10

36 10 0
                                    

Kehadiranmu ternyata mempengaruhi sistem kerja tubuhku.

Youngjae membuka matanya perlahan begitu merasakan sinar matahari yang mulai masuk ke dalam kamarnya. Dia mengerang kecil lalu mengerjapkan matanya sambil menguap dan mengumpulkan kesadarannya.

Begitu kesadarannya sudah terisi, dia pun segera bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju jendela. Dia menyibakkan tirai dan seketika cahaya matahari langsung masuk memenuhi apartemennya.

Setelah itu, dia membalikkan badannya dan berjalan menuju kamar mandi. Langkahnya terhenti begitu mengingat kembali ucapan gurunya minggu lalu.

Ya, seminggu setelah kejadian di atap sekolah, Youngjae memutuskan untuk menghindari guru bahasa Inggrisnya itu. Bahkan, dia akan selalu pergi ketika kelas bahasa Inggris akan dimulai.

Bukan tanpa alasan dia melakukan ini semua. Dia hanya terkejut dengan pengakuan gurunya itu. Dia masih belum percaya kalau gurunya itu adalah teman masa kecil kakaknya. Dia masih belum yakin dengan kenyataan bahwa kakaknya menitipkan dia kepada Han Mirae.

Mungkin hal ini terdengar berlebihan, tapi Youngjae yakin kalau dia sebenarnya...

Tidak mengharapkan itu.

Dia tidak berharap ada seseorang yang menjaganya. Dia tidak berharap ada seseorang yang mengatur hidupnya. Dan satu lagi, dia tidak berharap kalau orang yang bertanggung jawab atas dia adalah orang yang dia suka. Bukan, tapi orang yang dia cintai.

Ini mungkin terdengar gila. Tapi, memang beginilah kenyataannya. Dia memang menaruh hati kepada gurunya yang satu itu sejak pertama kali dia menginjakkan kakinya di Seoul. Gurunya itu adalah orang pertama yang dapat membuatnya tertarik saat pertama kali bertemu. Walaupun pertemuan itu hanyalah pertemuan singkat.

#Flashback on

Youngjae melangkahkan kakinya memasuki sebuah cafe di daerah Gangnam. Hari ini adalah hari pertamanya tinggal di Seoul setelah menghabiskan sepuluh tahun di Amerika. Sebenarnya, dia sangat merindukan Korea ketika di Amerika. Namun, kematian kakaknya yang mendadak itu membuatnya mengurungkan niat untuk kembali ke Seoul. Apalagi, orang tuanya yang masih sibuk di Amerika.

Namun, ketika dia membuka album-album kenangannya di Korea, seketika dia jadi rindu dengan Korea. Dia jadi bertekad untuk kembali ke Korea dan menetap disana. Menemukan alasan tepat yang mendasari kakaknya, Kang Minhyuk lebih memilih Korea ketimbang Amerika.

"Permisi, Anda ingin pesan apa?" ucap salah satu pelayan yang berhasil memecahkan lamunan Youngjae.

"Ah... Aku pesan 1 iced Americano." ucapnya sambil mendongakkan kepalanya menatap pelayan wanita di hadapannya.

"Apakah ada tambahan lagi?" tanya si pelayan lagi yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Youngjae.

"Baiklah. Kalau begitu, saya permisi dulu. Terima kasih."

Pelayan itu membungkukkan badannya sebelum pergi meninggalkan Youngjae.

Youngjae kembali diam lalu mulai memutuskan untuk melihat-lihat ke sekeliling cafe. Dia merasa nyaman berada di cafe yang bernuansa kayu ini. Pandangannya terhenti ketika melihat seorang wanita sedang sibuk dengan laptopnya di ujung ruangan.

Tidak ada yang istimewa dari wanita itu. Dia hanya menggunakan celana jeans yang dipadu dengan atasan putih tanpa lengan dan jaket jeans. Rambutnya diikat sembarang ke atas sehingga ada beberapa anak rambut yang terlepas.

Pandangannya tidak terlepas dari wanita itu. Setiap gerak-geriknya berhasil menarik perhatian Youngjae.

Dia tidak tahu alasan pasti kenapa matanya tidak mau menatap ke arah lain. Tapi, dia akui bahwa dirinya merasa tertarik. Tidak, dia bukan hanya tertarik pada wanita itu, tapi dia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan wanita itu. Wanita asing yang baru pertama kali ditemuinya tapi berhasil mengalihkan dunianya.

Once AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang