Orang-orang sudah mendukung kita. Apalagi yang kau butuhkan sekarang?
"Kau ingin apa?" tanya Jin Hee sambil menatap sekilas Mirae lalu kembali memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"Aku akan tes wawancara disini. Dua minggu yang lalu, pihak Seoul National University meneleponku dan bilang kalau aku ditawari sebagai asisten dosen disana," Mirae menatap sekilas Jin Hee lalu meneguk americano. "Kalau kerjaku bagus, aku akan diangkat menjadi dosen disana. Keren kan?" lanjut Mirae sambil meletakkan kembali cup itu ke meja.
Jin Hee mengangguk. Dia masih sibuk mengaduk makanannya tanpa repot-repot mengangkat wajahnya. Mirae pun menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap kosong langit-langit cafe.
"Bagaimana kabarnya, Hee-ya?"
Jin Hee mengangkat wajahnya dan terdapat kerutan di dahinya.
"Siapa? Taehyung?"Mirae mengangguk lemah. Pandangannya tidak lepas dari langit-langit berwarna putih cafe itu. Tatapannya masih kosong dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.
"Kenapa tidak tanya sendiri ke orangnya?"
Bukannya menjawab, Jin Hee malah balik bertanya. Membuat Mirae mendengus kesal lalu menatapnya dengan sinis.
"Aku tidak punya nyali yang besar untuk bertemu dengannya. Jangan meledekku, Hee-ya."
Jin Hee terkekeh kecil sedangkan Mirae hanya memutar bola matanya dan mendengus kesal. Sahabatnya yang satu itu benar-benar suka menguji kesabarannya.
Suasana menjadi hening setelah itu. Mirae yang asyik dengan pikirannya dan Jin Hee yang masih asyik dengan makanan di hadapannya.
"Bagaimana kehidupanmu selama di London?" tanya Jin Hee sambil mengangkat kepalanya menatap Mirae dan mengunyah makanan di dalam mulutnya.
"Ya seperti di Korea. Hanya saja, aku lebih sering menghabiskan waktuku di perpustakaan dan taman kota. Disana lebih teratur dibanding Seoul. Makanannya juga enak. Ya hanya seperti itu saja. Hanya berbeda tempat."
Mirae mengangkat bahunya di akhir ucapannya.
Jin Hee mengangguk lalu kepalanya kembali tegak setelah Mirae memanggil namanya sambil menjentikkan jarinya.
"Apa?" tanya Jin Hee malas.
"Bagaimana hubunganmu dengan Mark-ssi?"
Mirae berkata dengan matanya yang berbinar menatap Jin Hee.
Jin Hee terlihat menghembuskan napasnya lega.
"Kukira apa," Jin Hee berdecak meremehkan. "Baik-baik saja. Lebih baik dibandingkan dengan hubunganmu dan Taehyung-ssi."
Jin Hee terkekeh sedangkan Mirae berdecih sambil menatap sahabatnya itu sinis.
"Kalian sudah pacaran?" tanya Mirae penasaran.
Jin Hee mengangkat bahunya acuh.
"Aku tidak tahu apakah aku dan Mark itu pacaran. Dia pernah menyatakan perasaannya tapi tidak memintaku untuk menjadi pacarnya. Jadi, ya seperti ini saja," Jin Hee termenung sesaat. "Lagipula aku lebih senang seperti ini. Menjalani hubungan yang tidak jelas tapi membuatku nyaman. Terkadang, aku juga ingin merasakan bagaimana ditembak seseorang, tapi sepertinya Mark tidak memiliki pemikiran itu. Dia hanya bilang kalau aku dan dia sama-sama nyaman, itu berarti tidak ada yang perlu diperjelas. Aku tidak mengerti maksudnya. Tapi, ya sudahlah." lanjutnya.
"Itu berarti kalian pacaran, bodoh." ucap Mirae tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Jin Hee.
"Tapi dia tidak pernah menembakku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
FanfictionKim Taehyung tidak pernah berniat meninggalkan gadis itu. Tidak pernah sekalipun. Namun, karena keadaan memaksanya membuat Taehyung tidak dapat melakukan apapun selain meninggalkannya. Dapatkah Taehyung bertemu kembali dengan harapannya?