CHAPTER - 19

7.4K 483 4
                                    

Malam ini Arabelle meminta untuk tidur bersama Kaneysa. Arabelle tidak mau tidur sendiri bahkan meminta Kaneysa untuk mengizinkan Candy tidur bersama dengannya di kamar Kaneysa. Dan sebagai Ibunya, Kaneysa tahu jika ada sesuatu yang Arabelle sembunyikan darinya karena gadis kecil terlihat murung setelah pulang dari jalan-jalannya bersama Derion.

Kaneysa masuk ke dalam selimut, Arabelle sudah berbaring disana dengan boneka kelincinya. Ia menarik Arabelle dan memeluknya, "Arabelle, kamu kenapa? Kamu terlihat sedih setelah pulang bersama Om Derion." Ujar Kaneysa setelah memeluk Arabelle dan menatapnya.

"Mama, apa itu Istri?" Tanya Arabelle tiba-tiba.

"Kenapa kamu menanyakan itu?" Tanya Kaneysa. Ia merasa sangat aneh karena Arabelle mengetahui kata itu. "Hanya ingin tahu," jawab Arabelle

"Wanita dan Pria yang saling menyayangi akan menikah dan setelah menikah mereka akan menjadi suami dan istri."

"Apa Mama dan Papa menikah? Mama adalah istri Papa, kan?" Kaneysa tertawa. Dia mengelus rambut hitam pekat dan panjang milik Arabelle. "Tidak. Aku dan Papamu tidak menikah. Tapi kami sangat menyayangi kamu. Kalian—Arabelle dan Aurelia. adalah satu-satunya yang membuat kami bahagia dengan kehidupan ini." Ujar Kaneysa.

"Setelah menikah, apakah mereka akan terus bersama?"

"Ya. Mereka akan terus bersama sampai kematian memisahkan mereka berdua. Mereka akan hidup bahagia bersama,"

"Apa Papa akan melupakan aku dan Mama setelah menikah?"

"..."

"Arabelle—"

Arabelle mengeluarkan airmatanya. Ia sangat sedih karena Roseline adalah calon istri Alexander dan akan membuat Alexander melupakan mereka—Arabelle dan Kaneysa. "Tadi siang aku bertemu Papa dan Tante Roseline. Tante Roseline bilang, dia adalah calon istri Papa. Apa Papa akan melupakan aku, Mama, dan Candy?"

Kaneysa mengeratkan pelukannya dan mengusap punggung Arabelle, "Papa tidak akan melupakan kamu, Arabelle. He loves you so much, don't ever think that he would forget you."

"Mama bilang, suami danistri akan hidup bersama. Aku dan Papa bukan suami istri, Papa akan melupakan aku dan Mama." Kata Arabelle, gadis kecil itu masih meneteskan air matanya.

Kaneysa tertawa mendengar perkataan Arabelle. "Kamu dan Papa tidak bisa menjadi suami istri, karena kamu adalah anak Papa dan Mama. You has his eyes, lips, and hair. You just .. like him. Tidak ada alasan Papa tidak menyayangi kamu, karena kamu memiliki darahnya juga. You're his treasure, Arabelle."

"Tapi aku tidak suka Papa dengan Tante Roseline, Ma. I just don't like her.."

"It's oke. But from now, learn to like her. She's your mother either,"

"Aku tidak mau."

Kaneysa mengangguk, "Caroline ada disini, lho. Dia baru saja datang saat kamu mengurung diri di kamarku setelah mandi. She's asking you and missed you so bad,"

Arabelle menghapus air matanya dan berkata, "Caroline? Aku sudah lama tidak bertemu dengan Caroline, aku sangat sedih saat Caroline tidak bisa ikut dengan kita tinggal di Indonesia."

"Saat ini, Caroline sedang berjalan-jalan ke Indonesia dan merindukan kita dan akan bermalam disini untuk beberapa hari sampai ia melanjutkan perjalanannya lagi," ujar Kaneysa.

Kaneysa menghapus jejak airmata Arabelle dan membenarkan posisi tidur Arabelle, "Ini sudah malam, Arabelle harus tidur." Kaneysa mengecup pipi dan kening Arabelle, "Selamat tidur, sayang."

"Selamat tidur, Mama."

...

"Arabelle, Mama dan Laura harus pergi keluar sebentar karena ada urusan. Om Derion akan datang hari ini, aku dan Laura juga tidak akan lama. Be nice to Caroline, understand?" Arabelle mengangguk. Dia menggendong Candy yang memakai dua jepitan biru seperti biasa.

"Ya, aku janji!" Arabelle masuk bersama Caroline setelah mengantar Kaneysa dan Laura. "Caroline, aku ingin makan sandwich, sudah lama aku tidak makan sandwich buatanmu!"

Caroline tersenyum dan mengelus rambut Arabelle, "Tentu saja, Nona. Apa Candy juga suka sandwich buatanku?" Arabelle mengangguk antusias, "Tentu saja. Aku dan Candy selalu berbagi Caroline, pasti Candy juga menyukai sandwichmu." Arabelle duduk di meja makan bersama Candy, menunggu Caroline selesai membuat Sandwich.

"Setelah dari Indonesia, kamu akan pergi kemana lagi?" Tanya Arabelle. Ia memperhatikan Caroline yang sibuk, "Masih belum tahu, Nona. Banyak sekali tujuan yang ingin saya kunjungi, tapi masih bingung sehabis ini saya ingin kemana."

"Pergilah ke tempat yang sangat ingin kamu kunjungi, Caroline."

"Saya tidak bisa menentukannya, terlalu banyak Nona." Arabelle tertawa. "Aku ingin ikut bersamamu. Aku ingin kamu mengajak aku, Mama, dan Laura. Aku sangat bahagia saat kita berkumpul seperti dulu di Boston," Caroline membawa dua Sandwich untuk Candy dan Arabelle. Wanita itu menatap Arabelle dengan mata yang berkaca-kaca.

"Apa Nona menyayangi saya?"

"Tentu saja!" Arabelle sangat bersemangat menjawab pertanyaan Caroline, "Aku lebih dulu kenal kamu. Kamu selalu menjaga aku dan Aurelia, kami sangat menyayangi kamu, Caroline."

Caroline menangis mendengar perkataan Arabelle. Perkataannya membuat Caroline terharu karena di sangat disayang oleh anak dari majikannya. Arabelle dan Aurelia adalah anak yang ia susui saat mengetahui Kaneysa tidak menyusui mereka. Caroline menawarkan diri karena ia juga pernah memiliki anak.

Arabelle memasang wajah marah dan tegas, ia berkata pada Caroline, "Caroline, aku tidak mengizinkan kamu untuk menangis. Aku tidak suka kamu menangis seperti itu. Aku dan Candy mau makan sandiwch, tau." Caroline tertawa.

"Makanlah, Nona."

...

Reach Everything Possible | #GHERALDSERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang