Harry pov
Hari ini aku sudah bisa menerima keputusan yang dipilih oleh Barbara. Dan sekarang sudah sebulan dia meninggalkan rumah.
Aku sudah mulai beraktifitas lagi seperti biasa, aku juga masih sering mencari keberadaan Barbara. Bahkan anak buahku di kantor, aku menyuruhnya untuk mencari Barbara.
Selama dua minggu setelah Barbara pergi dari rumah, Jane juga tidak masuk ke kantor, namun sekatang dia sudah masuk kembali. Sempat terpikir di kepalaku untuk memecatnya. Tapi aku tidak bisa karena sangat membutuhkan sekertaris di sekitarku.
"Harry, kau ada meeting jam tiga nanti" ya. Jane. Dia tidak pernah memanggilku dengan sebutan sir atau Mr.
"Ingat? Aku atasanmu" ucapku memperingatinya.
"Ugh, fine! Mr.Styles right?" Ucapnya sambil memutar matanya kesal. Aku hanya mengangguk.
"Baik. Kau bisa keluar dari ruanganku" ucapku sambil memainkan ponselku. Terdengar suara seseorang menutup pintu ruanganku. Yap! Itu artinya Jane sudah pergi.
Aku mulai mempersiapkan diriku untuk meeting yang akan di adakan beberapa jam lagi.
Setelah selesai menyiapkan berkas-berkas dan beberapa buku yang akan aku bawa dan meletakkannya di atas meja kerjaku aku langsung keluar dari ruanganku menuju ke ruang kerja karyawanku yang juga sebagai sahabatku.
"Come in!!!" Ucapnya dari dalam ruangannya.
"Oh...hei, Harold!!" Sapanya padaku. Liam. Liam Payne.
"Hi! Uhm..Li, kau sudah tau dimana keberadaan Barbara?" Tanyaku to the point dan duduk di sofa yang tersedia di ruangannya.
"Im sorry, tapi aku belum mendapatkan kabar lebih lanjut. Tapi aku juga sudah menyuruh beberapa anak buahku untuk bergabung dengan anak buah mu" ucapnya tersenyum dan menggeleng. Aku menundukkan kepalaku dan memijat pelipis ku.
"Hei! Tapi tenang saja, kita pasti bisa menemukannya. Atau mungkin bisa jadi hari ini atau besok Barbara sudah kembali ke rumah. Jangan bersedih terus, mate. Barbara pasti akan sedih jika melihat kondisimu saat ini" ucapnya yang sambil duduk ke sebelahku.
"Yasudah, thanks mate. Aku akan meeting dulu" ucapku yang langsung berdiri dan menepuk pundaknya sekali.
"Okay, jangan melakukan hal yang tidak-tidak, okay? Ingat pesan Barbara!!" Ucapnya saat aku sudah mau menutup pintu ruangan Liam.
Kau masih ingat bukan? Kalau aku pasti ingat tentang pesan Barbara. Dia tidak ingin aku keluar masuk club dan bermain dengan wanita lain. Dan aku akan mengingat pesan Barbara terus. Aku tidak akan lupa.
Arloji yang ku kenakan di tangan kiriku sudah menunjukkan pukul tiga sore. Aku segera melangkahkan kaki ku ke dalm ruang kerjaku dan mengambil berkas-beras yang aku perlukan untuk meeting nanti.
Setelah selesai menggambil barang yang aku butuhkan aku langsung menunggu Jane di lobby kantor ku. Dan sialnya aku harus berbagi mobil dengan jane. Sementara karyawan ku yang ikut dalam meeting ini menggunakan mobil kantor.
"Hi...Harry!!!" Astaga bocah ini susah sekali di ingatkan untuk memanggilku dengan Mr. Saat berada di lingkungan kantor.
Aku memutar mataku malas ke arahnya dan langsung bergegas keluar dari lobby kantor. "Ayo cepat!! Kau telat dua menit!!" Ucapku.
"Fuck you Harry!!! Hanya dua menit kau bilang telat?!" Ucapnya sambil berteriak dan berlari kecil agar bisa mensejajarkan langkahku dengannya.
"Language please" ucapku meliriknya sekilas. Ku lihat dia hanya memutar matanya kesal dan mendengus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry. [H.S]
Fanfiction[slow updates] Mereka bisa di bilang keluarga yang bahagia. Tapi itu dulu.jauh sebelum semuanya menjadi seperti saat ini. Jauh sebelum semua masalah itu datang. Apakah mereka bisa mempertahankan keluarga mereka? Atau....sebaliknya??