Tidak ada pengorbanan yang sia-sia. Hanya sudut pandang kita saja yang membuatnya berbeda.
Mirae POV
Saat ini, aku sedang bersantai di ruang tengah apartemen Jin Hee sambil menonton drama. Tangan kananku berisi snack dan tangan kiriku berisi buku yang aku pelajari sebelum melakukan wawancara dengan pihak kampus Seoul National University.
Jam menunjukkan pukul 07.30 PM ketika bel pintu apartemen Jin Hee berbunyi. Tanpa pikir panjang, aku langsung beranjak dari dudukku dan berjalan menuju pintu. Tanpa melihat siapa yang ada di luar melalui intercom, aku langsung membuka pintu dan saat itu juga, aku merasa badanku menegang. Napasku tercekat. Detak jantungku langsung bertambah cepat. Keringat dingin mulai mengucur ketika melihat sosok pria yang berdiri di depanku sambil tersenyum.
Senyuman kotak itu masih sama. Dia masih sama. Tidak ada yang berubah dari dirinya.
"Annyeong. Oraenmaniya, Rae-ya." (Halo. It's been a long time)
Pria itu tersenyum. Senyumannya lebih lebar dari yang tadi. Tangannya terangkat dan melambai ke arahku.
Aku berusaha sekuat mungkin menahan air mata yang sudah di ujung ini. Menatapnya seperti ini, membuatku-ani, rasa rinduku seakan menguap begitu saja. Melihatnya tersenyum selebar itu membuatku menggerakkan bibirku hingga membentuk sebuah lengkungan.
Tes.
Setetes air mata jatuh ke pipiku seiring dengan senyumanku yang semakin melebar. Aku tidak tahu apa-apa lagi hingga ada sepasang tangan besar menangkup badan mungilku. Membawanya ke dalam sebuah dekapan hangat yang sudah aku rindukan selama dua tahun terakhir ini.
"Tae."
Aku hanya dapat menggumamkan kata itu dengan lirih di sela-sela pelukannya. Dia mengelus punggungku lembut. Gerakan yang aku rindukan selama ini.
Tanganku yang tergeletak di samping langsung bergerak memeluk tubuhnya yang entah sejak kapan, jadi semakin berotot ini. Aku menenggelamkan kepalaku ke dalam dadanya dan menghirup aroma tubuhnya.
"Kau masih ingin seperti ini di luar? Tidak enak kalau tetangga melihat kita seperti ini. Nanti aku dikira seperti lelaki brengsek yang membuat wanita menangis."
Dia berkata dengan nada bercanda yang membuatku langsung memukul dadanya, melepas pelukannya lalu berbalik masuk ke dalam apartemen Jin Hee tanpa memerdulikannya.
Aku dapat mendengar dia tertawa dan suara pintu yang tertutup. Aku hanya diam sambil sesekali tersenyum dan berjalan menuju dapur.
-------------
Author POV
Taehyung berjalan memasuki apartemen Jin Hee, meletakkan tas yang dibawanya di meja depan TV, lalu menuju dapur menyusul Mirae.
Pria itu tersenyum ketika melihat Mirae sedang sibuk menyalakan kompor untuk merebus air dan meletakkan dua gelas di pantry, memasukkan bubuk cokelat lalu menuangkan air panas ke dalamnya dan terakhir mengaduknya dengan sendok kecil.
Mirae berbalik sambil membawa dua gelas itu melewati Taehyung yang sedang tersenyum menatapnya.
"Kenapa? Kau marah?" tanya Taehyung sambil berjalan menghampiri Mirae yang sedang sibuk membereskan meja di depan TV.
Mirae hanya diam lalu duduk sambil mengambil salah satu gelas dan meminumnya.
Taehyung terkekeh kecil lalu duduk di samping Mirae sambil terus memerhatikan wajah gadis itu.
"Kau merusak suasana." ucap Mirae tanpa mengalihkan pandangannya dari layar TV.
"Aku kan hanya tidak ingin dilihat oleh orang lain," Taehyung mengacak rambut Mirae. "Bagaimana kalau kita ulangi lagi disini?" lanjutnya sambil memutar badan Mirae hingga menghadap Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
FanfictionKim Taehyung tidak pernah berniat meninggalkan gadis itu. Tidak pernah sekalipun. Namun, karena keadaan memaksanya membuat Taehyung tidak dapat melakukan apapun selain meninggalkannya. Dapatkah Taehyung bertemu kembali dengan harapannya?