CHAPTER - 04

11.5K 690 8
                                    

Saat makan siang tiba, Kaneysa sudah berada di restoran Jepang bersama Carter. Rapat proyeknya bersama Alexander berakhir tidak menyenangkan. Kaneysa kembali ke perusahaannya dengan perasaan kesal pada Alexander. "Kalau begitu, berhenti membuat Alexander kesal, Neys."

"Aku? Sangat jelas Alexander yang menyebalkan. Pa, aku masih sangat muda tetapi Alexander sering membuatku emosi bahkan hanya dengan melihat wajahnya. Aku akan cepat tua,"

Carter menatap Putri sulungnya, "Masalah ini ada pada kamu, Neys. Kamu membencinya. I guess you hate him for no reason, right?"

"Aku tidak membencinya, never. Hanya saja Alex sangat menyebalkan. Pa, Alexander ingin aku mengubah hampir dari semua perjanjian yang ada di kontrak dan dia meminta aku untuk memberikan salinannya pada dia besok." Ucap Kaneysa.

"It's better you working on it now, sweety. Kamu tidak perlu terjaga sampai malam untuk mengerjakannya,"

"Papa berfikir aku akan mengganti perjanjiannya? Tentu saja tidak! Aku tidak akan mengubahnya dan tidak peduli dengan Alexander Dè Marco." Aku tidak akan menuruti perkataan Alexander, aku adalah Chief Executive. Apa yang aku putuskan sudah benar.

"Kaneysa look, kerjasama perusahaan akan berjalan jika keduanya menyepakati perjanjian yang sudah tertulis di dokumen maupun perjanjian tak tertulis." Carter berucap setelah menyelesaikan makan siangnya. "Kamu dan Alexander harus memiliki setidaknya kesepakatan yang sama maka kerjasama ini akan berjalan."

Kaneysa menghela nafasnya dan menatap Carter, "Aku sudah membuat kesepakatan dan perjanjian yang sudah sangat masuk akal. Alexander Dè Marco adalah pria yang tidak masuk akal, that's why he's not agree with that."

Carter menatap Kaneysa, "Masuk akal menurut kamu, Neys. Papa tidak mau perjanjian ini batal hanya karena kalian sangat keras kepala. Dengarkan pendapat satu sama lain,"

"Alexander tidak pernah mau mendengarkan aku, dia hanya ingin aku yang mendengarkan dia. Aku rasa kontraknya lebih baik berakhir, karena aku sama sekali tidak cocok bekerja sama dengan Alexander."

"Pembangunan pusat perbelanjaan akan dimulai minggu depan, kamu harus menyelesaikannya bersama Alexander minggu ini. Kamu akan menemui Alexander setelah makan siang, bukan? You should go now, Sweety, atau kamu akan terlambat." Kata Carter. Ia menyadari tatapan marah dari putrinya, ia jelas sangat tahu jika Kaneysa tidak begitu menyukai Alexander.

Tapi Kaneysa harus memisahkan perasaannya dengan profesionalitasnya. Pekerjaan tidak bisa diikutsertakan dalam pekerjaan. Setidaknya Carter berharap Kaneysa bisa melihat itu.

...

Alex melepas kacamata bacanya saat Kaneysa memasuki kantornya, "Apa lagi, Gherald? Aku banyak pekerjaan tidak punya waktu untuk bertengkar dengan kamu yang bodoh,"

"Bodoh? Aku datang untuk apa mau kamu dalam proyek ini? Dan aku tidak bodoh, kamu yang bodoh." Kaneysa duduk berhadapan dengan Alexander dan memberikan dokumennya, "Mana yang ingin kamu ubah? Maksud aku, mana dari perjanjian ini yang tidak masuk akal."

"Letakkan saja, aku akan membaca," Kaneysa menyipitkan matanya, "Kamu harus membacanya sekarang. Pembangunan proyek ini akan segera berlangsung, setidaknya sampai aku dan kamu menyetujui poin-poin yang ada di kontrak,"

"Ya, Gherald. Aku akan membacanya, tapi tidak sekarang." Ucap Alexander tanpa melihat Kaneysa, ia masih sibuk dengan berkas-berkas yang baru saja diberikan oleh Tony— Sekretarisnya.

Kaneysa menatap Alexander dan menyadari ada yang berbeda dari pria itu. Sebelum makan siang, Alexander sangat rapi dan sekarang pria itu terlihat berantakan. Rambutnya yang tidak tertata rapi, jasnya yang tidak di kancingi dan dua kancing teratas kemejanya terbuka.

Membuat Alexander sangat ... omg, he's hot. Dada bidang dan rambut berantakan, Kaneysa ingin menyentuh dan astaga, Kaneysa! Apa yang kamu pikirkan, dasar bodoh, gerutu Kaneysa didalam hati.

"Sepertinya kamu sangat menikmati makan siang kamu," Alexander mendongak dan menatap Kaneysa, ia mengeluarkan smirknya. "Mau makan siang denganku, Gherald?"

"Oh, no. Aku lebih baik makan siang sendiri daripada bersama kamu. Menjijikkan," cibir Kaneysa. Ia memutuskan untuk pergi sari kantor Alexander karena menurutnya sudah tidak ada perlu dibahas lagi, "Aku akan menunggu berkasnya besok, Alexander dan kamu harus merapikan diri kamu sebelum bertemu aku. Tidak pantas untuk dilihat, olehku dan partner kerja kamu yang lain,"

...

Reach Everything Possible | #GHERALDSERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang