Harry pov
Hari ini aku berencana untuk tidak masuk kerja karena aku akan mencari Barbara sampai ketemu. Tak perduli sampai esok pagi sekalipun. Aku hanya ingin bertemu dengannya saat ini. Dan...membawanya pulang tentu saja.
"Selamat pagi, tuan Harry. Apa saya disiruh menjaga nona Barbara lagi?" Tanya Emma. Ya aku memanggil nya kesini untuk menyelesaikan pekerjaan rumah selama aku mencari Barbara.
"Bukan...tolong rapihin rumah ya, Em. Saya mungkin pulang malam hari ini. Dan Barbara, aku mau mencarinya. Makanya sampai malam" ucapku tersenyum ke arahnya.
"Memangnya non Barbara kemana, tuan?" Tanya Emma sopan. Aku tersenyum tipis.
"Maaf Emma, tapi aku buru-buru. Aku pergi dulu" ucapku sopan dan langsung meninggalkan rumah.
***
Pencarian hari ini akan aku mulai dari butik miliknya. Who knows? Bisa saja seorang kliennya mengajak bertemu di butik. Dan aku akan bertemu dengannya.
Aku turun dari mobilku dan langsung disambut oleh salah satu karyawan Barbara.
"Good morning, Mr.Styles. Ada perlu apa, kalau boleh tahu?" Tanyanya dengan ramah. Aku tersenyum singkat.
"Uhm, begini...aku ingin bertemu dengan Barbara sebentar" ucapku. Dia mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan ku. Apa yang salah?
"Eh? Memangnya tadi pagi tuan tidak bertemu Barbara?" Tanyanya sekali lagi. Ya, semua karyawan Barbara tidak ada yang menanggil dengan sebutan nona atau Mrs. Karena Barbara sendiri yang memintanya.
"Uhmm...bisa kau tolong panggilkan saja?" Tanyaku dengan ramah. Dia menggaruk tengkuk nya yang aku yakin tidak gatal sama sekali.
"Maaf tuan, tapi untuk saat ini bukannya Barbara mengerjakan pekerjaannya di rumah. Uhm, maksudku...dia mengontrol butik nya dari rumah dan kalau untuk urusan bertemu dengan kliennya, dilakukan di mall atau taman. Mungkin" jelas karyawan yang bernama olivia itu. Ya aku melihat name tag yang ada di baju gadis itu.
Aku tersenyum kecut dan langsung pamit keluar dari butik Barbara. Sial! Akan aku mulai dari mana lagi pencarian Barbara ini?
Seminggu tanpa Barbara saja sudah membuatku seperti ini. Apa lagi jika aku berpisah dengannya ya? Ah, jangan sampai seperti itu.
Aku melajukan mobilku menuju salah satu kedai kopi yang cukup terkenal. Lalu memesan ice cappuccino with whipped cream.
Saat sedang meminum minumanku di meja ku aku melihat seorang permpuan masuk ke dalam kedai ini dan memesan ke salah seorang barista di sini.
Barbara pov
Bosan. Itu yang biasa aku gambarkan untuk seminggu ini. Biasanya ada Harry yang bisa aku jahili. Tapi sekarang? Ah sudah lah.
Aku mengajak Niall untuk pergi ke kedai kopi di sekitaran rumahnya sekaligus berbincang-bincang mengenai pernikahan Abigail seminggu lagi.
"Barbz, maaf tapi karyawanku di kantor memanggilku mendadak. Kau sendiri dulu tak apa kan kali ini? Aku akan menjemputmu nanti" ucap Niall. Aku menghela nafas sebentar lalu tersenyum dan mengangguk.
"Yasudah, aku turun dulu ya pirang. Da-ah" ucapku terkekeh keluar dari mobil Niall dan langsung masuk ke dalam kedai kopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry. [H.S]
Fanfiction[slow updates] Mereka bisa di bilang keluarga yang bahagia. Tapi itu dulu.jauh sebelum semuanya menjadi seperti saat ini. Jauh sebelum semua masalah itu datang. Apakah mereka bisa mempertahankan keluarga mereka? Atau....sebaliknya??