9

48 10 5
                                    

Tidak ada hal yang bisa kau lakukan selain menerima kenyataan.

"Kau tahu, Jin Hee-ya, bagaimana rasanya jika kau baru mengetahui bahwa orang yang menjadi tanggung jawabmu adalah orang yang kau benci?" tanya Mirae kemudian meneguk soju hingga habis.

Malam ini, Mirae dan Jin Hee berada di warung kaki lima yang berada di pinggir jalan. Tadi, ketika Mirae akan pulang ke apartemen, dia menelepon Jin Hee dan mengajaknya bertemu untuk minum-minum. Ya, saat ini, Mirae sangat membutuhkan alkohol untuk menenangkan pikirannya.

Song Jin Hee hanya menatap sahabatnya dengan tatapan prihatin sambil menuangkan soju ke gelas kecil milik Mirae. Dia tidak berminat untuk minum sekarang karena dia mengkhawatirkan keadaan sahabatnya. Sebenarnya, dia tidak tahu persis apa masalah Mirae, tapi firasatnya mengatakan bahwa Mirae sangat frustasi sekarang.

"Aku tidak mengerti maksudmu, Mirae-ya. Ceritakanlah dari awal." ucap Jin Hee mengabaikan pertanyaan Mirae.

Mirae yang selesai meneguk habis soju pun segera meletakkan gelasnya. Dia mengambil sumpit lalu menusuk telur gulung yang ada di piring.

"Dulu, saat SMA, aku punya teman dekat laki - laki. Namanya Kang Minhyuk. Aku sudah berteman dengannya sejak SMP. Bahkan, kami sudah menganggap satu sama lain sebagai saudara. Temanku ini tinggal sendirian di Busan karena orang tua dan adiknya tinggal di Amerika. Dia tidak mau ikut ke Amerika karena dia tidak suka dengan pergaulan disana,"

Mirae memberikan jeda di ucapannya dengan meneguk lagi soju di gelasnya hingga habis.

"Saat akhir tahun, kami melakukan darmawisata ke Seoul untuk mengunjungi Namsan Tower. Ketika itu, aku, Minhyuk dan Taehyung sedang duduk di salah satu taman setelah turun dari menara itu. Karena udara dingin, Minhyuk memutuskan untuk membeli kopi di seberang jalan. Aku dan Taehyung hanya menunggunya di taman. Ketika dia akan menyebrang jalan, Minhyuk ditabrak oleh mobil karena tidak memerhatikan lampu penyebrangan,"

Mirae kembali menarik napas panjang lalu menghembuskan dengan kasar sebelum melanjutkan percakapannya. Jin Hee hanya memerhatikan ucapan Mirae dengan seksama.

"Aku dan Taehyung langsung berlari menghampirinya. Aku sangat ingat wajahnya saat itu. Darah mengucur dari kepala dan sekujur tubuhnya. Aku merasa ingin menangis saat itu juga. Namun, begitu melihat Minhyuk tersenyum padaku sambil menahan rasa sakitnya, aku pun menahan tangisanku. Dan kau tahu apa lagi yang terjadi selanjutnya?"

Mirae berhenti lagi menunggu jawaban dari Jin Hee yang hanya bergeming.

"Dia menggerakkan mulutnya dan berkata padaku, "Jagalah adikku."  Saat itu, aku hanya bisa mengangguk. Setelah melihatku mengangguk, Minhyuk langsung menghembuskan napas terakhir. Aku dan Taehyung langsung menangis sambil memeluknya."

Mirae berhenti sejenak dan tanpa ia sadari, air matanya sudah jatuh ke pipinya. Mula-mulanya dia hanya terisak kecil. Namun, lama kelamaan isakannya itu berubah jadi tangisan yang besar. Jin Hee yang melihat hal itu langsung berdiri dan duduk di samping Mirae sambil memeluknya. Dia berusaha menenangkan sahabatnya itu. Dia tahu bagaimana rasanya mengingat masa lalu yang menyakitkan.

"Aku.... baru tahu... kalau adik dari.... Minhyuk itu... adalah Youngjae, murid yang sangat.... aku benci, Jin Hee-ya." ucap Mirae di sela - sela tangisannya.

Jin Hee mengerti sekarang. Alasan kenapa Mirae sangat frustasi. Alasan kenapa Mirae sangat kesal dan marah. Di satu sisi, Jin Hee yakin kalau Mirae mempunyai tanggung jawab tentang anak itu. Tapi, di sisi lain, Jin Hee tahu kalau Mirae belum bisa menerima kenyataan bahwa adik Minhyuk adalah Youngjae.

"Ini bukan salahmu, Mirae-ya. Kau hanya perlu menjaga dan melindunginya. Jika dia tidak mau diperhatikan olehmu, itu berarti kesalahan terletak pada anak itu. Seseorang tidak bisa mengubah orang lain kecuali orang itu memang ikhlas untuk diajak berubah," ucap Jin Hee sambil terus mengelus punggung Mirae.

Once AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang