"Alexander Dè Marco, let me reminds you. Karyawan kamu semuanya menye—" perkataannya berhenti saat melihat Alexander Dè Marco sedang memangku wanita yang membelakanginya, "Auch, sepertinya aku datang di saat yang sangat tepat." Kaneysa tersenyum sinis saat melihat wanita yang berada di pangkuan Alexander Dè Marco berdiri dan menghadapnya.
"You making out with your future sister in law, what a beautiful day!" Kaneysa berjalan mendekati Alexander dan Julianne yang menatapnya. Ia memasang wajah senangnya dan memberikan dokumen yang sudah di tolak Alexander berkali-kali.
"Seperti biasa. I'll asking you to sign our contract, Mr. Dè Marco."
"Dan biarkan aku mengingatkan kamu, itu adalah kontrak kamu, bukan kita. Dan seperti biasa, aku akan menolak kerja sama perusahaanku dan kamu. Silakan keluar dari kantorku,"
"Aku sangat penasaran, bagaimana reaksi Patrick Dè Marco saat mengetahui calon istrinya bercumbu dengan adiknya sendiri," Kaneysa mengangkat dagunya, kali ini ia tidak akan kalah dari Alexander. Ia akan membuat Alexander menandatangani kontrak kerja mereka.
"Kamu mengancam aku?"
"Tentu saja tidak. It's useless, just sign the contract then. Dan aku akan mengunci mulutku rapat-rapat tentang kalian yang baru saja aku lihat,"
"Sign the contract, Alex!" Sahut Julianne. Ia harus membuat gadis di hadapannya menutup mulut dan merahasiakan apa yang sudah ia lakukan bersama Alexander.
"Ya. Sign the contract, Alex." Ejek Kaneysa. Dia ingin tertawa saat melihat ekspresi Julianne dan Alexander yang tidak bisa berbuat apapun. "Ah, aku akan bekerja sama dengan Patrick Dè Marco saja, sepertinya kamu sangat keras kepala, Alexander."
"Apa yang kamu tunggu, Alexander? Tanda tangani sekarang!" Julianne tentu takut jika wanita di hadapannya itu memberitahu tentang dirinya dan Alexander kepada Patrick.
"Julianne, aku harus bicara dengannya. Berdua."
"Silakan keluar, Julianne Dè Marco. Suamimu membutuhkan aku untuk bicara dengannya," Kaneysa menahan tawanya dengan menjahili Julianne yang sudah terlihat marah padanya. "Oh, maksud aku adalah bicara dengan adik ipar kamu. Maafkan aku, Julianne."
"Apa mau kamu, Gherald?" Alexander manatap Kaneysa. Tatapan tajam milik Alxander membuat Kaneysa sedikit takut untuk menatapnya lebih lama. Alex memiliki aura dingin dan kuat di sekitarnya, membuat Kaneysa tidak nyaman.
"Sign the contract, Alexander. Itu mau aku,"
"Kalau aku tidak mau?"
Kaneysa menyipitkan kedua matanya, "Aku akan bekerjasama dengan Patrick Dè Marco. In fact, aku memang ingin bekerja sama dengan Patrick tetapi ia cukup jauh dari tempatku berada saat ini. Dan karena kamu menjalankan bisnis yang sama dengan Patrick, aku memilih untuk menjadikan kamu partner-ku."
"Aku akan mempermudah. Aku akan menelepon Patrick sekarang, dan meminta kakakku untuk bekerja sama denganmu."
"Then, i'll tell him that you and his fiance have afair behind him. Mungki Patrick akan berterima kasih padaku, kemudian melamarku. Such a fairytale, at least I'm better than his fiance,"
"Aku akan menandatanganinya. Itu mau kamu, bukan? Besok aku akan mengirimnya ke meja kamu, Chief Executive."
"Well done, Alexander," Kaneysa mengulurkan tangannya sebagai tanda mereka telah bekerja sama, tetapi Alexander mengabaikan uluran tangannya dan membaca point-point yang berada di dalam dokumen kontrak mereka, "Senang kita bisa bekerjasama akhirnya," Kaneysa beranjak, meninggalkan kantor dan gedung Marc & Co.
...
"Apa yang sudah kamu lakukan, Kaneysa? Papa tidak akan percaya begitu saja, saat Alexander Dè Marco sudah menolak kamu puluhan kali,"
"I'll correct you. Alexander tidak menolak aku, dia menolak kerjasama kita dan itu adalah dua hal yang berbeda. Jangan menyamakannya, karena aku tidak mau terlibat apapun dengan pria itu."
"Kamu akan melibatkan diri kamu dan Alexander begitu ia menandatangani kerjasama kita, Kaneysa. Kamu adalah Chief Executive-ku dan akan mengerjakan proyek ini bersamanya,"
"Papa!" Kaneysa menatap Carter Gherald kesal. Yang ia tahu, Carter hanya memintanya untuk mengajak Marc & Co. Untuk bekerja sama dengan Gherald Groups dalam pembangunan pusat perbelanjaan. Ia tidak tahu, akan mengerjakan proyek ini juga. "You lie to me!"
"No, I didn't. Memang sudah seharusnya kamu yang melakukannya Kaneysa,"
"Pa, aku adalah Chief Executive dan aku sangat-sangat sibuk. Apa Papa tidak mengerti?"
"Dan Papa adalah Chairman, Kaneysa. Sampai kapan Papa harus menuruti semua perkataan kamu? Papa lebih sangat-sangat sibuk dari kamu." Carter keluar dari ruangan Kaneysa. Membiarkan putri pertamanya kesal.
"Jika dari awal aku tahu aku yang akan memegang proyek ini, aku akan memilih kerjasama dengan Patrick Dè Marco yang berada di Moskow saat ini."
Kaneysa memulai bermonolog karena sangat kesal dengan Carter dan Alexander tanpa sadar ia membicarakan Alexander dan Patrick.
"Patrick is all gentleman and Alexander such a coward. Alexander bahkan berani bermain dengan Julianne di belakang Patrick, kakaknya sendiri. Ia sudah sangat gila, Julianne juga. Mereka berdua pasti sudah gila." Kaneysa menggelengkan kepalanya memikirkan tingkah laku Alexander dan Julianne, "Dear Patrick, you better with me."
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Reach Everything Possible | #GHERALDSERIES
Romance𝗡𝗲𝘄 𝗩𝗲𝗿𝘀𝗶𝗼𝗻 Kaneysa harus terjebak dengan Alexander Dè Marco dalam project perusahaan. Ia melarikan diri karena tidak tahan dengan sikap Alexander yang selalu membuatnya kesal. Tapi, Ia juga melarikan diri dengan membawa anak Alexander D...