11 - fight (2)

230 34 4
                                    

HARRY

*flashback on*

Sekarang sudah hampir jam setengah tujuh malam, tapi Barbara tidak kunjung meneleponku untuk menjemputnya. Karena khawatir aku berniat untuk menyusulnya ke butik.

Tapi saat aku sedang berdiri di balkon kamar, aku melihat satu mobil masuk kedalam pekarangan rumahku. Aku tak tahu itu mobil siapa.

Aku melihat seorang perempuan turun dan melambaikan tangannya kepada si pengemudi mobil tadi. Dan aku mengasumsikan bahwa perempuan tadi adalah Barbara.

Aku langsung berlari keluar kamar dan menuruni anak tangga lalu berdiri di depan pintu menunggu Barbara.

"Hi, daddy!" Ucapnya yang langsung memelukku dengan erat.

"Uhm, Harry?" Ulangnya sekali lagi saat sudah melepas pelukan kami. Dia langsung menatap mataku dalam.

"Dengan siapa kau pulang barusan?" Tanyaku dengan dingin.

"Dengan Niall. Kenapa?" Ucapnya sambil tersenyum ke arahku.

"Oh. Habis menghabiskan waktu berdua, eh?" Tanyaku sambil tertawa sinis. Dia langsung menautkan kedua alisnya bingung.

"Apa maksudmu Harry?" Aku langsung memalingkan wajahku darinya.

"Sudahlah, kau pikir saja sendiri. Aku pulang cepat agar bisa menjemputmu tapi kau malah asik bersama pria lain" ucapku yang langsung keluar dari pintu rumah dan meninggalkan nya dirumah.

*flashback off*

Dan...yaa!! Disini lah aku sekarang. Club. Aku memang sudah lama tidak pergi ke club karena Barbara memang tidak suka jika aku masih sering menghabiskan malamku hanya untuk minum dan melihat tingkah jalang yang menurutku sedikit menjijikan.

Aku berani bersumpah jika setiap aku masuk ke dalam club, aku hanya minum. Tidak lebih. Bahkan pada saat aku belum bertemu Barbara pun aku tidak ada niatan untuk menyewa salah satu jalang yang ada di sini. Aku tidak seburuk itu.

Tapi apa pedulinya aku sekarang, aku sedang kacau. Aku tidak salahkan jika sekarang aku berada disini?. Ayolah, percaya padaku. Terkadang pergi ke sebuah club dapat membuat pikiranmu menjadi lebih tenang.

"Aku mau segelas lagi" ucap ku kepada seorang bartender yang ada disini. Lalu dia langsung menuangkan segelas vodka lagi kedalam gelasku.

"Hei" ucap seorang perempuan yang tiba-tiba ada di sebelahku. Aku meliriknya sekilas lalu membuang wajahku darinya.

"Mau bermain dengan ku?" Tanyanya yang sudah langsung duduk diatas pangkuan ku dan melingkarkan tangannya di leher ku

Jijik. Itu kata yang ada di dalam pikiranku sekarang. Aku berusaha untuk menjauhkan badan jalang ini dari pangkuanku. Setelah berhasil dengan urusan jalang tadi, aku langsung pergi meninggalkan club tadi. Tak lupa meninggalkan beberapa dollar untuk membayar minuman ku tadi.

Kulirik jam tanganku sudah menunjukkan pukul satu malam. Aku berniat untuk kembali ke rumah, aku jadi merasa bersalah kepada Barbara. Setelah ini aku harus meminta maaf padanya.

BARBARA

Kemana Harry? Apa aku salah jika aku pulang ke rumah bersama Niall? Dan sedari tadi aku berusaha untuk menghubungi nya tapi, nihil. Beberapa kali memang tidak dia angkat dan terakhir ponselnya tidak aktif.

Sekarang sudah pukul satu malam. Dan kau tau? Harry belum kembali kerumah. Aku takut dia kalau dia kenapa-kenapa dijalan. Aku tidak akan bisa tidur kalau Harry belum pulang.

Dan disini lah aku. Duduk di balkon kamarku. Angin malam sudah menyentuh kulitku sedari tadi. Tapi apa pedulinya aku? Aku masih akan tetap disini menunggu Harry sampai dia kembali kerumah.

Tak lama kemudian kulihat satu mobil masuk ke dalam pekarangan rumah dan parkir di dalam garasi. Aku yakin itu mobil Harry.

Aku langsung berlari menuruni tangga. Ya, aku berlari. Aku bahkan lupa jika di dalam sana. Di perut ku. Sedang ada anak kami.

Aku menunggu Harry di depan pintu rumah. Karena saat Harry masuk kedalam rumah aku akan memeluknya dengan sangat erat. Aku tidak mau kehilangannya.

"Harry!!" Ucapku saat dia sudah membuka pintu rumah. Aku langsung menyambutnya dengan pelukan eratku.

"Barb? Kau belum tidur?" Aku menggeleng di dalam pelukannya dan tak terasa air mata ini jatuh. Kau tahu? Begitu aku memeluknya aroma alkohol sangat menyengat memasuki indra penciumanku.

"Heii...shhhtt..aku tahu kau menangis. Sekarang kita duduk dan bicarakan ini baik-baik, okay?" Ajak Harry. Aku mengangguk dan dia langsung menuntunku ke arah kamar.

Dia menyuruhku duduk di sofa yang terdapat di dalam kamar kami. Dan dia duduk di samping kanan ku. Dia masih terus memelukku karena air mata ini tidak dapat berhenti. Dan jujur, aku juga tidak mau melepaskan pelukan ini.

"Barb, maafkan aku. Aku tahu aku salah. Tak seharusnya aku pergi meninggalkan mu seperti tadi. Aku minta maaf ya?" Aku hanya bisa mengangguk di dalam pelukannya. Kau tahu? Sekarang sepatah kata pun tidak dapat keluar dari mulutku ini.

"Barb..heii, aku tahu aku salah. Tapi bicara lah" ucapnya sambil mengelus kepalaku.

HARRY

"A..aku memaafkanmu Harry. Tapi jangan kau ulangi lagi ya? Kau tahu? aku khawatir dengan mu. Aku tidak bisa tidur kalau kau belum pulang. Dan kemana kau tadi? Club??" Akhirnya ia mau memaafkan ku. Aku pikir dia tidak akan mau memaafkanku karena sikapku tadi sore bisa dibilang cukup kasar.

"Uhm...tapi kau jangan marah ya? Aku tadi, aku...pergi ke club. Maafkan aku, Barb. Aku berani berjanji jika aku hanya minum disana. Aku tidak melakukan apapun disana bersama par--" dengan cepat Barbara memotong ucapanku.

"Tidak usah di lanjutkan. Aku percaya padamu. I love you, Harry" ucapnya menatap mataku. Astaga aku benar-benar semakin merasa bersalah setelah menatap matanya yang memerah itu.

"And i love you more, honey. Terimakasih sudah percaya padaku. Sekarang ayo kita tidur" ucapku sambil membawanya ke atas kasur dan aku langsung berbaring di sampingnya.

~•~•~•~••~~•~•~•~

Don't forget to

Vote

And

Comment

Love, F.

Sorry. [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang