu ada di sisiku. Walaupun aku tahu, kalau nanti aku akan kembali lagi ke rumah. Tapi apa salahnya aku mencoba hal baru seperti ini?
"Yasudah, barbs. Aku Harus pergi dulu, hari ini aku ada janji dengan mom" ucapnya pamit kepadaku.
Aku mengangguk dan tersenyum ke arahnya. "Yasudah, pergilah. And..thanks Niall. Terimakasih sudah membantuku" dia mengangguk.
"Tidak usah berterima kasih seperti itu, Barbz. Ini sudah kewajibanku bukan? Ingat janji kita sewaktu high school dulu? Kita akan saling membantu jika kita mampu maupun kita tidak mampu" aku terkekeh mendengar ucapannya dan mengangguk.
"Yasudah, aku tinggal dulu ya. Kalau ada apa-apa hubungi saja aku. Mengerti?" Ucapnya sambil mengelus kepalaku.
"Aku mengerti, Horan" ucapku terkekeh.
***
Siang ini aku berencana untuk langsung memberes-bereskan baju yang aku bawa dan menaruhnya di lemari kamar.
Satu persatu mulai aku pindahkan ke lemari. Saat aku sedang memasukkan baju, seseorang mengetuk pintu apartement ini.
Aku berjalan menuju pintu dan bergegas membukanya. Saat pintu dibuka, aku melihat seorang laki-laki membawakan sebuket bunga mawar berwarna merah dan sebagiannya lagi berwarna maroon.
"Ini ada kiriman untuk anda, uhm...Ms.Barbara" ucap laki-laki tadi sambil membaca surat yang sepertinya di sana di tulis namaku.
"Uhm, maaf. Ini dari siapa ya?" Tanyaku penasaran. Si pengantar bunga ini tersenyum padaku.
"Si pengirim tidak mau menyebutkan namanya" jelas si pengantar bunga ini. Aku mengangguk dan langsung menerima bunga mawar ini dan tak lupa mengucapkan terimakasih.
Aku kembali menutup pintu apartement dan langsung duduk menuju sofa.
Karena penasaran, aku langsung mencari surat yang ada di bunga ini. Bisa saja kan si pengirim menyelipkan sebuah surat di antara bunga-bunga ini?
Dear, sweetie pie.
Hi! Aku sengaja mengirimkan bunga ini untuk mu. Aku tidak mau kau bersedih terus. Jaga kesehatanmu karena kalau aku bisa, aku akan selalu menjagamu dari jauh. Aku tahu kau tidak akan pernah menjadi milikku. Dan dari dulu, aku sangat terobsesi untuk memiliki mu seutuhnya.
Tapi sekarang aku sadar. Dan sekarang aku mencintai mu sebagai seorang adik. Karena aku tahu kau pasti hanya menganggapku sebagai seorang kakak, bukan? Hahah.
Jaga kesehatan mu dan jangan bersedih lagi, sweetie.
Love,Xx
What?... Siapa yang mengirimi ku surat? Dan laki-laki mana yang bisa jatuh hati padaku dulu? Kau tahu dulu aku ini tomboy. Jadi kemungkinan untuk seseorang menyukaiku hanya 0,01%
Tak mau ambil pusing, aku langsung menyimpan kertas tadi di dalam tas kecilku dan pergi kedapur sekedar mencari vas untuk bunga ini.
***
Dan ini adalah malam pertamaku menginap di apartement Niall. Harry sedari tadi terus menghubungi ku dan mengirimiku beberapa pesan singat.
Beberapa pesan sempat aku baca. Seperti dia menyuruhku pulang dan terakhir dia bilang dia terus mengkhawatirkan ku karena hari sudah malam. Mungkin dipikirannya aku belum punya tempat tinggal.
Aku duduk di balkon sambil memandangi suasana kita London pada malam hari ini.
Aku juga sempat melihat gitar Niall yang sengaja di tinggal disini. Lalu aku membawanya ke balkon dan sesekali memetik gitar dan menyanyikan sebuah lagu.
Gini-gini, dulu aku sempat diajarkan Niall untuk memainkan gitar. Kau tahu? Dia sempat marah padaku selama satu minggu karena aku tidak mengerti apa yang dia jelaskan.
Dan selamat malam London. Aku harap malam ini aku bisa tidur dengan nyenyak.
~•~•~•~••~~•~•~•~
Don't forget to
Vote
And
Comment
Love, F.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry. [H.S]
Fanfiction[slow updates] Mereka bisa di bilang keluarga yang bahagia. Tapi itu dulu.jauh sebelum semuanya menjadi seperti saat ini. Jauh sebelum semua masalah itu datang. Apakah mereka bisa mempertahankan keluarga mereka? Atau....sebaliknya??