"Bu Kaneysa, apa Anda baik-baik saja?" Sudah dua minggu Laura melihat Kaneysa yang agak kurusan. Ia khawatir pada kandungan Kaneysa. "Bu Kaneysa, saya akan telepon Pak Alex, ya."
"Jangan, Laura. Aku tidak mau Alexander salah paham, ia akan berpikir aku merindukannya." Kenyataannya, Kaneysa memang merindukan Alexander.
"Bukankah memang begitu? Bu Kaneysa merindukan Pak Alexander sampai membuat Bu Kaneysa memakai jasnya terus." Ujar Laura
"Aku kedinginan, Laura. Makannya aku memakai jas Alexander." Kaneysa mengambil susu hamil yang di berikan oleh Laura dan meminumnya, "Arabelle sudah tidur?"
"Belum. Nona Arabelle sedang menelepon Pak Alexander." Setelah menghabiskan susu hamil, Kaneysa melepaskan jas Alexander dan berjalan menuju kamar Arabelle.
Ia juga ingin melihat Alexander.
"Hei, ayo tidur." Kaneysa mendekati Arabelle dan duduk di sebelahnya, "Apa yang kamu lakukan? Ini sudah malam, kamu harus tidur."
"Mama, aku sedang berbicara dengan Papa. Papa akan pulang dua minggu lagi," Arabelle menunjukkan layar ponselnya yang memperlihatkan wajah Alexander.
"Please give your phone to your mom, i wanna talk to her." Arabelle memberikan ponselnya pada Kaneysa. "Kenapa kamu menolak semua telepon dariku, Kaneysa?" Tanya Alex
"Aku tidak mau berbicara dengan kamu." Kaneysa mengarahkan kamera ke arah lain. "I wanna see you, comeone Kaneysa." Alexander meminta Kaneysa untuk mengarahkan kamera pada wajahnya, "Please,"
Kaneysa menghela nafasnya dan mengarahkan kamera pada wajahnya, "Are you oke? Kamu terlihat lebih kurus dan sangat pucat. Kamu sakit? Kamu membuat aku khawatir, Kaneysa."
"Don't be, Alex. Aku baik-baik saja," Kaneysa menghela nafasnya lagi, "Ini sudah malam, aku dan Arabelle akan tidur."
"Biar aku temani sampai kalian tidur,"
"Kamu hanya akan mengganggu aku dan Arabelle." Kaneysa mematikan sambungan telepon dan meminta Laura mengambil jas Alexander. "Mau tidur bersama Mama?" Arabelle mengangguk, ia sudah lama tidak tidur dengan Kaneysa.
Kaneysa membawa Arabelle ke kamarnya. Sebelum tidur, Kaneysa memakai jas Alexander. "Kenapa Mama terus menggunakan jas Papa? Mama merindukan Papa?"
"Ya, Mama merindukan Papa." Ucap Kaneysa. Ia sangat merindukan Alexander, sangat. "Sekarang, tidurlah."
Hampir setiap malam selama dua minggu terakhir, Kaneysa selalu sulit tidur karena perasaan aneh yang ia miliki. Ia ingin Alexander berada disini, ia hanya memiliki jas Alexander yang mempunyai aroma pria itu. Tapi itu tidak cukup, ia ingin Alexander datang dan tidur bersamanya.
Kaneysa menghela nafasnya sesekali, "Kenapa kamu sangat manja?" Kaneysa berbicara pada bayingnya, ia mengusap perutnya pelan, "Kakak kamu tidak semanja ini saat aku hamil. Kenapa kamu ingin sekali dekat dengan Alexander."
"Berhentilah membuat aku merindukan Alexander. Aku akan sangat senang kalau kamu menuruti aku, baby. Kamu adalah bayiku yang sangat pintar,"
...
Hari ini, Kaneysa memutuskan untuk tidak bekerja. Kesehatannya sedang tidak baik, ia tidak mau terjadi yang buruk pada dirinya dan juga kandungannya. Ia akan beristirahat seharian di apartemen bersama Arabelle dan Laura.
"Sudah saatnya Bu Kaneysa memberitahu Pak Alex tentang kehamilan, Ibu. Pak Alexander akan segera pulang jika tahu Bu Kaneysa sedang mengandung anaknya."
"Aku tidak mau membuat Alexander khawatir. Dia sedang bekerja di Jepang, aku hanya akan mengganggunya."
Laura mengambil cemilan untuk Kaneysa, "Makanlah. Bu Kaneysa terlihat sangat kurus," Kaneysa tertawa, "Apa aku sekurus itu, Laura?" Laura mengangguk. "Sangat kurus. Makanlah makanan yang bergizi dan jangan tidur larut malam. Bu Kaneysa selalu demam dan tidak bisa tidur, hubungi Pak Alex jika perlu.."
"Demamku tidak ada hubungannya dengan Alexander. Berhentilah menyuruh aku untuk menemui dan menghubunginya." Kaneysa memperhatikan Arabelle yang sedang bermain boneka di karpet.
Bel apartemennya berbunyi, Arabelle begitu semangat untuk melihat siapa yang dagang. Arabelle selalu menunggu Alexander datang ke apartemennya. "Mama, Grandpa dataang!"
"Papa?" Kaneysa menatap Carter yang berjalan mendekat dan memeluknya, "Aku dengar kamu sakit. Sakit apa?" Carter dan Kaneysa duduk di sofa bersama Arabelle yang duduk di pangkuan Carter.
"Mama merindukan Papa, Grandpa. Papa tidak bisa pulang karena banyak pekerjaan, jadi aku dan Mama menunggu Papa pulang setiap hari." Ucap Arabelle. Ia menatap Carter dan Kaneysa.
Carter tertawa dan menatap Kaneysa. "Kamu tidak menghubungi Alexander dan memberitahunya, bukan?" Kaneysa mengangguk dan menghembuskan nafasnya. "Arabelle hanya berbicara asal saja, aku tidak mungkin merindukan Alexander."
"Mama yang bilang padaku tadi malam sebelum tidur. Aku juga sudah memberitahu Papa dan Papa akan pulang besok." Kaneysa memejamkan mata dan memijat pelipisnya, "Apa yang sudah kamu lakukan Arabelle."
"Ini," Carter memberikan 3 tiket liburan ke Jepang untuk Kaneysa, Arabelle, dan Laura. "Saat Alexander pulang besok, kamu masih bisa menghindarinya dengan menggunakan tiketku. Kamu tidak mau bertemu Alexander, bukan?"
Kaneysa mengambil tiket itu, "Jepang?"
"Ya, kamu bisa menghabiskan waktu kamu di Jepang selama seminggu. Cukup untuk menghindari Alexander," Carter tahu apa yang di rencanakan oleh Kaneysa. Putrinya itu, selalu menghindari Alexander tanpa alasan.
"Kapan kita berangkat, Mama?"
"Sore ini,"
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Reach Everything Possible | #GHERALDSERIES
Romance𝗡𝗲𝘄 𝗩𝗲𝗿𝘀𝗶𝗼𝗻 Kaneysa harus terjebak dengan Alexander Dè Marco dalam project perusahaan. Ia melarikan diri karena tidak tahan dengan sikap Alexander yang selalu membuatnya kesal. Tapi, Ia juga melarikan diri dengan membawa anak Alexander D...