26 - that gurl

176 26 9
                                    

Author pov

Sudah satu bulan semejak kepulangan Barbara dari rumah sakit. Dia bangun sangat pagi hari ini karena tangisan Audrey.

Dia mengusap matanya sebentar lalu mengikat asal rambutnya dan berjalan ke arah tempat tidur Audrey. Sebenarnya dia masih terlalu malas untuk bangun, tapi apa boleh buat? Tugas seorang ibu kan?

Sebenarnya Harry juga ada di sana. Tapi Harry memutuskan untuk masuk ke alam mimpinya lagi karena ia masih terlalu mengantuk akibat lembur sampai tengah malam. Jadi ia hanya membangunkan Barbara dan hanya memberi tahu kepadanya bahwa Audrey menangis.

"Good morning, baby. Kenapa kau menangis, sayang? Apa kalau lapar?" Tanya Barbara yang langsung menggendong Audrey dan berjalan ke ruangan khusus untuk menyusui di pojok kamarnya.

Dia duduk dan sesekali bercanda dengan Audrey. Entah lah barbara senang sekali jika berbicara dengan audrey, seakan tidak pernah kehabisan topik pembicaraan.

Setelah merasa kenyang, Audrey mulai bisa untuk diam dan yap! Dia tidak menangis lagi. Barbara menggendongnya menuju balkon kamarnya dan menghirup udara pagi yang segar.

Dia memutuskan untuk duduk di kursi yang di sediakan di sini. Masih dalam keadaan menggendong Audrey sambil membaca beberapa majalah yang masih tersisa di sini.

"Good morning mommy and... You baby girl" ucap Harry yang langsung duduk di samping Barbara dengan suara husky nya. Tipikal orang baru bangun tidur. Dan suaranya barusan sukses membuat Barbara merinding setengah mati dan juga kupu-kupu yang ada di dalam perutnya berterbangan. Bagaimana tidak? Bayangkan jika kau di posisi Barbara saat ini. Mendengar suara bangun tidur seorang Harry Styles. Melihat rambutnya yang masih berantakan. Apa lagi saat ini Harry masih tetap dalam keadaan shirtless. Aku tahu kalian sangat ingin berada di posisi Barbara saat ini.

"H-hei! Good morning too, Edward" ucap Barbara yang langsung bersandar di lengan sebelah kiri Harry.

"Can i get my morning kiss, mommy?" Tanyanya dengan memasang puppy eyes nya. Barbara terkekeh dan mengangguk.

Lalu dia mencium bibir Harry dengan lembut. Dan siapa sangka? Harry memperdalam ciuman mereka. Refleks Barbara juga membalas ciuman Harry. Seakan tersadar sesuatu, keduanya langsung menghentikan aktifitas mereka. Ya! Mereka sadar jika ada Audrey disini. Terkadang Barbara sempat berfikir sebenarnya bibir Harry itu terbuat dari apa, karena dia selalu merasa ketagihan jika sudah mencium bibir suaminya itu. his lips are made of ecstasy.

"Apa kau lapar?" Tanya Barbara melirik ke arah suaminya sambil meletakkan kembali majalah yang sedang ia baca tadi. Harry mengangguk.

"Baiklah...ayo kita pergi ke dapur!!" Ajak Barbara bersemangat dan langsung berjalan masuk kedalam kamarnya lagi lalu menuju dapur dan meninggalkan Harry yang masih di balkon kamar mereka. Harry terkekeh melihat sikap Barbara. Sudah menjadi ibu, tapi tetap saja kelakuannya seperti anak-anak.

Harry yang di tinggal pun langsung mengikuti Barbara dan Audrey menuju dapur. Seaampainya di sana dia melihat Barbara yang sedang kebingungan. Terlihat jelas dari raut wajahnya.

"Ada apa, sayang?" Tanya Harry berjalan mendekat ke arah Barbara.

"Ah, syukurlah kau datang di saat yang tepat. Aku kira kau tidak mau menyusulku di sini. Ku kira kau masih mau menunggu di kamar" jelas Barbara. Mendengarnya Harry langsung terkekeh.

"Tidak, aku akan mengikutimu kemana pun kau pergi. Memang ada apa sih?" Tanya Harry. Barbara tersenyum dengan polosnya dan memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapih.

"Aku bingung harus meletakkan Audrey dimana. Kalau aku mengantarnya kembali ke kamar, itu sama saja membuatku bolak-balik,Harry. Sementara aku tahu kau sudah lapar. Jadi, aku titip kan Audrey kepada mu sebentar ya, curls" ucapnya terkekeh dan langsung memberikan Audrey kepada Harry. Lalu dengan cekatan dia langsung berurusan dengan alat-alat masak yang ada di dapur ini.

Sorry. [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang