13 - who is she?

287 39 3
                                    

HARRY

Good...sekarang perusahaanku sedang membutuhkan sekertaris baru. Kau tahu? Sekertarisku yang lama tiba-tiba saja mengundurkan diri. Padahal aku rasa gajinya juga sebanding dengan kempampuan kerjanya.

Dan kata salah satu karyawanku, hari ini akan ada yang melamar sebagai sekertaris baruku. Aku harap dia laki-laki. Kau tahu? Mungkin kalau perempuan Barbara akan marah padaku.

Mereka bilang sekertarisku ini akan tiba di ruanganku pukul sembilan. Tapi sekarang sudah lewat setengah jam dan dia tidak kunjung datang kesini.

Knock...knock...knock...

"Come in!" Ucapku sedikit keras dari dalam ruangan kerjaku. Bisa ku pastikan jika dia yang melamar menjadi sekertarisku.

Kenop pintu mulai terbuka dan menampilkan seorang gadis. Tidak...tunggu, apa penampilannya yang seperti ini pantas untuk aku panggil seorang gadis? Entah lah aku juga tidak tahu dan tidak peduli.

Dari penampilannya sih dia lumayan. Dia langsung berjalan menghampiri mejaku dan langsung duduk di depanku.

"Hi, Mr.Styles" sapanya. Kau tahu? Suaranya...sangat indah. Jika dilihat ba--

"Astaga Harry!! Apa yang kau pikirkan? Ingat ada Barbara dan calon anak mu di rumah" aku terus merutuki diriku sendiri. Sialan kau sekertaris baru, dia membuat ku khilaf.

"Siapa nama mu?" Ucapku sedikit tersenyum padanya.

"Jane" ucapnya kembali tersenyum ke arahku.

Dia mulai menunjukkan berkas-berkas untuk melamar pekarjaannya kepada ku. Aku melihat-lihat nya sebentar dan menurutku apa salahnya jika aku menerimanya? Lagi pula aku juga sedang membutuhkan sekertaris baru.

"Baiklah. Kau bisa bekerja disini. Sekarang kau bisa meninggalkan ruang kerjaku dan pergi ke tempatmu" ucapku sopan dia langsung mengangguk dan mengedipkan sebelah matanya ke arahku. Aku hanya membalasnya dengan mengangkat bahuku acuh.

Saat jam istirahat biasanya Barbara akan mengantarkan makan siangku kesini. Kau tahu? Aku merasa seperti akulah laki-laki yang paling beruntung di dunia karena bisa mendapatkan hatinya.

Seseorang masuk kedalam ruanganku tanpa mengetuk pintu dan mengucapkan apapun. Ku kira dia Barbara. Tapi aku salah, ternyata dia sekertaris baruku.

"Jane, kau kan bisa mengucapkan permisi terlebih dahulu" ucapku sambil menatapnya dia hanya terkekeh dan berjalan mendekati ku.

"Maafkan aku, Harry. Tapi sekarang aku kan sekertaris mu" ucapnya yang langsung duduk di atas pangkuanku. Entah apa tujuannya.

"Uhm, jane... Menyingkir lah. Dan aku ini atasanmu. Bicara lah yang sopan. Jangan hanya memanggil ku dengan nama saja" ucapku sambil berusaha menyingkirkannya. Dia langsung melonggarkan dasi ku dan mulai menatapku penuh arti.

"Jane! Aku ini atasan mu!" Ucapku yang masih berusaha menyingkirkannya. dan sialnya, sangat susah untuk membuatnya bangkit dari pangkuanku. dan aku sedikit berteriak di depan wajahnya.

"Kenapa? Memang aku salah jika seperti ini, hm?" Rahangku seketika mengeras melihat sikapnya yang layak disebut jalang.

"Damn! Your lips!" ucapnya yang langsung melumat bibir ku paksa.

Okay, ku akui dia memang berbakat. Entah setan mana yang menghampiriku aku membalas ciumannya. Aku dapat merasakan kalau dia tersneyum disela-sela ciuman kami.

Aku merasakan seseorang masuk ke dalam ruanganku dan terdengar bunyi yang cukup keras. Aku melepaskan ciumanku dan jane lalu melirik ke ambang pintu. Habis lah aku.

Dia. Barbara.

"Harry?? K-kau?" Ucapnya yang langsung menangis saat melihat keadaanku dengan jane. Astaga! Bagaimana aku bisa lupa kalau jane masih ada di pangkuan ku?

Jane langsung turun dari pangkuanku dan ini akan memudahkanku untuk langsung mengejar Barbara.

Saat aku ingin menghampirinya dia langsung berlari menjauhiku. Maafkan aku Barbs. Aku tahu ini salah.

Tak mau kalah, aku langsung mengejarnya. Dan Sial nya dia berlari dengan cepat. Aku takut dia kenapa-kenapa dan akan membahayakan kandungannya.

"Barbara!! Barb!!" Ucapku saat sudah sampai di lobby kantor ku. Nihil. Barbara sudah tidak ada disini.

BARBARA

Sial!! Kenapa aku datang di saat keadaan Harry seperti itu? Sakit. Itu yang aku rasakan.

Dia terus meneriaki namaku dan masih berusaha mengejarku. Tapi aku terlalu sakit hati saat melihat kejadian barusan.

Aku memutuskan keluar dari kantor Harry dan berjalan menuju parkiran dan langsung melajukan mobilku meninggalkan kantor Harry.

Kau tahu? Aku mengemudi dengan ugal-ugalan. Kacau. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang.

Kalau kau jadi aku? Apa yang akan kalian lakukan? Apa kalian sama seperti ku? Apa kalian tidak sakit saat melihat suami kalian sedang bermesraan dengan wanita lain?

Lagi pula aku juga belum pernah melihat wanita tadi. Apa dia sekertaris baru yang melamar di perusahaan Harry?

Aku langsung memarkirkan mobilku di rumahku dan aku langsung menuju ke dalam kamar lalu aku langsung menguncinya.

Disini. Aku semakin menangis sejadi-jadinya. Bisa-bisanya Harry melakukan hal seperti itu di kantor nya. Apa dia lupa jika di rumah ada aku dan calon anaknya yang ada di dalam perutku?

Aku terus menutup mukaku dengan bantal sehingga suaraku saat ini tidak akan terdengar oleh siapapun. Bisa saja kan, jika tiba-tiba pembantu yang ada di rumah ini masuk ke dalam kamarku dan berpikiran jika aku melakukan hal yang tidak-tidak.

Teleponku terus berbunyi. Ya! Itu dari Harry. Aku tidak mau mengangkatnya untuk saat ini. Tak lama kemudian aku mendengar seseorang meneriaki namaku dari luar kamar dan... aku kenal suara siapa ini.

"Barb!! Barbara! Dengarkan aku dulu! Aku bisa menj--" dengan cepat aku langsung memotong ucapan Harry.

"Pergi!! Dan biarakan aku menenangkan pikiranku disini. Sendiri!" Ucapku berteriak dari dalam kamar.

"Barb!! Ku mohon!! Dia hanya sekertarisku!"

"Aku bilang pergi Harry!! Jangan ganggu aku dulu!!" Ucapku yang sesekali terisak.

"Barb! Buka pintu nya!!"

Mengalah, aku membukan pintu kamar untuknya. Dia langsung memelukku dengan erat tapi aku enggan untuk membalasnya.

"Maafkan aku barb, aku bisa menjelaskan semuanya. Jangan salah paham dulu, okay.aku akan menjelaskan semuanya" dia langsung menuntunku masuk ke dalam kamar dan menjelaskan semuanya.

~•~•~•~••~~•~•~•~

Don't forget to

Vote

And

Comment

Love, F.

Sorry. [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang