Barbara pov
Apa kau masih ingat dengan wanita berambut merah menyala yang berada di nando's waktu itu? Harry telah menjelaskan semuanya. Dia adalah mantan pacar Harry. Namanya adalah Meredith. Dan aku sudah mengetahui seluruh kisah Harry saat masih berpacaran dengan Meredith dulu.
Menurutku dia benar-benar wanita yang paling bodoh karena telah menyia-nyiakan Harry. Harry selalu baik padanya tapi apa yang Harry dapatkan? Meredith berselingkuh di belakangnya. Kata Harry, ia menemukan Meredith berselingkuh tepat saat Harry akan melamarnya. Jujur aku sedikit cemburu saat Harry menceritakan itu semua, namun tak apa. Sekarang Harry menjadi milikku. Dan Meredith adalah masa lalu nya.
Dan pagi ini setelah selesai mengurus Audrey sekedar memberinya susu dan memandikannya, aku langsung berkutat dengan oven dan penggorangan. Ya, rencana nya hari ini aku akan membuat banyak makanan mengingat uncle-uncle Audrey akan mengunjungi rumah kami.
Ya! Siapa lagi kalau bukan Niall, Louis dan Liam. Setelah Audrey lahir, yang sudah bertemu dengannya hanya Niall. Sementara Louis masih sibuk dengan pekerjannya begitu pula dengan Liam.
Rencananya pagi ini aku akan membuat berbagai macam pasta, beberapa cupcake dan mungkin grilled salmon dan mashed potato. Oh! Jangan lupakan sesuatu. Aku juga sudah membeli beberapa bungkus keripik kentang meningat Niall akan datang ke sini.
Saat sedang memasak, aku melihat Harry yang sedang bermain bersama Audrey di taman belakang. Mumpung masih pagi dan belum terlalu panas. Hitung-hitung juga sekalian menjemur Audrey. Sinar matahari pagi memang baik untuk kesehatan tubuh, bukan?
Beberapa pasta ini sudah jadi. Dan ketika aku sedang membuka tepung untuk membuat cupcake, seseorang berdiri tepat di samping ku.
"Astaga!! Kenapa kau bisa disini?!" Tanyaku kaget karena Harry benar-benar datang secara tiba-tiba.
"Aku bisa disini karena... Ini juga rumahku" jawabannya dengan tampang yang benar-benar polos. Aku terkekeh mendengarnya.
"Bodoh! Aku juga tahu itu. Maksudku bukankah kau bersama Audrey tadi? Dimana dia? Dan sejak kapan kau disini?" Ucapku yang langsung menyerbunya dengan berbagai macam pertanyaan.
"Haha... Aku memang bersama Audrey tadi. Dia dikamar sedang tidur. Dan aku baru saja sampai di sini, saat kau menuangkan tepung itu ke dalam mixer ini" ucapnya sambil menjawab satu persatu pertanyaan ku. Aku menganggukkan kepalaku dan kembali fokus menuangkan tepung-tepung ini.
Sedetik kemudian Harry mulai mencolek muka ku dengan tepung yang sudah ada di dalam mixer ini. Lalu ia tertawa kegirangan.
"God!! Stop it Styles!! Ahaha...nanti cupcake ini tidak selesai pada waktunya" ucapku sambil mengelap tepung yang ada di pipi ku. Dia tertawa dan langsung duduk di mini bar kecil yang berada di dapur ini.
"Apa kau senang dengan tugas baru mu Barbz?" Tanya Harry. Aku menyeringitkan dahiku.
"Huh? Tugas apa maksud mu? Bicara soal tugas... Astaga!!! Bulan ini aku belum mendesain model baru!! Ayo lah Harry, bantu aku mendapatkan inspirasi" mohon ku padanya. Untung dia menyinggung soal tugas.
"Ish! Nanti saja urusan pekerjaan mu. Lagi pula kau kan pemilik butiknya, dan semua orang tahu bahwa kau baru saja melahirkan. Lagi pula siapa yang tidak kenal Barbara Styles, hm? Jadi aku rasa semuanya akan memaklumi itu. Kalau untuk inspirasi...serahkan padaku, kita akan memikirkannya bersama" ucapan Harry barusan sedikit membuatku tenang. Betapa beruntungnya aku mempunyai suami sepertinya.
"Ahhh!!! Thank you, Edward!!! I love you so much!!" Ucapku yang langsung memghampirinya di minibar dan mencium pipinya sekilas. "Ngomong-ngomong, tugas apa maksud mu?" Lanjutku membahas pertanyaan Harry yang tadi.
"Tugas sebagai....seorang mommy? Hm?? Bagaimana..bagaimana?? Apa kau senang??" Tanyanya antusias. Aku tekekeh melihat wajahnya sekarang.
"Me.nye.nang.kan. Sangat!!" Ucapku sambil tersenyum. Kurasakan dia berjalan mendekat ke arah ku dan..benar saja. Dia melingkarkan tangannya yang kekar itu di pinggangku dan meletakkan dagunya di atas pundakku.
"Diam lah sebentar tuan Styles atau cupcake ini tadak akan selesai. Ingat?"
"Huh...okay. But first... Kiss me on the lips" ucapnya santai sambil menunjuk bibirnya dengan jari telunjukknya itu. Lucu.
"No. Nanti saja, okay? I love you, Edward" ucapku terkekeh. Kulihat dia memajukan bibir bawahnya dan melepaskan pelukan kami. Aw, poor Styles. Dia langsung berjalan ke tempat semulanya. Minibar.
"Barbz, kau mau model apa untuk gaun di butik mu nanti?" Ucapnya sambil mengetuk-ngetuk jarinya ke aras meja.
Sebenarnya aku mendengar pertanyaannya barusan. Hanya saja... Ayolah! Kalau aku di ajak bicara saat ini bisa-bisa cupcakenya tidak akan selesai. Jadi, aku mendiaminya saja.
Dia terus memanggil-manggil namaku lagi. Tapi aku hanya mendengarnya samar-samar akibat suara mixer ini. Dan lagi lagi aku mendiaminya. Ayolah, kapan aku bisa fokus kalau dia selalu mengganggu ku? Setelah tercampur rata, aku langsung mematikan mixer ini.
"Barbara!!! Awasss!!!" Karena kaget, aku berbalik menghadap ke arahnya dan Dia langsung melumuri muka ku dengan coklat leleh untuk toping cupcake.
"Sialan kau Styles!!" Ucapku yang langsung mengejarnya tak lupa membawa semangkuk kecil coklat leleh untuk menlumurkannya di muka Harry saat aku sudah bisa menangkapnya.
"Language Mrs!! Ahahaha. Itu balasan karena kau tidak mau mencium ku tadi dan karena kau mendiami ku barusan. Hahaha" teriaknya sambil berlari ke arah halaman belakang.
Saat sudah semakin dekat aku langsung menambah kecepatan berlari ku daaan... Gotcha!!! Semangkuk coklat leleh mendarat dengan halus di atas kepalanya. Aku tertawa sangat kencang.
"Noo!! Astaga, aku sudah mandi, sayang!!" Ucapnya sambil memegang rambutnya yang terkena coklat. "Akan ku tangkap kau! Tunggu aku disana Palvin!!" Ucapnya yang langsung mengejarku dengan cepat. Aku berlarian mengelilingi kolam renang.
Aku terus berlari sambil tertawa dan sesekali melirik ke belakang, dan Harry ternyata masih mengejar ku. Karena tak tahu harus kemana lagi, aku langsung masuk ke dalam rumah dan ya! Dapur.
"Hap!! Dapa--" ucapan Harry terhenti saat berhasil menangkap ku ketika sampai di dapur. Aku juga terkejut saat melihat siapa yang tiba-tiba ada di dapur ku ini.
"Uhm...hi, guys!! Apa aku menganggu kalian?" Tanya laki-laki ini. Ya ampun aku merindukannya. Bahkan sungguh-sungguh merindukannya.
~•~•~•~••~~•~•~•~
Don't forget to
Vote
And
Comment
Love , F.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry. [H.S]
Fanfiction[slow updates] Mereka bisa di bilang keluarga yang bahagia. Tapi itu dulu.jauh sebelum semuanya menjadi seperti saat ini. Jauh sebelum semua masalah itu datang. Apakah mereka bisa mempertahankan keluarga mereka? Atau....sebaliknya??