Rasa rindu dapat membunuhmu jika kau tidak dapat mengendalikannya dengan baik.
Taehyung masih asyik membuka galeri dan melihat foto-foto kenangannya bersama Mirae. Sudah enam tahun sejak dia terakhir kali melihat Mirae.
Apakah gadis itu baik-baik saja?
Apakah gadis itu masih memikirkannya?
Apakah gadis itu merindukannya sama seperti dia merindukan gadis itu?Kata-kata itu yang selalu terngiang di kepalanya selama enam tahun terakhir ini. Tapi, Taehyung tahu bahwa gadis itu pasti baik-baik saja dan mungkin kehidupannya lebih baik sekarang. Tanpa kehadirannya.
"Hyung," panggil Jungkook sambil berjalan menghampiri Taehyung di ujung ruangan rias.
Taehyung masih belum menyadari kehadiran Jungkook hingga pemuda itu menepuk pundaknya. "Apa yang sedang hyung laku- Hei, dia cantik sekali. Siapa dia, hyung?" tanya Jungkook begitu melihat foto di ponsel Taehyung. Mata Jungkook beralih dari menatap Taehyung menjadi menatap ponsel hyung nya itu.
Taehyung langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku lalu menatap Jungkook datar.
"Yah, kenapa kau masukkan ponselmu, hyung. Aku baru melihatnya sebentar." ucap Jungkook kesal. Dia benar-benar kesal karena hyung nya itu menganggu kegiatannya menatap perempuan cantik di ponsel Taehyung.
"Sudahlah. Apa yang kau lakukan disini?" tanya Taehyung sambil bangkit dari duduknya.
"Aku hanya ingin bilang kalau sebentar lagi giliran kita tampil. Ayo ke belakang panggung! Semuanya sudah disana." jawab Jungkook sambil berjalan keluar ruangan.
Taehyung pun menghela napasnya lalu mengikuti Jungkook. Saatnya dia fokus dan berkonsentrasi untuk menampilkan yang terbaik. Kesampingkan masalah pribadi dan mulailah bersikap profesional.
'Kau pasti bisa, Kim Taehyung. Fighting!!!' ucapnya dalam hati sambil menyemangati dirinya.
---------------
Mirae POV
"Aku masih ada beberapa pekerjaan di sekolah, Bu... Iya, aku pasti akan makan tepat waktu... Tidak, uangku masih cukup... Aku pasti akan mengunjungi kalian nanti saat Chuseok... Arrasseo. Selamat malam, Bu."
Aku pun menghela napas begitu menutup telepon dari ibuku. Aku menatap kertas-kertas di hadapanku dengan tatapan nanar. Masih banyak hal yang harus aku selesaikan sebelum pulang ke apartemen. Untuk terakhir kalinya, aku melirik jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul 8 malam.
Ponselku berbunyi lagi dan menampilkan nama 'Song Jin Hee' di layar. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengambil dan menjawab panggilan tersebut.
"Halo, Hee-ya. Wae?... Aku? Aku masih ada di sekolah ... Ya, menyelesaikan beberapa pekerjaan... Tidak usah. Aku masih ada beberapa makanan di kulkas. Kau masih di rumah sakit?... Baiklah. Aku mengerti kau sangat sibuk, uisanim... Arrasseo. Annyeong!"
Aku pun meletakkan ponselku ke dalam tas lalu kembali fokus pada pekerjaanku.
Hari sudah semakin malam. Bahkan, gedung sekolah sudah sepi dan hanya tersisa beberapa siswa kelas tiga yang masih mengerjakan tugas mereka. Setelah menyelesaikan pekerjaanku memeriksa ulangan dan memasukkan nilai, aku pun bersiap-siap untuk pulang.
Ketika aku ingin berjalan keluar sekolah, aku mendengar seseorang memanggilku. Aku pun menghentikan langkahku dan menoleh ke belakang. Aku dapat melihat bayangan seorang pria sedang berjalan mendekatiku.
"Mr. Jang?" ucapku ketika sudah melihat jelas seseorang di hadapanku.
"Hai, Miss Han. Kau ingin pulang?" ucap Jang Geun Suk sambil melambaikan tangan dan tersenyum. Aku hanya membalas dengan anggukan kepala dan tersenyum.
"Kau pulang sendirian?" tanya Jang Geun Suk lagi sambil berjalan menghampiriku. Aku pun mengangguk sambil berjalan di sampingnya. "Kau tidak takut pulang malam-malam? Sendirian lagi." tanyanya lagi.
Sekarang, kami berjalan beriringan keluar sekolah.
"Tidak. Aku sudah biasa pulang malam." jawabku sambil menoleh sekilas.
"Kau ingin pulang bersamaku?" tanyanya lagi.
"Tidak usah. Terima kasih. Aku sudah biasa pulang sendiri." ucapku sambil mengeleng-gelengkan kepala.
Aku memang sudah terbiasa pulang sendiri. Jadi, aku tidak takut sama sekali. Lagipula, aku juga sudah dibekali ilmu bela diri seperti taekwondo oleh orang tuaku. Sehingga, aku bisa menjaga diriku sendiri.
"Tidak baik wanita pulang sendirian malam-malam." ucapnya sambil menghentikan langkahnya lalu berbalik menatapku. Aku pun ikut menghentikan langkahku.
"Gwenchana. Aku bisa pulang sendiri." ucapku sambil tersenyum menatapnya. Dia sempat menatapku beberapa saat sambil terdiam. Aku yang merasa risih dengan tatapannya pun segera mengeluarkan suara.
"Kalau begitu, aku permisi dulu. Sampai jumpa besok. Annyeong!" ucapku sambil berjalan melewatinya dengan cepat dan melambaikan tangan.
-------------Author POV
Setelah keluar dari lingkungan sekolah, Mirae segera melangkahkan kakinya menuju halte bus terdekat dan menunggu bus tujuannya sampai.
Tak lama kemudian, bus yang ditunggu-tunggu pun datang. Tanpa pikir panjang, dia segera naik dan duduk di dekat jendela. Mirae mengeluarkan earphone, memasangkannya di ponsel dan telinganya lalu menyalakan musik. Tatapannya tertuju pada suasana diluar bus yang masih ramai padahal hari sudah semakin malam.
Bus berhenti di halte selanjutnya lalu masuklah seorang pria dengan hoodie berwarna hitam. Topi hitam yang menutupi matanya. Dan masker hitam yang menutupi mulut dan hidung pria itu. Dia duduk di bangku sebelah Mirae yang kebetulan kosong.
Mirae yang masih asyik melihat keluar jendela bus tidak sadar akan kehadiran pria ini. Ketika menoleh ke samping, Mirae mendapati pria di sampingnya sedang asyik memainkan ponsel. Dia merasa heran dengan cara berpakaian pria di sampingnya tersebut. Jujur saja, dia merasa pria di sampingnya merupakan orang jahat karena berpakaian sangat tertutup dan berwarna hitam.
Dia pun mengedarkan pandangannya ke penjuru bus dan melihat masih ada banyak orang di dalam bus ini. Dia pun menghela napas lega. Setidaknya dia tidak sendirian di bus ini.
Bus kembali berhenti di halte selanjutnya. Mirae melihat pria di sampingnya segera memasukkan ponsel ke dalam saku dan berjalan keluar bus. Mirae pun kembali kepada aktivitasnya tadi. Mendengarkan lagu sambil memandang keluar bus.
Bus pun kembali berhenti dan kali ini, Mirae segera berdiri dan bersiap untuk turun. Langkah kakinya terhenti ketika merasa menginjak sesuatu. Ketika dia melihat ke bawah, dia menemukan ponsel berwarna hitam tergeletak disana. Tanpa pikir panjang, dia segera mengambil ponsel tersebut dan keluar dari bus.
---------------
Taehyung POV
Begitu sampai di apartemen, aku segera mengecek kantung hoodie ku untuk mengambil ponsel. Tunggu, kenapa kantungku kosong? Bukankah seharusnya ada ponselku disana. Aku pun segera melepaskan hoodie tersebut lalu mengecek kantung sebelah kanan dan kiri. Namun, hasilnya nihil. Jangan bilang, ponselku jatuh di bus.
Aku pun menggelengkan kepala sambil meraba kantung celanaku. Kedua kantung celanaku juga kosong. Aku pun mengacak - acak rambutku frustasi.
"Ah, tidak mungkin. Kau ini bodoh sekali, Kim Taehyung." ucapku sambil memukul kepalaku.
Aku pun memutuskan untuk tidur dan berdoa agar yang menemukan ponselku dapat mengembalikannya kepadaku.
-----------------
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
FanfictionKim Taehyung tidak pernah berniat meninggalkan gadis itu. Tidak pernah sekalipun. Namun, karena keadaan memaksanya membuat Taehyung tidak dapat melakukan apapun selain meninggalkannya. Dapatkah Taehyung bertemu kembali dengan harapannya?