Author pov
Barbara berkali-kali menatap pantulan dirinya di cermin, dia sudah melakukan hal seperti ini sejak tadi sore. Ia hanya takut penampilannya buruk untuk malam ini.
Ya, mereka berdua. Barbara dan Harry. Akan mengadakan pertemuan kedua keluarga besar mereka. Harry bilang kepada Barbara kalau ini hanya makan malam bersama keluarga seperti yang sering mereka lakukan.
Untuk malam ini Barbara hanya memakai dress hitam selutut dan high heels dengan warna senada, make up yang tipis. Ditambah dengan kalung dan juga rambutnya yang sengaja di biarkannya terurai menyentuh pundak-pundaknya.
From: Hazza
Hey, babe. Aku sudah menunggumu di depan pintu apartement mu.Ps. Aku sudah mengetukknya beberapa kali tetapi kau tidak membukanya.
Barbara terkekeh melihat pesan dari kekasihnya. Ia langsung mengambil tas kecilnya dan langsung berjalan menuju pintu apartement nya.
"Hei, lama menunggu?" Tanya Barbara saat sudah membuka pintu dan menunjukkan senyuman khasnya.
Harry memperhatikan kekasihnya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Tanpa Harry sadari mulutnya terbuka saat melihat kehadiran wanita kesayangannya ini.
"Uhm...Hazz?" Suara Barbara barusan berhasil menyadarkan Harry ke dunia nyata. Dia tersenyum kepada Barbara, lalu memeluknya seperti biasa dan memberikan satu ciuman di kening Barbara.
"Eh? Belum. Aku hanya baru lima menit disini" Barbara langsung mebelalakkan matanya mendengar jawaban Harry.
"Eh? Maaf, Hazz. Aku tidak mendengar suara ketukan pintu. Dari tadi aku hanya diam di kamar" Harry menjawabnya dengan anggukan. Lalu dia melingkarkan tangan kirinya di pinggang Barbara. Dan mereka pun langsung pergi menuju restaurant yang sudah mereka tentukan.
***
"Ayo,turun. Mereka semua sudah ada di dalam" ucap Harry sambil membukakan Pintu mobil untuk Barbara dan mereka langsung masuk ke dalam restaurant tersebut.
"Ruangan privacy atas nama Styles" ucap Harry kepada salah seorang pelayan di restaurant ini. Dia mengangguk dan menunjukkan dimana ruangan yang telah dipesan oleh Harry.
Setelah sampai di ruangan yang dimaksud, Harry langsung mengucapkan terimakasih kepada pelayan yang sudah mengantarnya tadi.
Mereka berdua masuk dan langsung memeluk orang tua mereka masing-masing.
"Hello, aunt Anne" ucap Barbara yang bergantian memeluk ibunya Harry.
"Hei! Long time no see, honey" balas Anne saat mereka berpelukan.
"Jadi aku dengar akan ada pasangan baru di kelurga kita nanti, iya kan?" Tanya ayah Harry sambil menatap Harry dan Barbara. Harry memberikan senyuman hangatnya sedangkan Barbara disini kebingungan. Karena dia memang tidak diberi tahu apa-apa oleh mereka semua.
Barbara memang sudah sangat dekat dengan keluarga Harry, apalagi dengan kakak Harry Dan juga keponakan kembar Harry.
Dan jangan lupakan kalau Keluarga Barbara juga sudah sangat dekat dengan keluarga besar Styles. Jadi kerena sudah benar-benar dekat, akhirnya mereka akan membicarakannya semua hari ini.
"Uhm...kurasa semua sudah selesai makan kan?" Ucap Harry sangat gugup. Kelihatan dari nada bicaranya.
"Hmmm...aku sudah lama ingin mengatakan ini. Tapi hari ini aku ingin mewujudkannya. Dan ingin menanyakan hal itu langsung padamu" ucap Harry berdiri sambil menatap ke arah Barbara.
Barbara pov
Apa yang dilakukan Harry? Kenapa dia sangat gugup seperti itu? Dan kenapa dia berbicara seperti ini?. Batinku bertanya-tanya. Tapi yang aku lihat, mereka semua -yang ada diruangan ini- tersenyum padaku. Sebenarnya ada apa?
Tiba-tiba Harry menggenggam kedua tangaku dan mengajakku berdiri dari posisi dudukku. Aku pun menuruti ucapannya.
Cukup lama kami saling bertatap-tatapan. Perasaanku campur aduk sekarang. Ini tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
"Barbara Palvin" Harry memberi jeda pada kalimatnya sebentar. "Kau tahu? Aku sangat mencintaimu. Aku tak ingin kehilangan mu, karena kau adalah tujuan hidupku saat ini, besok dan sampai kapan pun. Aku tidak mau kehilangan kau, karena kau yang menyempurnakan semua kekuranganku. Kau yang selalu menyemangatiku disetiap hari-hari ku"
"Aku ingin kau yang akan menemaniku disaat aku sakit, disaat aku sedih, disaat aku terpuruk, disaat aku senang, dan disaat-saat lainnya yang akan terjadi di dalam hidupku. Aku ingin menghabiskan sisa waktu di hidupku hanya bersamamu. Berdua. Mungkin juga dengan anak-anak kita nanti" entah kenapa, satu persatu cairan bening ini keluar dari pelupuk mataku. Harry mengusapnya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Author pov
"So, will you marry me, Barb?" Tanya Harry dengan penuh keyakinan. Tetapi jauh di dalam lubuk hatinya dia cemas. Di satu sisi bisa saja Barbara akan menerimanya, di satu sisi Barbara juga bisa menolaknya. Semua keputusan ada di tangan Barbara sekarang.
"Yes...yes i will, Harry!!" Ucap Barbara dengan tangis bahagianya. Harry langsung memeluk tubuh kekasihnya dengan erat. Suara tepuk tangan dari keluarga mereka terdengar oleh pasangan bahagia ini.
"Pegang janjiku. Aku akan menjagamu dan membahagiakanmu selamanya" ucap Harry berbisik di tengah-tengah pelukannya.
Barbara tersenyum mendengar ucapan Harry. "Aku harap, kau memegang janji mu, Haz"
"Percaya padaku, Barb. I love you so much" ucap Harry meyakinkan Barbara
"And, you know i love you more" lalu mereka langsung melepaskan pelukan mereka tadi.
~•~•~•~••~~•~•~•~
Don't forget to
Vote
And
Comment
Love, F.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry. [H.S]
Fanfiction[slow updates] Mereka bisa di bilang keluarga yang bahagia. Tapi itu dulu.jauh sebelum semuanya menjadi seperti saat ini. Jauh sebelum semua masalah itu datang. Apakah mereka bisa mempertahankan keluarga mereka? Atau....sebaliknya??