Niall pov
"Baik, terimakasih. Saya permisi dulu" ucapku sambil tersenyum kepada seluruh anggota meeting yang hadir di kantor ku hari ini.
Aku segera turun ke lobby kantorku dan pergi menuju parkiran. Dan langsung mengendarai mobilku menuju apartement.
Tak butuh waktu lama hanya sekitar sepuluh menit dari kantorku aku sudah sampai di apartement. Menaiki lift dan langsung masuk kedalam apartement.
Aku mencari-cari Barbara di setiap ruangan. Tapi tidak ada. Hanya tinggal satu ruangan, kamarnya. Aku membukanya perlahan dan menemukan wajah damai dan polosnya sedang tertidur.
"Bagaimana caranya agar aku bisa menghilangkan rasa ini? Kalau setiap melihat wajahnya atau bahkan senyumannya bisa membuatku jatuh cinta lebih dalam lagi?" Batinku tersenyum sambil mengelus pipinya.
"I love you, sweetie pie. And I always do" ucapku pelan dan mencium pipinya singkat.
Karena tak mau mengganggu istirahat siangnya, aku berjalan ke arah ruang tv lalu mengambil keripik kentang dan langsung memakannya.
Barbara pov
Saat sedang tertidur aku merasakan seseorang berbicara denganku dan terasa sesuatu yang lembab mengenai pipiku.
Tak mau ambil pusing karena masih mengantuk aku tak mau membuka mataku dan berusaha untuk tertidur kembali. Tapi pada akhirnya tetap tidak bisa.
Aku mengikat rambutku asal dan langsung menuju ruang tv. Mungkin Niall sudah sampai di sini.
"Silahkan dimakan keripik kentangnya, tuan" ucapku sarkastik saat sudah duduk di sebelahnya.
"Hi, Barbz! Aku mengambil keripik kentang mu satu yaa..hahah" ucapnya tertawa tapi masih memasukan beberapa keripik ke dalam mulutnya.
Aku terkekeh dan mengangguk. "Aku hanya bercanda, Horan. Makanlah, tidak ada yang melarangmu"
"Okay, okay...ekhm..jadi kenapa kau pulang sendiri? Kau tahu itu bahaya. Belum lagi nanti kalau kau kenapa-kenapa di jalan itu bisa membahayakan kandunganmu. Kau tahu kan? Keadaan keponakanku di dalam sana rentan terhadap semua hal. Aku tidak mau dia kenapa-kena--" aku langsung melempar mukanya dengan bantal sofa yang aku dapat.
"Diam dulu. Nyawaku belum terkumpul dengan sempurna" dia terkekeh mendengar ucapanku.
Aku melihat botol minuman dingin di samping Niall. Dan aku langsung meminumnya tanpa meminta izin yang punya.
"Hei!! Minumanku! Jangan seperti orang susah Barbz! Di kulkas mu masih banyak! Ambil sendiri" ucapnya pura-pura kesal dengan tindakan ku barusan.
Aku mencubit pipinya pelan. "Tapi anakku maunya minuman punyamu. Dia tidak mau yang baru dari kulkas. Mengerti?"
Dia terkekeh dan mengangguk. "Ada-ada saja permintaan little Barbz ini" ucapnya sambil mengelus perutku.
"Okay, jadi aku pulang sendiri karena...karena aku bertemu Harry" jelasku singkat padat dan jelas.
"Harry? Apa yang dia lakukan pada mu?" Tanya Niall penasaran. Aku mengangkat bahuku acuh.
"Dia hanya memintaku pulang. Tapi aku tidak mau dan langsung pergi meninggalkannya"
"Astaga, ku langsung pergi meninggalkannya begitu saja?" Aku mengangguk. "Kan kalian bisa menyelesaikannya dengan baik Barbs. Bisa saja dia memang menyesal dan benar-benar Akan berubah" tambah Niall.
"Sudahlah, kalau dia memang sayang padaku dia tidak akan lelah untuk menungguku" ucapku sambil mengambil sepotong keripik kentang yang Niall makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry. [H.S]
Fanfiction[slow updates] Mereka bisa di bilang keluarga yang bahagia. Tapi itu dulu.jauh sebelum semuanya menjadi seperti saat ini. Jauh sebelum semua masalah itu datang. Apakah mereka bisa mempertahankan keluarga mereka? Atau....sebaliknya??