10 - fight

242 40 3
                                    

BARBARA

"Harry!!" Ucapku meneriaki namanya dari ruang tengah.

"Yaa??" Ucapnya sambil berlari menuruni tangga dan langsung duduk di samping ku.

"Hari ini aku ada perlu di butik milikku. Bisa tolong kau antarkan aku sebelum berangkat kerja?" Dia tampak memikirkan sesuatu.

"Tapi aku takut kau kelelahan, Barbz. Nanti bagaimana kalau anak kita kelelahan di dalam sana?" Tanyanya sambil mengelus perutku.

"Tenang lah, aku akan menjaga anak kita dengan baik. Aku jamin dia tidak akan kelelahan. Kau mau?" Dia menangguk menyetujuinya. Aku langsung memeluknya.

"Thanks daddy" ucapku tersenyum ke arahnya.

"My pleasure, baby girl" aku terkekeh mendengar ucapannya.

***

"Nanti aku akan bilang jika urusanku sudah selesai. Kerja yang benar dan jangan nakal!" Ucapku sambil menatap tajam ke arahnya saat mengucapkan kalimat terakhir.

Dia terkekeh dan langsung mengacak rambutku pelan. "Promise! Aku tidak akan nakal. Kau juga jangan melirik lelaki lain, okay?"

"Hei...ini butik perempuan, Harry. Mana mungkin banyak laki-laki disini? Yang aku takutkan itu kamu. Di kantor mu kan banyak wanita yang cantik-cantik"

"Dengar, aku akan tetap memilihmu karena aku selalu menyayangimu" ucapnya yang langsung mencium keningku dan langsung memeluk tubuhku.

"Okay, okay... Aku percaya. Yasudah, aku turun dulu ya. Bye!!" Ucapku yang langsung mencium bibirnya singkat dan turun dari mobil.

***

Saat sedang mengecek semua karyawan ku, aku melihat seseorang mirip seperti Niall sedang memilih-milih Gaun yang ada di butik ini.

Bukan, bukan... Aku yakin Gaun yang sedang dia pilih bukan untuk dia pakai. Mungkin kado? Aku pun tak tahu.

Aku berjalan menghampirinya dan menepuk pundak sebelah kanannya. "Oii!!" Ucapku sedikit keras dan berhasil membuatnya terkejut.

"Astaga, Barb! Jantungku hampir saja copot!" Ucapnya yang langsung berbalik menghadap ke arahku.

Aku tertawa melihat ekspresi nya saat ini. "Lagian sedang apa kau di butik perempuan, hm? Apa kalau malam kau ini berubah profesi? Hahaha"

Dia memutar matanya mendenger perkataanku barusan. "Sembarangan kalau bicara! Aku ini lagi memilih gaun untuk kado pernikahan sepupuku. Kau ingat? Abigail" aku mengangguk-anggukan kepalaku mendengarnya.

"Kalau begitu aku ada gaun yang baru dan mungkin menurutku cocok jika dipakaikan di badannya" ucapku sambil menyuruhnya untuk mengikutiku ke tempat gaun yang aku maksud.

"Perfect...aku akan membeli ini. Bisa tolong suruh karyawan mu untuk membawanya ke kasir?" Tanyanya.

"Sudah, tidak usah dibayar. Anggap saja ini kado dari aku dan kamu untuk Abigail" ucapku tersenyum tulus ke arahnya.

"Kau serius? Ini kalau aku bayar juga tidak apa-apa" aku mengangguk serius. Akhirnya Niall mengalah dan aku langsung meminta karyawanku untuk memasukkan gaunnya kedalam paper bag.

"Barbz, mau berjalan-jalan di taman?" Tawarnya. Aku memikirkan jawabannya sebentar lalu mengangguk. Lagi pula aku sudah lama tidak pergi ketaman.

"Boleh juga. Tapi jangan sampai malam ya, aku takut kalau Harry marah jika aku belum sampai rumah" dia mengangguk dan langsung merangkul tangannya di pundakku.

***

"jadi? Kenapa kau bisa ada di London lagi? Bukankah terakhir katanya kau mau melanjutkan pekerjaanmu di Irlandia?" Dia terkekeh dan mengangguk.

"Aku kesini karena ingin liburan. Lagi pula aku disini baru satu bulan, itu juga karena pernikahan Abigail" aku mengangguk mengerti.

"Ni, aku ingin ice cream yang ada disana" ucapku sambil menunjuk sebuah stand ice cream.

"Baiklah. tunggu disini, Okay? Aku kasihan dengan Barbara kecil jika dia kelelahan" ucapnya khawatir.

NIALL

"Sudah sana.. Ucapanmu sama saja seperti Harry" ucapnya terkekeh.

"Apa? Kenapa dia harus membicarakan namanya di depan muka ku? Aku benci saat tau kenyataan bahwa Barbara sudah menikah. Kenapa tidak aku saja yang menjadi suaminya?" Aku terus merutuki diriku sendiri.

Akhirnya aku langsung pergi ke tempat stand ice cream dan memesan dua rasa vanilla.

Aku kembali menghampiri Barbara yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya di bangku taman.

"This is for you, Barb" ucapku tersenyum sambil memberikan satu buah ice cream ketangannya.

"Thanks Niall" ucapnya tersenyum manis

"Uhm...Ni, habis makan ice cream kita pulang ya? Lagi pula sudah lumayan lama kita berada di taman" ucapnya sambil memakan ice cream nya. Aku tersenyum dan langsung mengangguk.

BARBARA

setelah menghabiskan ice cream kami. Aku dan Niall. Langsung kembali ke mobil dan Niall mengantarkanku sampai ke rumah.

Lagi pula, kalau aku meminta Harry untuk menjemputku di taman pasti lama. Jadi, apa salahnya jika aku pulang dengan Niall?

"Thanks, uncle Niall" ucapku saat Niall sudah memberhentikan mobilnya tepat di halaman rumahku. Dan aku pun langsung turun dari mobilnya.

"Okay, jaga dirimu dan Barbara kecil yang ada di sana" ucapnya tersenyum dan langsung mengendarai mobilnya.

Aku melihat mobil Harry sudah terparkir di garasi. Aku langsung melangkahkan kaki ku masuk ke dalam rumah dan mendapati Harry yang sedang berdiri tepat di depan pintu rumah.

"Hi, daddy!" Ucapku yang langsung memeluknya erat. Tapi...dia tidak membalas pelukanku. Ada apa dengan Harry?

"Uhm, Harry?" Tanyaku saat sudah melepas pelukan kami. Aku menatap matanya dalam.

"Dengan siapa kau pulang barusan?" Ucapnya dingin. Wait...Harry kenapa?

"Dengan Niall. Kenapa?" Ucapku sambil tersenyum ke arahnya. Bisa saja saat sudah melihat senyumanku dia tidak akan bersikap dingin lagi.

"Oh. Habis menghabiskan waktu berdua, eh?" Tanyanya sambil tertawa sinis.

"Apa maksudmu Harry?" Dia langsung memalingkan wajahnya dari mukaku.

"Sudahlah, kau pikir saja sendiri. Aku pulang cepat agar bisa menjemputmu tapi kau malah asik bersama pria lain" ucapnya yang langsung keluar dari pintu rumah dan meninggalkan aku disini. Sendiri.

~•~•~•~••~~•~•~•~

Don't forget to

Vote

And

Comment

Love, F.

Sorry. [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang