Semua akan indah pada waktunya.
Mirae berjalan memasuki sebuah rumah sakit di kawasan Gangnam. Dia melangkahkan kakinya menuju resepsionis.
"Annyeong. Jiae-ya, Jin Hee ada di ruangannya kan?" tanya Mirae begitu sampai di meja resepsionis.
Orang yang dipanggil Jiae itu pun langsung mengangkat kepalanya dan menatap Mirae.
"Eoh. Annyeong, eonni. Jin Hee eonni ada di ruangannya kok." ucapnya sambil tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Geurae. Nan galkkeyo." (Baiklah. Aku pergi dulu) ucap Mirae sambil membalas senyuman Jiae dan berjalan menjauh dari meja resepsionis.
Bunyi sepatu high heels-nya yang bergesekan dengan lantai rumah sakit menggema di seluruh lorong. Sesekali, dia menyapa dan tersenyum kepada suster atau dokter yang lewat.
Walaupun bukan seorang dokter atau orang yang bekerja di rumah sakit ini, Mirae bisa dibilang orang yang cukup dikenal. Bagaimana tidak? Dia adalah salah satu sahabat dari dokter muda berprestasi. Siapa lagi kalau bukan Song Jin Hee.
Langkahnya terhenti di depan sebuah ruangan dengan pintu berwarna putih. Di kanan pintu tersebut, terdapat jendela yang ditutupi oleh tirai berwarna biru dari dalam.
Dia menggerakkan tangannya untuk mengetuk pintu itu sebelum masuk.
"Masuk." ucap suara dari dalam ruangan.
Tanpa pikir panjang, Mirae pun segera membuka pintu itu dan masuk ke dalam ruangan. Dia melihat sahabatnya masih asyik dengan tumpuka kertas di mejanya tanpa menghiraukan kehadiran Mirae.
"Omo, omo. Uri Jin Hee-ya, kau sangat sibuk, eoh? Bahkan kedatangan sahabatmu ini, sama sekali tidak disambut." ucap Mirae dengan nada kesal yang dibuat-buat.
Dia menarik kursi di depan meja Jin Hee lalu menjatuhlan dirinya disana.
Jin Hee mengangkat kepalanya dari tumpukan kertas sambil melihat wanita yang baru saja duduk di hadapannya. Dia hanya terkekeh begitu melihat raut wajah kesal Mirae lalu kembali fokus kepada kertas-kertas yang ada di mejanya.
"Tumben kau kesini. Ada apa?" tanya Jin Hee tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas tersebut.
Mirae mengalihkan pandangannya dari sekeliling ruangan Jin Hee menjadi menatap wanita itu.
"Aku ingin mengajakmu makan siang. Kau tahu kan kalau aku tidak punya teman untuk diajak bicara?" jawabnya dengan nada memelas.
Jin Hee mendengus lalu kembali mengeluarkan suaranya.
"Memangnya kemana si Taehyung-mu itu?" tanyanya lagi.
Mirae menghembuskan napas kasar lalu menatap kosong lantai ruangan Jin Hee."Dia ada jadwal siang ini." balasnya dengan nada kecewa.
Jin Hee mengernyitkan dahinya sambil menatap bingung sahabatnya itu.
Ada apa dengan dia? Kenapa kecewa sekali ketika tahu Taehyung tidak bisa menemaninya makan siang? Lagipula tadi dia juga tidak marah ketika aku memanggil Taehyung dengan sebutan Taehyung-mu.
Pikiran itu yang berkelebat di kepalanya ketika mengetahui ada keanehan dan perubahan yang terjadi di dalam diri Mirae.
Jin Hee tahu pasti kalau Mirae sebenarnya berharap lebih kepada Taehyung. Namun, sahabatnya itu juga masih belum yakin sepenuhnya atas perasaannya.
Oh, ayolah. Dia sudah berteman-ani-bersahabat dengan Mirae selama enam tahun. Dia tahu bagaimana Mirae. Dia sangat tahu perubahan sifat dan sikap Mirae jika ada yang aneh di dalam dirinya. Dan sekarang, Jin Hee sudah mulai merasakan perubahan itu. Satu lagi, Jin Hee harus menyiapkan dirinya dengan matang untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada Mirae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
FanfictionKim Taehyung tidak pernah berniat meninggalkan gadis itu. Tidak pernah sekalipun. Namun, karena keadaan memaksanya membuat Taehyung tidak dapat melakukan apapun selain meninggalkannya. Dapatkah Taehyung bertemu kembali dengan harapannya?